Jimin mengerti maksud Chanyeol agar mereka berdua pergi sendiri untuk menyusul Rose di Busan. Sementara Namjoon bersama bibi Minah kebingungan di rumah. Jimin beralasan akan meminta bantuan Junsu, jadi ia meminta izin pergi pada bibi Minah dan Namjoon.
Sebenarnya Jimin sangat tidak ingin berbohong pada Namjoon yang ingin segera menemukan Rose itu, tapi Jimin rasa bukan ide bagus juga jika Namjoon ikut dan nanti malah membuat situasinya semakin rumit. Namjoon tidak akan memikirkan Jihyo sama sekali. Ia akan melakukan apapun untuk menolong Rose.
Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam, ketika Jimin menjemput Chanyeol di restoran yang tidak jauh dari apartemennya. Bagian ketika Chanyeol yang melihat sekeliling sebelum masuk ke dalam mobil benar-benar seperti adegan dalam film mata-mata, pikir Jimin. Dan sekarang mereka berdua sedang bersiap-siap untuk menolong tokoh utama wanita dalam film mata-matanya.
"Kenapa kau diam saja?" heran Chanyeol, memberikan segelas kopi hangat untuk Jimin.
"Ah, maaf" Jimin segera menarik persneling mobilnya, kemudian menancap gas menjalankan lagi mobilnya. Dalam perjalanan Jimin meminum kopi yang diberikan Chanyeol, kemudian meletakannya di dashbor mobil, agar tidak mengganggunya saat menyetir. "Kenapa kau menyuruhku menjemputmu disana? Kenapa kau tidak menungguku di basement apartemen saja?" tanya Jimin, tapi tetap fokus kedepan.
Chanyeol mengeluarkan benda yang sama sekali tidak disangka oleh Jimin. Itu adalah pistol biasa, yang kamar pelurunya menyatu dengan laras. Jenis Glock-17 buatan Austria dan bisa digunakan siapa saja yang memiliki lisensi menembak. Ada dua buah Glock-17 ditangan Chanyeol sekarang.
"Da-darimana kau mendapatkan itu?!" pekik Jimin, hampir saja menabrak motor yang ada didepannya. "Dan lagi apa kita memang membutuhkan benda seperti itu? Apa kau ingin membunuh Park Jihyo?" Jimin masih histeris.
"Jangan bodoh. Ini hanya untuk jaga-jaga." Ujar Chanyeol pasrah. "Seharusnya benda ini tidak asing untukmu kan?" Chanyeol sudah menyelipkan pistolnya pada celana bagian belakangnya, dan memberikan yang satunya pada Jimin.
Jimin mengambilnya dengan sebelah tangan, karena tangan lainnya masih harus fokus mengemudi. Chanyeol dapat melihat tatapan sedih Jimin ketika harus terpaksa memegang benda yang pernah hampir membunuh kakak perempuannya itu. "Kau tidak bermaksud mempermainkankukan?" tanya Jimin, akhirnya menyelipkan pistol itu di balik kemeja hitamnya.
"Kau bisa tidak menggunakannya jika kau tidak mau." Chanyeol mengingatkan.
Jimin tidak bisa mengelak, karena jika memang situasi tidak terduga terjadi pistol ini sangat dibutuhkan. "Hei, darimana kau mendapatkan ini?" Jimin masih penasaran.
"Jooheon" jawab Chanyeol datar. "Dia tahu banyak hal, kau ingat?"
"Ah~ benar juga. Tidak aneh kalau kau mendapatkan ini darinya."
* * *
Perjalanan dari Seoul menuju Busan terpaksa harus Chanyeol dan Jimin tempuh menggunakan mobil dengan menyetir bergantian keduanya tidak bisa naik kereta, karena pistol yang mereka bawa. Jimin sangat yakin benda itu tidak akan lolos pemeriksaan dan akan menambah masalah baru untuk mereka.
Jimin cukup menikmati perjalanan panjang itu karena Chanyeol mendapat giliran menyetir berikutnya ketika mereka sudah memasuki Busan menuju daerah perumahan mewah yang menampilkan hamparan rumput, langit dan lautan yang luas. Pemandangan itu sangat indah saat Jimin melihatnya tanpa harus menyetir karena tangan dan kakinya sudah terasa sangat kaku. Matahari pagi yang menembus kaca mobil, terlalu menyilaukan Jimin saat baru saja membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You & Me / Her!? (COMPLETE)
Fanfictionfanfic ini inspired by SBS Gayo Daejun 2016, performance by Chanyeol, Rose & Jihyo^^ Main Cast : Rose [ BLACKPINK ] Chanyeol [ EXO ] Jihyo [ TWICE ] Jimin [ BTS ] Other Cast : Namjoon/Rapmonster [ BTS ] Jooheon [ Monsta X ] Sungjae [ BTOB ] Hani [ E...