20. disappointed

348 64 2
                                    

Megan

________

Baru beberapa teguk aku meminum caramel farppucinoku, tetapi aku memutuskan untuk langsung menemui Justin di rumah sakit saja. Berharap dia sedang dalam pemeriksaan dokter atau apalah. Tetapi saat aku membuka pintu kamarnya, malahan aku melihat Justin sedang asik menonton film bersama Calum, Michael dan juga Luke.

"Meg? Kok udah pulang?" Tanya Justin terkejut dengan kedatanganku.

"Oh pemeriksaan sama dokter Ambrose udah selesai ya?" Tanyaku sedikit kesal. Aku tahu pemeriksaan itu akan memakan waktu sekitar satu jam atau lebih, tetapi sejak Justin menelfonku tadi, ini masih 30 menit yang lalu.

"Meg?" Tanya Justin khawatir padaku. Dia mulai tampak gugup sekarang dan aku tahu dia sedang berbohong padaku.

"Pertama, kamu bilang udah dapet izin dari dokter terus tinggal rawat jalan aja," ujarku sambil menghitung kebohongan Justin dengan jariku. "Kedua, kamu ngajak aku ke Starbucks dan malah Jason yang dateng. Ketiga, kamu alasan ada pemeriksaan mendadak. Keempat, kamu nyuruh aku buat hangout bareng dia"

Justin hanya terdiam, lalu dia melihat Luke dan kawan-kawan yang masih mematung terpesona melihatku marah-marah.

"Meg, not here" pintanya.

"Biar aja mereka semua tahu rencana-rencana sialanmu itu, Just"

Justin menggelengkan kepalanya dan aku tidak peduli dengan seberapa kasar kalimat yang telah aku lontarkan padanya, karena aku rasa dia pantas mendapatkan semua itu. Dia telah mempermainkanku sejauh ini dengan semua rencana-rencannya yang diluar batas.

"Guys please, give us some minutes" pinta Justin pada-temannya. Dan mereka semua pun segera keluar dari kamar Justin.

Setelah memastikan mereka sudah berada diluar, Justin pun menuju kearahku dengan lengan yang terbuka. Aku tidak ingin pelukan, aku ingin penjelasan.

"Don't touch me!" Pekikku yang membuat Justin terkejut.

"Rencana apa lagi yang bakalan kamu buat kali ini? Udah cukup ya waktu Jason nyamar jadi kamu dan sekarang kamu mau aku deket sama dia. Tujuanmu apa?" marahku langsung to the point.

Lagi-lagi Justin hanya terdiam mendengarkan amarahku. Aku cepat-cepat menghapus sebulir air mataku yang jatuh sebelum semuanya terlambat dan menjadi aliran air mata yang deras.

"Kamu mau aku deket sama Jason? Emangnya aku barang yang bisa kamu pindahin dari kamu ke Jason gitu?"

"Meg aku-"

Belum sempat Justin menjawab aku sudah dapat menyimpulkan bagaimana pemikiran Justin terhadapku.

"Oh jadi selama ini kamu nganggep aku barang ya? You have me and then you push me away and right now when you're bored you want..." Suaraku bergetar pelan, ingin menangis. "Kamu mau ngebuang aku ke tangan Jason gitu?"

"bosan? What? Meg denger aku dulu" elak Justin dengan cepat.

Aku menatap ke mata Justin penuh dengan kekecewaan, lalu segera kuambil tasku—yang berisi baju untuk menginap disini dan menemani Justin—dengan kasar.

"Meg tunggu, bukan gitu," kurasakan genggaman erat ditangan kiriku."I know you mad but listen to me please"

Aku menatap tangannya yang menahanku, lalu perlahan ke wajahnya dan ke matanya yang sendu. Mata hazelnya yang biasanya bercahaya kini tampak semu.

"I'm not mad, Just. I just dissapointed"

Dengan itu, Justin pun melepaskanku.

Tinggal 2/3 part lagi dan end :-)))

Stalker 2 ft. bieberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang