Megan
________
Aku membuang batang rokokku yang hampir habis kedalam tempat sampah. Lalu kulihat iPhone ku menyala dan siapa lagi jika bukan "Justin" yang selalu menggangguku setiap hari.
Justin?: wyd?
Megan: smoking
Justin?: hei stop smoking!
Megan: watever
Justin?: smoking is not good for your health
Megan: kalau mau ceramah jangan disini
Justin?: I'm serious, please stop smoking karena nanti paru2 mu akan terkena masalah, meg
Megan: fuck off
Justin?: meg listen to me
Justin?: stop smoking, please
Justin?: karena aku peduli denganmuAku memutar kedua bola mataku tak peduli dengan ocehan "Justin", bisa-bisanya dia memintaku untuk berhenti merokok padahal dia sendiri seorang perokok. Aneh.
Kejadian kemarin masih lah terngiang dibenakku, saat aku mulai membahas Justin dan Jason marah padaku. Kita saling berteriak dan menghina satu sama lain. Sampai-sampai kita tidak jadi mengerjakan tugas kelompok karena aku langsung pulang saat Jason membentakku dan memanggilku "bitch".
Aku benar-benar tidak tahu bagaimana jalan pikiran kedua saudara kembar tersebut. Si Justin yang tiba-tiba menghilang dariku dan kini kembali dengan sejuta pesan aneh darinya. Kemudian si Jason, yang bertingkah tak peduli dengan apa yang terjadi dengan saudaranya.
"My life is suck" batinku berjalan menuju rumah Jason. Saat dia menawariku untuk menjemputku, aku langsung menolaknya dengan mentah-mentah. Marah, kesal, jengkel dan dendam itu adalah urusan pribadi. Tetapi tugas kelompok sejarah adalah tugas bersama. Dan aku tak menyangka aku masih harus mengerjakannya disaat seperti ini.
"Jas?" Panggilku saat aku masuk kedalam rumahnya. Kulihat dia sudah duduk di sofa putih di ruang tengah.
"Meg, kau sudah datang" ujarnya kaku.
"Hm ya" balasku tak kalah kaku.
Kita berdua pun segera keatas kamarnya dan fokus untuk mengerjakan tugas. Tapi nyatanya, sepanjang waktu kita malah bermain dengan handphone kita masing-masing.
Justin?: ok I'm sorry
Sebuah pesan masuk dari "Justin" dan aku pun segera membalasnya.
Megan: for wut?
Balasku yang langsung disusul dengan suara pesan masuk di iPhone Jason. Setelah dia selesai mengetik pesan, sebuah pesan langsung masuk di iPhone ku. Kejadian ini terus berulang, membuatku merasa keanehan.
Justin?: memaksamu untuk berhenti merokok
Megan: seharusnya kau minta maaf untuk kesalahan terbesarmu, bukan untuk hal sepele seperti ini
Justin?: I'm sorry for my biggest mistake then
Megan: apa itu?
Justin?: meninggalkanmu.
Darah mengalir lambat ditubuhku, nafasku mulai terasa sesak saat Justin bilang kesalahan terbesarnya adalah meninggalkanku. Apa dia serius dengan perkataannya tadi?
Aku harus segera keluar dari kamar ini sebelum aku menangis didepan Jason. Dia bisa menghinaku lagi. Dan aku tak mau hal itu terjadi. Sudah cukup hatiku terluka dengan kejadian kemarin.
"Mau kemana?!" Teriak Jason saat aku langsung keluar dari kamarnya.
"Smoking!" Jawabku asal.
Dengan cepat dan keras Jason kembali meneriakiku.
"Stop smoking!"
✨fast apdet biar cepet end lol
Hmm mencurigakan...

KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker 2 ft. bieber
Fanfiction[COMPLETED] {sequel of STALKER} [Indonesia-English] Justin - i love you and i will love you until i die, and if there's life after that, I'll love you then.