21

4K 869 132
                                    

"Lo nggak bohong, 'kan?" Teh Joyie mendadak heboh setelah gue berbicara. "Tunggu! Tunggu! Tung...gu." Kemudian memeriksa sesuatu di ponselnya.

Pinky biasa aja. Dia lebih memilih menikmati nasi merah dan nugget goreng yang dia bawa sendiri. Kami sedang di warung soto, makan siang sambil menunggu Dodoy selesai solat Jumat. Sedangkan Mark tadi pamit ke BEC untuk membeli charger laptop.

"Nggak ada, euy. Ini gue periksa checklist, nggak ada nama Jeka." Teh Joyie menunjukkan foto yang memuat daftar nama kating yang sudah diwawancarai ke-23 calon anggota UKM Band.

Gue menyeruput mie bihun soto, mengabaikan sejenak ucapan si Teteh. "Ya itu kata gue tadi, dia anak mamet. Wajar nggak pernah muncul kader."

"Kak Juju aja muncul. Bahkan dia meriksa tugas anak-anak." Pinky ikut menimpali, memberikan beberapa kali cegukan kenyang yang membuat Teh Joyie menepuk bahu cewek tersebut. "Hehe biasa, Teh."

"Kalau dia anak acara, kayaknya jadi tadis juga makanya sering muncul meriksain tugas," jelas gue lagi.

Teh Joyie dan Pinky terdiam sejenak, sedangkan gue kembali memeriksa ruang obrolan entah untuk yang keberapa kalinya. Gue bisa aja berinisiatif mengirim pesan lebih dulu ke Kak Jeka, sekadar basa-basi seperti biasa, tapi gue sudah gengsi duluan.

"Ky, lo nggak pernah dengar cerita tentang Jeka? Koko gebetan lo temennya dia, 'kan?" Teh Joyie kembali bertanya, membuat gue mengalihkan tatapan ke Pinky.

"Kak Winson? Ya kali kita berdua malah bahas Yeriana sama Kak Jeka. Hubungan-hubungan mereka, ya masalah mereka."

"Ky, lo ngomong seolah gue nggak ada di sini, ya." Gue memberikan senyum lebar ke Pinky, sedangkan tangan gue sudah mencubit pipi tembam cewek ini.

"Dih, sakit, Ri!" Pinky menepuk lengan gue. "Ya emang benar, 'kan? Gue nggak pernah nanya ke Kak Winson, dia cuma tahu lo sama Kak Jeka lagi dekat. Kak Bamantara sama Kak Deka tuh, sohib kental doi lo."

Teh Joyie pun lantas menepuk tangan dan berseru. "Eh, iya atuh ih. Mereka anak band oge. Tapi nggak pernah lihat gitu mereka bertiga keliaran bareng kalau lagi kader."

Gue melirik Teh Joyie dan Pinky bergantian. Lalu meneguk es teh gue yang sebenarnya tinggal es doang. "Soalnya Kak Bam sama Kak Deka pemateri, makanya yang kelihatan berdua doang. Lagian kita juga steril area sekretariat, jadi nggak pernah lihat wajah kakak-kakak yang jadi mamet."

Pinky mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tapi lucu aja, sih, anjir. Lo tahu bakal seunit sama Kak Jeka bukan dari dia, tapi dari nguping."

Gue memberikan tawa miris ke Pinky. Iya, lucu bagi dia, tapi nggak untuk gue.

"Lo beneran belum ada kontakan sama Jeka sama sekali? Marah banget pasti."

"Ya gitu," lirih gue nggak membalas tatapan Teh Joyie. "Sebenarnya gue nggak marah, cuma kesal aja kenapa gue jadi baper berlarut-larut gini."

***

Sore sehabis kelas, peserta kaderisasi UKM Band diminta berkumpul di selasar gedung Informatika. Setelah berpisah dengan Egi, gue dan Mark lekas pergi. Meski ini cuma forum dadakan, tetap aja nggak mau telat. Bukan karena takut dihukum, tapi gue malas kalau harus mengangkat tangan dan berteriak, "Interupsi mod, Yeriana FMIPA 2016 izin memasuki forum", lalu semua mata tertuju ke gue. Malas banget.

[1] STUNNING [New Version] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang