Ini adalah hal paling mengerikan dan menyebalkan yang pernah Jimin alami dalam hidupnya. Tangan Jimin sudah tidak kuat lagi menahan bobot tubuhnya sendiri, bahkan kakinya sudah hampir terpeleset beberapa kali. Ini benar-benar gila?! Pikir Jimin berusaha mengatur nafasnya. Sekarang ia sedang berdiri disisi luar jendela ruang kerja ayah Rose yang tidak memiliki balkon.
Lebih tepatnya Jimin berada dibawah jendela ruang kerja ayah Rose. Kedua tangannya bergelantungan dipinjakan yang ada dibawah jendela. Jimin tidak takut ketinggian, tapi jika harus berada diluar jendela lantai 16 gedung apartemen sambil bergelantungan tanpa alat pengaman, maka ia akan dengan sangat yakin kalau ia akan segera menderita fobia ketinggian.
Jimin beberapa kali melihat kebawah dan itu adalah ide buruk. Detak jantungnya jadi lebih cepat melihat ketinggiann tempatnya berada saat ini. Jimin harus melakukan sesuatu, tidak ada jalan lain selain mengetuk jendela yang ada didepannya saat ini dengan kakinya.
Dengan susah payah Jimin mengayunkan kakinya agar bisa mengetuk jendela yang tertutup tirai biru gelap itu. Ia tidak peduli dengan apa yang ada disana, ia hanya ingin segera keluar dari situasi ini dan segera menolong Rose, Namjoon, bibi Minah dan Jihyo yang masih disekap oleh pria-pria berjas hitam yang datang secara membabi-buta itu.
20 Menit yang lalu (Jimin).
BRUAK.....
Beberapa pria berjas hitam, berkaca mata menerobos masuk dengan menodongkan senjata layaknya polisi, yang menerobos untuk menangkap gembong penjahat di tempat persembunyiaannya.
Rose, Jihyo dan bibi Minah berada lebih dekat dengan pintu masuk, jadi para pria bersenjata itu, bisa langsung menahan ketiganya. Rose, Jihyo dan bibi Minah satu persatu mengangkat tangan atas perintah pria yang penampilannya sangat mencolok dengan kepala botak dengan tato pisau dibelakang kepalanya.
Jimin bermaksud melakukan sesuatu dengan pistol yang sebelumnya ia dapatkan dari Chanyaol, tapi Namjoon dengan cepat mendorong Jimin masuk kembali ke dalam ruang kerja ayah Rose dan berkata :
"Selamatkan kami"
Sebelum Namjoon menutup pintu ruang kerja itu dan menyerahkan dirinya sendiri.
Sekali Jimin dihadapkan dengan situasi yang tidak terduga dan harus melakukan hal gila agar bisa kabur dari sergapan pria-pria bersenjata itu.
Jimin tahu ia tidak akan punya kesempatan melawan para pria itu hanya dengan satu pistol, jadi satu-satunya harapannya saat ini adalah segera menemukan Chanyeol karena Jimin sendiri dapat langsung menebak otak dibalik penyergapan ini.
Chanyeol gagal menjebak ibunya.
Saat masih berada di rumah peristirahatan di Busan, Chanyeol sendiri yang mengatakan kalau ia akan mengurus sendiri semuanya, tapi melihat situasi tidak terduga saat ini dapat Jimin simpulkan kalau rencana Chanyeol itu gagal.
Jimin terus berusaha mengetuk jendela apartemen itu dengan kaki sebelah kirinya, itu adalah kakinya yang paling kuat. "Ah! Sial!" umpat. "Seseorang....tolonglah...." pegangan tangan Jimin semakin lemah, ketika disaat yang bersamaan ia juga harus terus menendang ke jendela.
Tidak lama, akhirnya tirai biru itu terbuka. Seorang anak laki-laki berusia sekitar enam tahun menatap Jimin dengan heran. Ia memakai kacamata yang cukup tebal untuk anak kecil seusianya, pikir Jimin walaupun bukan disaat yang tepat. "Tolong buka jendela...tolong aku...." kata Jimin berusaha tenang, terburu-buru pada anak kecil adalah ide buruk saat mengingat keponakannya Manse.
Sejurus kemudian ada anak lain yang usia sama dan memiliki wajah yang sama juga, hanya saja anak yang ini memiliki pipi tembeb. Mereka kembar. Dari luar Jimin bisa membaca gerakan bibir anak tembeb itu, ia bertanya pada saudaranya, "Siapa itu?"sambil menunjuk Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
You & Me / Her!? (COMPLETE)
Fanfictionfanfic ini inspired by SBS Gayo Daejun 2016, performance by Chanyeol, Rose & Jihyo^^ Main Cast : Rose [ BLACKPINK ] Chanyeol [ EXO ] Jihyo [ TWICE ] Jimin [ BTS ] Other Cast : Namjoon/Rapmonster [ BTS ] Jooheon [ Monsta X ] Sungjae [ BTOB ] Hani [ E...