Setelah Gina mengucapkan kata-kata itu, atmosfernya jadi berubah. Keheningan meliputi mereka berdua, bersamaan dengan matahari yang tenggelam di barat. Semburat jingga memenuhi langit, dan burung-burung di udara berterbangan. Gina menatap Ghana penuh tanda tanya, sedangkan Ghana hanya membisu di tempat. Setelah beberapa saat terdiam, Ghana akhirnya bangun, lalu menyalakan mesin motornya.
"Saya antar kamu pulang, ya? Udah mau malem," ujar Ghana, dan Gina pun mengangguk.
Setelah Gina duduk dengan nyaman, motor Ghana pun melaju pergi. Di sepanjang perjalanan, tidak ada satupun yang berbicara. Gina mulai berpikir, apakah mungkin penyebab Ghana menjadi seperti ini adalah orang yang pernah dibicarakannya waktu itu, ketika mereka berbicara soal baja dan besi? Apakah mungkin, semua lukanya berasal dari sumber yang sama? Gina awalnya memang tidak ingin ikut campur dengan masalah pribadi milik orang lain, apalagi Ghana, cowok yang baru dikenalnya beberapa hari ini. Tapi melihat Ghana membisu seperti tadi bukanlah hal yang biasa. Ghana adalah seorang pentolan SMA lawannya, yang terkenal dingin dan menawan. Tapi pada hari ini, Gina melihat sosok Ghana yang lain. Yang rapuh dan terluka. Dan hari ini juga, Gina dapat menemukan beberapa kesamaan antara Naufal dan Ghana, yaitu sama-sama mengubah sikap mereka untuk menutupi luka.
Apa jangan-jangan, masa lalu Ghana ada kaitannya dengan Naufal? Ah, tidak mungkin. Dunia tidak mungkin sesempit itu. Memecahkan misteri di masa lalu memang seperti mengurai benang kusut.
Terlalu rumit untuk dipahami.
***
Ketika Gina baru saja memasuki rumah, Risa, ibunya, tengah menuruni tangga dengan gaun pesta. Gina mengernyitkan dahinya bingung. Memangnya ada acara apa sampai-sampai ibunya berpakaian seperti ini? Tapi entah kenapa, saat melihat ibunya, ia jadi teringat akan percakapan kedua siswi di perpustakaan tadi. Buru-buru Gina mengusir pikiran itu dari benaknya, walaupun ia tahu memang itu kenyataannya.
Ketika Risa melihat Gina baru saja pulang, ia buru-buru menghampiri anak tirinya itu. "Kamu kenapa baru pulang? Kamu lupa kalau hari ini keluarga kita diundang ke acara ulang tahunnya perusahaan Agro Wijaya?"
Seketika, Gina mendelik. Ia baru mengingat hal itu, padahal ibunya telah memberitahunya sejak jauh-jauh hari. Oleh sebab itu, setelah mendengar ibunya berkata seperti itu, ia buru-buru naik ke lantai atas, lalu mandi dan bersiap-siap. Kata ibu tirinya, perusahaan Agro Wijaya adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, dan akan mengadakan ulang tahunnya yang ke lima puluh di hotel bintang lima yang bertempat di Jakarta. Hampir seluruh pengusaha-pengusaha besar serta para investor diundang ke acara ulang tahun ini, sekaligus untuk membicarakan kerja sama yang akan mereka lakukan. Ya meskipun Gina tidak tahu apa yang akan mereka bicarakan, siapa saja yang akan ia temui di sana dan bagaimana acaranya nanti, ia tetap merasa kalau ia harus pergi.
Seperti ... ada yang mendorongnya untuk pergi ke sana dan berkata bahwa sesuatu akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pernah ia duga sebelumnya.
***
Ketika Ghana baru saja sampai di rumah, pembantunya, Bi Diah, langsung menghampirinya dengan tergopoh-gopoh.
"Den," panggil Bi Diah. "Den Ghana disuruh bapak buat ikut ke acara ulang tahunnya perusahaan Agro Wijaya. Bibi disuruh bapak buat siapin jas sama kemejanya. Tadi baru aja diambil dari laundry. Udah Bibi taroh di kamarnya Aden ya."
Ghana mengernyitkan dahinya, lalu mendengus geli. Sudah berapa kali ia bilang kalau ia tidak ingin ikut serta dalam acara seperti itu, apalagi bila menyangkut nama ayahnya. Meskipun memiliki ayah seorang pengusaha sukses dan membuka sekolah di mana-mana, Ghana tetap saja tidak merasa bangga ataupun bahagia. Tanpa menjawab ucapan pembantu rumah tangganya itu, Ghana naik ke lantai atas, lalu masuk ke dalam kamarnya. Benar saja, satu setelan jas telah tersedia di atas tempat tidurnya. Ghana menghela napas lelah, lalu membuang dirinya di atas kursi belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
G & G [SUDAH TERBIT]
Teen FictionSUDAH TERBIT DAN DAPAT DIBELI DI TOKO BUKU TERDEKAT. Gina tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan berubah seratus delapan puluh derajat setelah ia bertemu dengan Farghantara Widjaja, seorang pentolan dari SMA sebelah yang terkenal berandal dan pe...