sebelas

3.7K 604 85
                                    

"thanks ya yeol, gue jadi bikin lo repot." ucap wendy setelah turun dari motor chanyeol.

"nggak ada repotnya kali wan, gue sendiri juga yang nawarin. lagian besok sabtu kan gue jemput lo."

kemudian chanyeol melanjutkan dalam hati, sekalian biar tahu rumah elo wan, terus bisa sering-sering bertamu ke sini gitu.

"elo nggak pernah bilang kalo bakal jemput gue?" tanya wendy heran. dia benar-benar yakin kalau chanyeol nggak pernah bilang begitu sebelumnya.

bibir chanyeol tertarik membentuk seulas senyum tipis. cowok itu kemudian menjawab, "makanya gue kasih tau sekarang."

chanyeol semakin gemas mendapati bola mata wendy yang melebar setelah mendengar ucapannya. terlebih cewek di depannya ini kemudian cuma berucap, "oh... i-iya."

hening beberapa detik, dan chanyeol masih bertahan di atas motornya. sedang ribut dengan pikirannya sendiri.

duh, wendy nggak ngajak gue masuk dulu ke rumahnya apa ya.

basa-basi gitu.

pintu gerbang di depan mereka tiba-tiba terbuka, seorang cowok yang terlihat lebih muda namun badannya lebih tinggi dari wendy keluar dari sana dengan sebelah tangannya membawa sebuah kantung kresek hitam berisi sampah dapur.

"eh udah pulang kak! tumben pulang naik ojek." cowok itu, minhyung, tersenyum miring menatap wendy dan chanyeol bergantian.

chanyeol memperhatikan cowok yang sedang membuang tas kresek besar di tong sampah dengan saksama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

chanyeol memperhatikan cowok yang sedang membuang tas kresek besar di tong sampah dengan saksama.

kak?

adeknya wendy dong.

kalo diliatin baik-baik emang mirip wendy sih sekilas.

eh, bentar, dia barusan nyebut ojek kan?

lah sialan ni bocah, ngatain gue tukang ojek!

ketika pandangan mereka bertemu, chanyeol langsung memberikan minhyun death glare, sedangkan yang menerima death glare masa bodoh.

sebelum terjadi hal-hal yang tidak wendy inginkan, dia buru-buru memperpendek jaraknya dengan minhyung.

"kalo ngomong bisa dikira-kira nggak sih?! dia bukan tukang ojek, tapi temen gue!" bisiknya, sambil mencubit perut adiknya gemas.

tapi karena jarak antara wendy, minhyung, dan chanyeol yang masih tergolong dekat membuat chanyeol bisa lebih mudah mengira-ngira apa yang sedang diucapkan wendy pada adiknya. terlebih sekarang tangan cewek itu sedang berada di perut adiknya.

cubit lebih keras lagi wan, mana ada tukang ojek seganteng gue.

iya, chanyeol hanya bisa menyemangati wendy lewat batin.

minhyung meringis, buru-buru melepaskan tangan wendy dari perutnya dan berkata, "iya-iya sori."

"minta maafnya sama dia dong!" balas wendy, melemparkan pandangannya sekilas pada chanyeol.

minhyung berdehem, menatap chanyeol sebentar kemudian tidak lama membuang muka ke arah lain.

"sori." ucapnya cepat, lebih terdengar seperti bergumam. bahkan kalau tidak mengandalkan kejelian matanya, chanyeol tidak tahu kalau minhyung mengucapkan kata maaf ke dia.

kalau boleh, chanyeol mungkin bakal bilang, lo ngomong apa? gue nggak denger woi!

tapi rasanya dia harus menyimpan ucapannya karena dia punya firasat kalau hal itu akan menimbulkan kekacauan dalam pdkt-nya.

"iya, nggak apa-apa." chanyeol menjawab dengan senyum singkat yang tentu saja dia paksakan, kemudian segera buang muka menatap wendy. "by the way, adek lo ya?"

"iya, na-"

"emang gue adeknya," potong minhyun, menatap chanyeol sekilas kemudian beralih lagi ke wendy. "masuk gih, ngapain lama-lama berdiri di depan rumah. mama nyariin kakak tuh dari tadi!" bocah itu lalu mendorong sedikit bahu wendy mendekati gerbang.

wendy menghindar. "lah emang ada apa?" tanyanya.

"nggak tau, buruan aja masuk!"

wendy merasa seperti dé javú dengan situasi ini. apalagi wendy cukup tahu kalau adiknya dari dulu 'tidak bersahabat' dan sering bersikap kurang ajar kepada teman-teman cowoknya yang datang ke rumah.

paling cuman akal-akalannya minhyung, batin wendy.

"yeol lo nggak mampir dulu?" tawar wendy. walau menurutnya kemungkinan besar cowok itu bakal nolak, tapi setidaknya dia sudah menawarkannya kan.

sementara untuk chanyeol, ucapan yang  dia tunggu-tunggu akhirnya terucap dari bibir wendy.

baru saja chanyeol membuka mulut, namun minhyung lebih dulu bicara, "lah kak, gimana sih, bukannya lo mau ikut nemenin mama belanja bulanan sore ini?"

itu anak selain asbun, ternyata nyebelin juga ya. bisa jadi penghalang pdkt gue sama wendy nih, gerutu chanyeol dalam hati. dia punya firasat buruk pada adik laki-laki wendy ini.

wendy mengernyitkan dahi, untuk kali ini  bukan akal-akalannya minhyung. karena dia emang punya rencana ikut pergi belanja bulanan sama mama sore ini, sekalian beli barang-barang 'kebutuhan perempuan' untuk bulan ini.

"iya juga sih." gumam wendy membenarkan.

minhyung berdecak, lalu pergi masuk ke dalam rumah begitu aja.

sekarang wendy jadi ngerasa nggak enak ke chanyeol.

"gue balik aja wan, kan masih ada hari lain." ucap chanyeol, nggak mau cewek di depannya semakin merasa nggak enak sama dia.

"maafin adek gue ya yeol, dia emang gitu anaknya." balas wendy.

"iya, gak apa-apa kok seungwan." sekali lagi chanyeol tersenyum untuk meyakinkan wendy.

chanyeol menurunkan kaca helmnya yang dilanjutkan dengan menyalakan mesin motornya. melirik kembali wendy yang berucap, "hati-hati di jalan ya."

chanyeol mengangguk, melemparkan senyumnya yang disertai dengan lesung pipi sebagai balasan.

motor chanyeol kemudian melaju dengan kecepatan sedang, bersama hatinya yang sedikit kecewa karena hari ini gagal bertamu ke rumah gebetan.

tbc

reuni | wenyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang