teks 19

77 3 0
                                    

BELA POV

tamparan pertama oleh vania
emang terasa sakit
tapi gue masih bisa nahan

tapi tamparan ke dua dan ketiga yang didaratkan dera dan stevi terasa kebas , panas dan perih di pipi gue

gue meringis kesakitan
gue ngrasain kalo pipi gue udah gak bernyawa saat ini juga

gue ngliat vania yang tersenyum jahat ke arah gue
dia maju satu langkah
vania mengangkat telapak tangannya ke udara

ok gue tau lo bakal nanpar gue
melebihi ke dua temen lo
gue hanya pasrah merasakan sakit di pipi gue

gue memejamkan mata
gue bahkan ingin menikmati bagaimana rasanya di pukul empat kali oleh orang yang berbeda

WOW

tanparan keempat yang gue tunggu gak dateng dateng juga

gue sempet berfikir apakah vania mau main petak umpet sama gue

"kevin" pekik vania

kevin
kenapa bawa bawa kevin segala
orang didisini gak ada kevin

karena gue penasaran
gue pun membuka mata

dan yang pertama kali gue lihat adalah kevin yang berdiri tepat di belakang vania
sambil menahan tangan vania yang tadinya ia siapin buat nampar gue

"jangan sentuh pacar gue" ucap kevin

gue sukses melongo di buatnya
kevin gilaaaa
dasar orang gilaaaaa

dia mengakui gue sebagai pacar untuk yang kedua kalinya
ok kev! lo udah bawa gue kelubang singa betina

dan gue harus waspada karena itu

kevin ngliat kearah gue dengan muka dingin
dia narik tangan gue lembut

dia sejajarin posisi berjalan gue sama dia
dia bukan lagi nyeret gue tapi menggenggam tangan gue

deg deg deg

jantung gue berpacu lebih cepat
gue sempat berfikir kalo gue habis ikut lomba lari dengan jarak 100 kilo meter

kita berjalan menyusuri beberapa kelas
banyak para siswi yang berdiri buat ngliat kita
dari jendela

eh bukan kita
maksud gue kevin
gue masih normal eww

tapi
lhoh kok belok sih,  bukannya kalo kejelas tu harusnya lurus
wah gak bener ni cowo
kayaknya ni anak kena amesia dadakan deh

"lhoh kok kita belok sih,,  kelas kita kan lurus" tanya gue pada kevin

"........" ish berasa ngomong sendiri deh gue

ok gue nurut
kepala gue rada pusing karena tamparan bertubi tubi tadi

"lhoh kok kita kesini sih"
tanya gue

kevin bawa gue ke uks
dia mau ngapain sih
emangnya dia sakit apa

"duduk"

"nggak"

"duduk"

"enggak bawel,," kata gue sambil berlari kecil menghindari kevin dan menuju pintu keluar

tapi tiba tiba

aaaaaaaa

gue jatuh...  tapi kok empuk sih
omgggg gue jatuh di pangkuan kevin

gue melihat ke arahnya
menatap mataanya
mata ku terpaku seperti ada gelombang palu yang memukulnya
bibir ku terasa kelu untuk menumpahkan kata kata
tubuh ku seakan terasa nyaman bersamanya
jantungku berdetak kecang setiap ku bersentuhan dengannya
semua yang terjadi berkaitan dengannya

matanya seakan menyerap seluruh energi ku untuk terdiam tak berkedip
sentuhannya membuatku terbuai oleh suasana
aromanya meluaskan rasa nyaman pada diri ku
kehangatannya mampu membekap suhu yang membalut di sekitar ku

ku melihatmu seperti malaikat tanpa sayap yang jatuh tepat di depanku
menarikku dalam sentuhan kenyal yang kurasakan di setiap kujur tubuhku
aku merasa ada sesuatu yang menggelitik di sekitarnya

ku rasa aku memang tak sempurna
tapi rasa tak sempurna ku telah kau tutupi dengan kedatangan dirimu yang melindungiku di setiap waktunya

gue bisa ngrasain nafas beraroma mint milik kevin
nafas nya sedikit memberontak
jarak diantara kita tak melebihi 10 centi

KEVIN POV

gue sempat terbuai oleh mata
hitam legam milik bela
cara dia pandang gue rada sedikit berbeda

gue membiarkan mata bela menatap gue
ber menit menit bela natap gue sampai tak berkedip

tangan gue yang tadinya gue lingkarkan di pinggang bela
beralih mengusap pipi merah darah yang gue rasa itu pasti panas

gue rasa pipinya sudah tak bernyawa
karena gue pegang pun tak ada respon dari sang pemilik

teringat gue yang mau ngobatin pipi dia
gue lalu berkata untuk menyadarkannya

"belum puas lihatinnya" kta gue sambil mengangkat sebelah alis gue
gue rasa dia udah mulai sadar

"ehh..  em.  , ish,,  minggir lo 
dasar cowo mesum.. cari kesempatan aja lo" kata nya sambil berdiri

gue pun ikut berdiri
gue berhadapan sama bela

bela mendongak karena tubuh gue yang lebih tinggi dari nya
tingginya bila berhadapan sama gue
adalah sedagu gue
kalian bisa bayangin kan

bela cewe yang cukup tinggi
tubuh membody seperti model
kulit putih hidung mancung
mata legam serta bibir tipis yang selalu gue nanti

gue mendekat ke arah telinganya
dan membisikkan sesuatu

"duduk, atau mau gue lajutin yang lebih panas dari yang tadi" kata gue

gue rasa bela bergidik ngeri sama apa yang gue omongin
buktinya setelah mendengar omongan gue dia langsung duduk
dengan kedua tangan yang dilipat di dada

gue lalu pergi ke tempat belakang
mengambil baskom handuk kecil serta air untuk mengompres pipinya yang kebas karena tamparan vania tadi

gue lalu duduk di samping bela dengan posisi yang menghadap ke arahnya

"gue gak suka penolakan,  atau lo mau gue lakuin melebihi panasnya matahari" kata gue sambil meremas handuk yang udah gue basahi dengan air

"ok fine" kata bela sambil menghadap kearah gue

gue lalu mengompres lukanya
ia meringis kesakitan

"erghhhhhh" ringisnya

gak terasa air matanya jatuh
apakah sesakit itu
sampai lo harus ngorbanin air yang selama ini lo jaga untuk gak tumpah

"apa sesakit itu" tanya gue sambil menghadap kearahnya
dia pun menghadap ke arah gue
bela jawab dengan anggukan

gue rasa memang parah
ditampar tiga kali dengan cukup keras

gue lalu mengangkat tangan gue
gue mengelus pipi bela dengan ibu jari gue secara halus

gue lalu mendekatkan wajah gue ke arah bela
gue mencium pipi bela lembut

gak ada tolakan pada diri bela
ia bahkan memejamkan mata
menikmati rasa kenyal yang menyentuh pipinya

gue lalu mendekatkan tubuh gue ke bela
bela mulai menyandarkan kepalanya di bahu gue

gue lalu melingkarkan tangan gue di bahu bela
gue lihat mata bela terpejam sedikit demi sedikit

menandakan rasa kantuk mulai menyerang dirinya
mungkin dia merasakan pening di kepalanya

gue bisa merasakan nafas yang beraturan keluar dari hidung mancungnya
gue mengklaim bahwa bela sudah benar benar tidur

gue lalu mengirim pesan pada vino

bawain tas gue dan bela ke uks nanti pulang sekolah

send

gue lihat wajahnya yang aman dan damai saat tertidur
gak disangka mata gue ikut terpejam dan gue pun tidur di puncak kepala bela

you mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang