Bab 2 - First Meet

3K 274 5
                                    

Chanyeol perlu mengunyah sepuluh permen mint untuk menghilangkan bau alkohol dari mulutnya, dalam perjalanan menuju sekolah. Rose masih memberikan lima permen untuk Chanyeol kunyah saat keduanya sudah hampir sampai ke gerbang sekolah.

"Hentikan. Aku sudah lelah mengunyah." keluh Chanyeol, ketika mulutnya masih berusaha menghabiskan tiga permen dalam mulutnya.

"Kurasa aku harus menguncimu didalam kamar malam ini."

"Aku tidak akan keluar malam ini," Chanyeol meyakinkan, selain memikirkan bau mulutnya. Chanyeol juga masih belum bisa mengusir sakit kepalanya karena terlalu banyak minum.

"Siapa yang mau kau kunci, Rose?" tanya Namjoon yang sudah merangkul Chanyeol dari belakang.

"Aaah~ hyung jangan tiba-tiba datang begitu" keluh Chanyeol, yang terkejut dan kepalanya semakin sakit.

Namjoon langsung menutup mulutnya. "Kau minum? Mulutmu bau alkohol" keluh Namnjoom dari balik mulutnya.

"Ssssttt...." Chanyeol mendesis dan memberi tanda dengan jarinya, agar Namjoon tidak bisa keras-keras. "....aku hanya terlalu banyak minum, kau jangan bicara terlalu keras hyung. Kalau Yoo-saem mendengarnya. Tamat riwayatku." Bisik Chanyeol pelan, saat melihat Yoo-saem, pria paruh baya yang memiliki tubuh ramping, tidak terlalu tinggi dengan wajah tenang dan ramah tapi sebenarnya akan menjadi sangat mengerikan jika bertemu dengan siswa-siswa merepotkan yang akan menambah pekerjaannya.

Pagi itu Yoo-saem sudah berdiri di pintu gerbang sekolah seperti biasa, memeriksa beberapa siswa. Kebanyakan ia hanya memprotes beberapa seragam yang tidak dipakai dengan benar.

Akan tetapi kasusnya akan berbeda ketika ia berhadapan dengan Chanyeol, Jooheon, Sungjae dan Jimin. Bukan berarti Chanyeol dan tiga teman-teman dekatnya itu adalah pembuat masalah, tapi karena mereka adalah anak-anak orang penting yang dititipkan di salah satu sekolah elit terbaik Korea. Jadi apapun yang berhubungan dengan mereka berempat akan langsung memperngaruhi reputasi sekolah.

"Sepertinya Yoo-saem tidak seperti biasanya." celetuk Rose yang masih berjalan berdampingan dengan Chanyeol dan Namjoon.

Namjoon dan Chanyeol bersamaan menyipitkan mata untuk memperhatikan.

"Kurasa kau benar" Chanyeol menyetujui.

"Apa jangan-jangan dia bertengkar lagi dengan istrinya?" curiga Namjoon.

"Oppa! kau ini terlalu banyak bergosip" keluh Rose seraya menatap Namjoon curiga.

"Hei, aku tidak bergosip, aku punya buk-"

Chanyeol segera menutup mulut Namjoon, "Hyung, kita bisa berdebat setelah masuk. Ayo" ajak Chanyeol. "Kau juga jangan mulai berdebat dengan Namjoon-hyung" kata Chanyeol pada Rose.

"Kenapa? Namjoon-oppa memang harus sering diingatkan agar tidak menyebarkan banyak gosip-"

BRUK....

Saat sibuk berdebat dengan Chanyeol, Rose tidak sengaja menabrak anak perempuan yang juga sibuk menunduk dengan telepon genggamnya. Sampai akhirnya telepon genggamnya jatuh.

Adegan mengejutkan itu sempat terhenti beberapa detik karena Rose dan anak perempuan itu sama-sama terkejut. "Ma-maafkan aku" Rose yang bereaksi lebih dulu, memungut telepon genggam anak perempuan itu. Rose mengusap-usap telepon genggam anak itu, untuk menghilangkan debunya, tapi sayangnya bukan itu masalahnya karena telepon genggamnya mati. "Sepertinya aku tidak sengaja merusaknya" sesal Rose.

Anak perempuan yang memakai seragam yang sama dengan Rose itu terlihat masih cukup terkejut tapi berusaha mengendalikan diri, mungkin agar tidak marah, pikir Rose. "Tidak apa-apa" katanya kemudian tersenyum. "Aku juga salah karena terus menunduk dan tidak melihat jalan" katanya.

"Tapi tetap saja handphonemu rusak karena menabrakku, aku jadi tidak enak. Kau dari kelas berapa? Setelah pulang sekolah nanti aku akan mengantarmu memperbaiki handphonemu dan membayar semua biaya kerusakannya" ujar Rose.

"Ah~ tidak usah aku-"

"Lebih baik kau menerima tawarannya," celetuk Chanyeol, yang tadi terlihat buru-buru sekarang jadi terlihat lebih tenang, atau berusaha tenang. "Dia tidak akan membiarkanmu mengatakan tidak." Chanyeol menunjuk Rose, karena sudah sangat hafal dengan sifat keras kepala Rose, apalagi kalau sudah berhubungan dengan orang lain.

Anak perempuan itu pun terlihat, tidak menemukan alasan lain untuk menolak jadi akhirnya ia mengangguk kemudian mengulurkan tangannya pada Rose. "Namaku Park Jihyo, kelas 3-2." Katanya.

"Rose, namaku Roseanne Park, kelas 3-5. Kau bisa memanggilku Rose." Rose balas menjabat tangan Jihyo. 


continued....

semoga pada suka^^

ditunggu kritik, saran & votenya^^

You & Me / Her!? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang