11

5.5K 1K 88
                                    

Hari ke hari, jadwal kegiatan dan kesibukan gue pun akhirnya bertambah. Mengikuti keorganisasian ternyata membuat jam kosong yang tadinya banyak, menjadi sedikit. Yang awalnya gue malas banget kalau jam kosongnya banyak karena bosan menunggu, sekarang malah menjadi rindu saat-saat di mana gue memiliki berjam-jam waktu gabut. Gabut bermanfaat yang bisa gue pergunakan untuk duduk di bawah pohon rindang sambil menikmati kakak-kakak tingkat berjaket himpunan lewat.

Namun, semenjak kaderisasi UKM Band dimulai, jam kosong itu pun dipergunakan untuk mengerjakan tugas yang diberikan kakak-kakak pengkader. Para calon anggota UKM Band mendapatkan tugas mewawancarai beberapa kakak senior di band untuk melengkapi buku angkatan.

Jadilah gue dan beberapa anak berburu kakak-kakak UKM Band di kampus. Mulai dari janjian di kantin, janjian sepulang kuliah, sampai katanya ada yang janjian nonton dan makan bareng sehabis kuliah. Entah itu cuma modus si kakak tingkat atau memang proses kaderisasi sering membuat beberapa orang terlibat cinta lokasi.

Gue, Mark, Joyceline, dan Dion (mereka berdua teman baru gue di unit) sudah membuat multichat berempat. Jadi, kami akan mewawancarai kakak-kakak band bersama. Kalau salah satu dari kami berhasil membuat janji wawancara dengan kakaknya, kami bisa berbagi sehingga meringankan tugas.

Sembako kali dibagi-bagi.

Dan hari ini katanya Teh Joyie sudah membuat janji dengan salah satu kakak unitnya. Cowok berwajah manis yang minggu lalu gue lihat di sekretariat waktu kumpul perdana para calon anggota. Setelah diberitahu si Teteh, barulah gue kenal kalau nama kakak itu Kak Deka.

Kakaknya manis pakai banget. Apalagi kata Teh Joyie, kakak itu termasuk vokalis utama di UKM Band. Pantas aja suaranya minggu lalu melengking manggil Kak Busung karena gue telat. Pasti dia bisa dengan mudah bernyanyi nada tinggi.

Sayangnya Kak Deka sudah ada yang punya. Dia Kak Yuanda Juani yang merupakan anak UKM Band juga. Biasa dipanggil Mamah Juju karena dia cewek paling galak di unit. Paling anti kalau sekretariat berantakan. Bisa pecah gendang telinga kalau Kak Juju sudah teriak. Cocok sama Kak Dekaㅡsama-sama toa, itu kata seorang wanita Joyceline ini yang di hari pertama kumpul unit sudah terkenal sebagai Ratu Gosip di angkatan gue.

Joyceline Camila dan Dion Yudhaㅡdipanggil Teh Joyie dan Dodoyㅡadalah soulmate sejati dari Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan. Fakultas yang isinya cewek-cewek pujaan pria. Saingannya Farmasi dan Bisnis & Manajemen di kampus gue. Lucunya, Teh Joyie dan Dodoy ini sama-sama anak gap year, jadinya mereka cepat akrab.

Dodoy gayanya parlente. Di saat mahasiswa cowok cuma memakai hoodie dan jeans, atau baju kaus, jaket dan jeans, Dodoy memakai kemeja safari, jeans, dan boots. Kadang dia memakai jaket parka dipadu celana chinos dan sepatu Wakai. Memang fashionable banget, gue dan Teh Joyie aja kalah.

Mata kuliah terakhir sudah selesai. Akhirnya gue bisa menghirup udara segar setelah dijejal oleh rangkaian soal Kalkulus. Gue paling nggak kuat kalau sudah menghadapi Kalkulus. Rasanya mau balik ke SD aja ketika soal Matematika masih sekadar, "Budi membeli 3 pulpen seharga 2500, cabe satu ons seharga 4000. Uang Budi 20.000, berapa kembalian yang Budi terima?"

Itu adalah masa-masa di mana Matematika menjadi pelajaran favorit gue.

Gue turun ke lantai satu, keluar Gedung Oktagon, lalu melakukan ritual wajib sehabis kuliah. Apalagi kalau bukan membeli Ultra Milk stroberi? Kali ini mesinnya baik-baik aja. Gue nggak harus mengelus-elus kaca mesin minuman lagi dan menjadi tontonan konyol gratis bagi mahasiswa-mahasiswa di sekitar.

Lagi pula kalau gue elus-elus sekarang, yang ada gue ditarik Mark balik sambil diomeli, "Ayo minum obat dulu."

Untung dia teman gue. Kalau nggak, sudah gue masukkan ke dalam karung dan gue kasih ke abang penjual barang bekas kiloan.

[1] STUNNING [New Version] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang