Megan
________
Semua orang memakai pakaian bewarna hitam, termasuk juga aku. Pagi ini aku akan datang ke pemakaman Justin bersama dengan ayahku. Entah setan apa yang telah merasukinya, tetapi dia begitu peduli padaku. Bahkan dia menenangkanku saat aku terus menangisi Justin hingga aku pingsan.
Kulihat ada ibu dan ayah Justin, kemudian ada Jason tepat disampingnya. Calum, Michael dan Luke pun tak ketinggalan. Dan diantara semua orang disini aku juga melihat Zayn diseberang sana. Aku tak ingat jika Justin saling kenal dengan sahabatku itu.
"Justin," belum-belum suaraku sudah pecah dan dengan sekuat tenaga aku menahan tangisku agar pidato perpisahanku dapat terdengar dengan jelas. "aku mengenalnya beberapa bulan yang lalu, belum ada satu tahun. Tapi dia begitu baik padaku dan dia juga menyayangiku. Dia sangat suka merokok sama sepertiku, tapi aku sama sekali tidak tahu jika dia memiliki penyakit itu. Jika saja aku tahu, maka aku akan melarangnya mati-matian untuk merokok. Dan kini, Justin akan selalu berada dihatiku. Selamanya dia ada disana, dibagian yang tidak bisa orang lihat tetapi bisa dirasakan. Kehangatannya akan tetap kita rasakan dan senyumnya yang manis akan tetap menemani kita. Kita mencintaimu. Aku mencintaimu"
Segera aku menyeka air mataku dan kembali duduk disamping ayahku. Dia merangkul pundakku dan aku pun menangis dipelukannya.
Pendeta membacakan kalimat dan doa yang tidak aku mengerti karena sepanjang waktu aku terus menangis. Dan tiba-tiba saja saat proses pemakaman berakhir, Jason memberiku sebuah kertas cokelat yang aku yakini adalah sebuah surat.
"Ini titipan dari Justin" ujarnya. Tetapi aku hanya diam mendengarnya.
Jason pun langsung menempatkannya ditanganku.
"kalau kamu masih kesal sama Justin, aku minta maaf atas nama dia" sahutnya dengan suara yang sedang kemudian langsung berpaling dari hadapanku. Dengan itu pun aku juga melangkah pergi darinya. Berharap surat ini tidak akan membuatku semakin sedih. Tapi bagaimana bisa jika semua yang berhubungan dengan Justin membuatku sakit.
Aku duduk ditepian tempat tidurku, masih belum mengganti bajuku karena warna hitam merupakan warna yang sesuai untukku hari ini. Kubuka surat dari Justin dan hanya melihat tulisan tangannya yang khas sudah mampu membuat hatiku pecah berkeping-keping. Tangisanku semakin pecah saat mau membacanya. Aku meringkuk ditempat tidurku dan aku tidak bisa mengontrol suara sesenggukan yang ikut keluar dari tenggorokanku. Aku malah menangis dan bukannya membaca surat terakhir dari Justin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker 2 ft. bieber
Fanfiction[COMPLETED] {sequel of STALKER} [Indonesia-English] Justin - i love you and i will love you until i die, and if there's life after that, I'll love you then.