teks 26

59 1 0
                                    

"yang punya rumah siapa. yang ngomong siapa" ucap devan sembari duduk di sofa singel nya

tak lama kemudian disusul kevin yang juga duduk di sofa sebrang nya

vino leo dan julian bingung
bagaimana mereka akan menghangatkan suasana jika sifat devan tak jauh beda dengan kevin
yaitu dingin

itu pasti akan sangatlah garing
dan bahkan hanya suara jangkrik abal abalan nya

"duduk" titah devan saat ketiga adik kelasnya itu malah cengo berdiri terus

mereka bertiga lantas duduk di sofa
dan benar saja,,  suasana canggung mulai menyelimuti kelima kaum adam itu

tak ada satu pun dari mereka yang berbicara
devan dan kevin yang sedari tadi asik dengan ponselnya
sedangkan mereka bertiga hanya saling pandang dan tak tahu harus bagaimana

sampai saatnya devan berdehem memutus puncak keheningan itu

"ekhem" deheman devan sukses membuat ke empatnya menoleh ke arahnya

devan lalu meletakkan ponselnya ke meja ruang tamu itu
ia menghela nafas saat akan mengeluarkan suaranya

dipandangnya keempat adik kelasnya itu lekat
ia mulai bicara

"ini semua tentang dylan" ucap devan yang mulai serius memulai awal tahap pembicaraan. dengan topik sahabatnya sendiri

"dia masih nyimpen dendam sama kalian,, terutama lo" ucapnya lagi..  dan di kedua kata terakhir
matanya menuju ke arah kevin

kevin menatap devan santai
ia bahkan terlihat biasa saja
ia tahu,  bahwa
dylan orlan gabrinal
sangat membencinya saat dirinya memenangkan adu balap dulu

memang tak bisa di pungkiri
sifat dylan yang tegas keras dan tak mau di bantah itu sangatlah membebani
dylan termasuk orang yang mudah marah
dylan juga suka mencari masalah dan berkelahi,,  tapi itu juga masih pada batas kewajaran

"gue gak yakin,  kalian bisa bersahabat sama mereka" ucap devan membenarkan posisinya dengan sedikit agak tegap

yhap,,,  musuh memang tetap akan jadi musuh
tapi tak selamanya juga ia akan menganggap musuh
kadang waktu akan mengutarakan kebenaran
menggandeng insan untuk menjadi satu kesatuan yang utuh

"apapun itu, kita bakalan hadepin" ucap vino tegas

devan tersenyum miring
tak mudah menenangkan seorang dylan
devan sangatlah mengenal dylan
jadi ia tahu betul
bagaimana watak dan tingkah salah satu sahabatnya nya itu

tapi kini,,  ia sudah terhambur ke dalam masalah yang menyangkut dirinya bela serta kevin,,  bahkan aura juga ikut dalam aksi drama ini

"gue yakin kalian bisa" ucap devan meyakinkan

kevin, tersenyum tipis
sedangkan ketiga sahabatnya kini tersenyum bahagia menatap devan yang sudah tak lagi menaruh dendam terhadap mereka

suasana pun menghangat
mereka bercengkerama
dan kevin juga mulai sedikit bicara
walaupun sesekali kevin dan devan hanya membalas dengan deheman serta nada dingin

bagi mereka seburuk suasana itu tetap suasana
dijalani dengan rintangan dan dilalui bersama

itu tidaklah mudah
bagi seorang pria
prioritas utama adalah harga diri
siapapun yang berani merendahkan harga diri mereka
itu sama saja membangunkan serigala yang ganas

para kaum adam tak segan segan memberikan kejutan mentah mentah bila itu sudah melewati batas
apalagi mereka yang tak bisa mengontrol emosi

tapi untung saja rasa dendam diantara mereka sedikit terbatasi oleh tembok penghalang
yyhapppssalah satunya adalah tata tertib sekolah
yang menyendirikan kantin kelas 10-11 dan 12
itu sangat membantu mereka

you mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang