ONESHOT - 2

159K 11.1K 1.9K
                                    

DEVANALDENO KURNIAWAN DEVON

• • •

"Mengenang Saat Itu"

by. wulanfadi

12 Januari 2017

"Don't lie, bright eyes. Is it me that you see when you fall asleep?" -Dreaming Alone, Against the Current ft. Taka.

• • •

Alden masih ingat saat itu.

Ketika mata mereka bertatapan cukup lama. Yang satu membeku tak bisa berkata apa-apa. Yang lainnya bingung tak mengerti apa yang tengah lawan tatapnya rasakan.

Semuanya memang terlihat sederhana. Hanya ada Alden yang membuka pintu rumah Ari. Dan Airysh yang berdiri di muka pintu.

Namun nyatanya jantung Alden berdegup lebih cepat.

Kenapa?

Alden tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya.

Ketika Iris melewatinya, semilir wangi vanili yang familiar membuat Alden masih terpaku.

Bertanya-tanya.

Apakah wangi bisa dideskripsikan dengan indah?

Mungkin Airysh tidak menyadarinya, namun banyak sekali usaha Alden mencoba mengobrol dengannya. Sulit, memang.

"Um..., Ris."

Saat itu suaranya terlalu kecil di tengah suasana ramai.

Tidak terdengar di antara hingar-bingar.

"Ha-halo, gue Alden. Temennya Ari. Salam kenal."

Saat itu headset terpasang di telinga Iris. Gerakan mulut Alden saja tidak terlihat oleh perempuan indah itu. Mata Iris terpaku pada buku teks di hadapannya.

"Gue suka lo."

Saat itu, Iris akhirnya menoleh ke arah Alden. Menatap laki-laki itu bertanya.

"Kenapa? Sori, gue nggak gitu denger," ucap Iris dengan senyum tipisnya.

Alden tergagap. Keringat membasahi tubuhnya. Dia menunduk malu, mengambil langkah seribu ke belakang ketika sudah berhasil menapaki tiga langkah ke depan.

Alden sadar. Selama ini dia selalu jadi ayam kampung. Mungkin sudah saatnya dia berubah jadi ayam boiler. Dengan itu mungkin dia akan berani menyapa Iris.

Alden menyusun rencana.

Hingga akhirnya, pada saat itu, Alden memantapkan tekadnya. Berjuang mendapat nilai 100 hanya agar bisa telat masuk di mata pelajaran tersebut. Agar bisa menyapa Airysh.

Sungguh lucu, bukan?

Airsyh sedang berjalan di koridor, bersebrangan dengan Alden. Wajahnya tampak lelah sehabis latihan menari. Sementara Alden berlari susah payah menghindari kejaran Pak Bejo. Baik di sisi kiri maupun kanan anak-anak lain sedang belajar.

Dan saat itu. Tepat pada momen mata mereka bertemu, Alden memiliki keberanian untuk menyapanya.

"Hei," sapa Alden.

Tersirat makna lain.

Gue Alden.

Lo kenal gue, kan?

Gue temannya Ari.

Gue sekelas sama Ari.

Lo temannya Ari.

Dan gue suka sama lo.

Kemudian Airysh menjawab. Hanya sekedar gumaman, "Hei," namun hal kecil bisa menjadi sangat berarti bagi kehidupan seseorang.

Itulah awal mereka saling sapa.

Dimana berujung pada hari ini yang menimbulkan luka.

Tak mengapa, bagi Alden.

Mengetahui Iris mengenalnya di dunia sudah membuat Alden bahagia.

• • •

My heart </3

I Wuf UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang