teks 27

114 1 0
                                    


"siapa kak tamu ny----lo" pekik bela saat melihat seorang gadis seumuran dengannya bergurai air mata

kedua mata gadis itu lebam
seragam yang masih ia kenakan serta rambut yang tak tertata rapi seperti biasanya

"vania" ucap bela lirih

gadis itu adalah vania
orang yang telah menamparnya
hingga membekas sampai sekarang

vania menatap bela
air matanya masih meluncur deras
mengingat kejadian tempo hari
ia memandang ke arah pipi bela yang masih menunjukan luka leban disana
kebiru unguan pucat

devan yang mendapati bela sedang berada di belakangnya langsung merengkuh dan melindungi bela
ia mengantisipasi bila nanti vania akan melukai bela lagi

"bel, gg-gue g--g" ucapan vania terhenti dan hia langsung berhampur ke pelukan bela

devan yang melihat hal itu langsung menarik tangan bela
dan menyeret kepelukannya

"jangan sentuh adik gue" ucap devan dingin dan lalu berjalan menjauhi vania

"bel" ucap vania lirih saat melihat bela yang dilindungi oleh devan dan berjalan masuk kedalam

saat berada di ruang tamu bela meronta minta dilepaskan

"lepasin kak" ucap bela sambil melepaskan pelukan kakak nya

"kakak apa apaan sih," ucap bela tak terima

"jangan deketin dia bel,  bahaya buat lo" ucap devan memperingatkan

"gue mau denger penjelasannya dulu kak,,  kakak ga boleh ambil keputusan sendiri,, itu egois namanya" ucap bela

"gue gak egois,, gue cuma mau nglindungin lo bel,,  lo adik gue,, gue wajib nglindungin lo" ucap devan sambik memegang kedua bahu bela, dan menatap lekat kearah manik mata bela

"gue tau itu kak,,  tapi plis ,,   dengerin vania ngomong dulu...  gue mohon kak" ucap bela sambil menangkup kedua tangannya ke depan dada
memohon kepada devan agar ia dapat menemui vania lagi

devan yang tak tega lalu
memeluk bela lagi
diciumnya kening bela

jujur  ,,, devan sangat takut bila vania akan membuat bela merasakan sakit lagi
ia betul sangat menyayangi bela
bahkan ia rela mengorbankan nyawanya untuk bela
sungguh,, ia sangat sayang terhadap adik satu satunya ini

"oke"ucap devan pasrah sambil melepaskan pelukannya
bela tersenyum

***

"ngapain lo kesini hah" bentak jovita pada vania

jovita merasa untuk apa vania datang kerumah bela
ia yakin bahwa vania akan berbuat buruk pada bela
atau vania akan melukai bela lagi
itu tidak akan terjadi

"gue cc-cuma" ucap vania terbata bata,, karena sesegukan

"cuma apa,,  cuma mau bikin sahabat gue sakit lagi hah, belum puas lo" bentak caca

vania menangis sejadi jadinya
ia menutup mulut dengan tangannya
ia sangat ingin mempunyai sahabat yang ada di salam situasi apapun
di keadaan terpuruk pun

ia sadar
perbuatannya terhadap bela kemarin adalah ancaman besar untuknya
ia was was jika nantinya ia takkan mendapatkan seorang teman

seketika itu
tubuh vania jatuh ke lantai
ia tetap saja menangis
ia menerima perlakuan jovita dan caca pada dirinya
ia memang pantas di bentak di caci maki,, ia pantas...

"nggak usah nangis bitch, gue tau kalo itu air mata buaya lo" ucap jovita tegas

"dan lo pikir..  kita bakalan maafin lo,  atas perbuatan lo sama bela,,  gak,,  dan gak akan pernah" sambung caca

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

you mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang