Setelah Gina hilang dari pandangannya, Ghana kembali ke warung sambil tersenyum. Teman-temannya yang melihat hal itu lantas bersiul genit, "Ihiy, Ghana lagi mau deketin cewek, nih."
Ghana menoleh ke arah Refo, cowok yang baru saja mengatakan hal itu dengan senyuman masih terpampang di wajahnya. "Namanya siapa, Ghan? Anak mana? Kayaknya Bunda Bangsa, deh." Refo bertanya dengan antusias.
"Gina," jawab Ghana singkat. Ia hanya menyebutkan nama panggilan Gina, namun tidak dengan nama panjang dan nama sekolahnya. Ia tidak mau itu menjadi permasalahan.
Refo menepuk tangannya keras, lalu menoleh ke arah teman-temannya sambil tertawa. "Ghana-Gina. Widih! Emang jodoh ini mah!" serunya semangat.
"Ghan," panggil Edo. "Buat gue, dong, satu, lo kan udah banyak cadangan di sekolah," pintanya memelas.
Refo menjentikkan jarinya. "Nah, bener tuh. Mendingan kasih ke Edo aja. Kasian, dia udah jomblo enam belas tahun, hampir jadi fosil malah. Udah mau nyusul dinosaurus buat jadi minyak bumi."
Ghana menatap Edo tajam. "Enak aja. Punya gue itu."
Teman-temannya yang lain langsung bersorak, "UDAH SERIUS INI MAH! UDAH, SIKAT AJA BOS!"
Ghana tertawa, namun lama-kelamaan tawanya menghilang ketika ia mengingat sesuatu. Ia lupa bertanya kepada Gina, apakah dia masih jomblo atau tidak. Masalahnya, waktu Ghana pertama kali bertemu dengan Gina, ia juga melihat seorang cowok bersama dengan gadis itu, dan Ghana tidak tahu siapa cowok itu. Pacarnya? Saudaranya? Temannya? Tapi, melihat dari sikap protektif cowok itu kemarin, Ghana jadi ragu kalau cowok itu hanya sekadar teman.
Ghana harus mencari cara untuk mengetahui hal itu.
***
Malam telah tiba.
Gina tengah mengerjakan tugasnya yang tertunda tadi siang karena pulpennya—yang sekarang sudah dibelinya di warung lain—masih berada di Leah. Namun kini, fokus Gina terbagi menjadi dua, antara memikirkan tugas yang berada di depannya dan memikirkan Ghana yang berada jauh di luar sana.
Ghana. Nama cowok itu Ghana.
Gina yakin ia pernah mendengar nama itu, karena waktu Ghana memberitahukan namanya, Gina sudah merasa tidak asing lagi. Tapi seberapa keras Gina berpikir, ia tidak dapat mengingatnya. Frustrasi, Gina pun menanyakan hal ini pada Leah, sahabatnya yang paling up-to-date, apalagi kalau soal cowok.
Regina Atmidjojo : Le, lo tau Ghana nggak?
Beberapa saat kemudian, Leah membalas.
Rafaleah Kusuma C : Ghana yang mana dulu nih?
Regina Atmidjojo : Farghantara Widjaja. Anak Taruma Negara.
Belum sampai semenit, Leah sudah membalas, dengan histeris, lagi.
Rafaleah Kusuma C : GHANA PENTOLANNYA SEKOLAH TARUMA?!
Rafaleah Kusuma C : ASTAGA, GIN! SIAPA YANG NGGAK TAU DIA SIH?!
Nah, itu dia! Ghana pentolannya SMA Taruma Negara. Ghana yang selalu dibicarakan anak-anak cewek di sekolahnya. Ghana yang tukang bikin onar, biang ribut, tukang tawuran, dan berbagai macamnya lagi. Pantas saja Gina merasa pernah mendengar nama itu. Ternyata, namanya sudah sering dibicarakan oleh Leah di kelas, hanya saja Gina tidak terlalu memperhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
G & G [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSUDAH TERBIT DAN DAPAT DIBELI DI TOKO BUKU TERDEKAT. Gina tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan berubah seratus delapan puluh derajat setelah ia bertemu dengan Farghantara Widjaja, seorang pentolan dari SMA sebelah yang terkenal berandal dan pe...