14

5.7K 991 324
                                    

Gue kira di dunia perkuliahan, gosip-gosip nggak jelas itu nggak akan laku. Nggak seperti di SMA yang akan langsung jadi bahan omongan satu angkatan hingga senior dan junior. Tapi ternyata di sini lebih buruk.

Sudah tiga minggu sejak terakhir kali Kak Jeka mengunggah foto gue di akun Instagram dia, tapi sampai detik ini masih ada notifikasi masuk ke gue dari komentar-komentar orang yang melihat foto tersebut. Gue pun menyadari ternyata kalimat yang pernah Kak Jeka ucapkan ke gue bulan lalu kalau dia benar-benar seterkenal itu nggak bohong, apalagi di antara fakultas-fakultas teknik.

Selama sebulan ini pula intensitas berkirim pesan gue dan Kak Jeka meningkat drastis. Dia sering mengajak gue makan siang bareng dengan alasan, "Lo belum pernah makan di Kantin Barat Laut, 'kan? Ayo sama gue, pasti lo segan kalau ke sana sendirian."

Padahal gue bisa aja minta ditemani Vernon yang notabene juga penghuni lingkungan Teknik. Namun, gue kerap menolak Kak Jeka dengan alasan mau makan bareng Mark dan lainnya atau mau ke perpustakaan mengerjakan soal tutorial. Kak Jeka juga beberapa kali menawarkan gue untuk pulang bareng, tapi nggak selalu gue terima. Sesekali aja.

Hari-hari di kampus gue pun semakin dipenuhi kelelahan. Lelah otak karena akademik, lelah kaki karena harus berpindah-pindah setiap jam mata kuliah berganti, lelah mata menahan kantuk, dan lelah tangan menulis catatan atau menyalin tugas.

Kalau Mama mendengar gue banyak mengeluh seperti ini, pasti sekarang Mama sudah minta izin ke Papa untuk pindah ke Bandung supaya bisa mengawasi gue. Sempat beberapa kali Mama mengomeli gue yang deadliner ini. Setelah gue curhat ke Teh Joyie tentang Mama yang terlalu mengawasi gue, dia bilang memang ada beberapa anak yang seperti itu, masih dipantau banget dengan orangtuanya karena kuliah di luar kota.

Awalnya gue nggak percaya dengan Teh Joyie. Mana ada anak yang sudah menjadi mahasiswa, yang secara nggak langsung dilepas mandiri masih harus menerima perhatian strict seperti itu dari orangtua? Apalagi si Teteh asli kota ini, dia tinggal bersama orangtuanya, jadi ucapan Teh Joyie nggak relate sama gue. Namun, setelah gue menceritakan hal tersebut ke Kak Jeka, ternyata dia juga sama.

Hari ini gue kuliah cuma sampai jam sebelas siang. Gue dan Egi berencana mau pergi nongki-nongki cantik. Setelah selesai menghadiri kelas Fisika Dasar, gue dan Egi bergegas menuju parkiran. Di tengah jalan, ponsel gue bergetar dan menampilkan pop up pesan.

"Gi, bentar! Berhenti dulu." Gue menarik lengan Egi untuk berhenti. "Pelembut pakaian ngechat gue."

"Ya elah!" Egi berdecak malas di samping gue karena tahu siapa softener itu. Pengirim pesan ini adalah Kak Jeka, dan Egi memberikan julukan tersebut karena, "Jago ngalus banget tuh kating. Udah mirip Softener So Klin."

"Lanjut jalan aja, tapi pelan-pelan." Gue mengikuti Egi dari belakang sambil membalas pesan Kak Jeka.

LINE
JEKA ALVARO

Jeka Alvaro
yeriana lagi dimana?

Yeriana K
di hatimu kak|
di hatimu k|
di hati|
di|

Yeriana K
otw main kak

Jeka Alvaro
sama si sipit itu?

Yeriana K
iya sama egi

Jeka Alvaro
emang mau kemana?

[1] STUNNING [New Version] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang