Suara bel masuk sekolah terdengar berdering jam 7.15 pagi, sedangkan aku masih didepan gerbang sekolah, " Haduh, apes banget sih gue, hari ini jadwal guru killer pula yang hukum anak-anak yang telat." gumamku dalam hati.
Aku pun berlari mengiringi jalan untuk masuk kedalam sekolah, tapi tetap saja aku telat. karena sekolahku itu terkenal besar dan walaupun aku berlari agar tidak telat aku tetap saja telat. Akhirnya aku pun pasrah dan dihukum oleh guru killer bernama Pak Bayu.
"Kara! kamu ya! baru juga masuk sekolah udah telat aja, yaampun kara kara."
aku pun terdiam dan bersiap untuk berdiri satu jam pelajaran karena aku telat 3 menit. sepertinya.Setelah dihukum aku naik ke kelas, yaitu kelas XI IPS 3, daftar kelas ditempel di papan pengabar di lantai bawah sebelah tangga naik. Aku pun menaiki tangga untuk menuju ke kelasku, sesampainya di kelas, "WOI KARA! GUE KIRA LO GAMASUK" itu suara temanku, Jeni. Aku tau kelasku tahun ini akan seru karena aku dan teman-teman dekatku ditempatkan disatu kelas. "Apes banget gue hari ini, baru juga masuk udah kena omelan si pak
Bayu aje!" kataku ngedumel hari itu. Lalu guru Geografi pun masuk kelas."TRIING" suara bel jam istirahat pun berbunyi setelah beberapa jam pelajaran, aku dan teman-temanku yaitu Jeni, Revi, Toni, dan Jeremi pun berlari untuk turun ke kantin, karena kantin akan sangat ramai dan padat jika kita tidak cepat kesana! karena terburu-buru aku tidak sengaja menabrak orang yang lagi jalan naik ke tangga. "Aduh!" kataku reflek karena kepalaku terbentur pundak orang itu. Aku pun langsung meminta maaf "maaff, aku gak sengaja soalnya buru-buru maaf ya" aku pun lanjut berlari menyusul teman-temanku yang sudah jauh didepanku.
"Kara, nih nasi ayam kremes kesukaan lo gue udah beliin, lo lama banget dah kar, sampe kita udah beli duluan" ucap Jeremi.
"Sori Jer, tadi gue nabrak cowo, gue gatau itu siapa, kayaknya dia murid baru deh, dia gamungkin adek kelas sih feeling gue" Aku dan teman-temanku pun lanjut makan sambil membicarakan hal-hal yang kita lakukan saat liburan. Bel pun berbunyi itu adalah tanda waktunya kita bergegas kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.Siang pun datang, sekarang adalah saatnya kami untuk pulang, kami berlima pun berjalan turun untuk pulang kerumah, Toni, Jeremi, dan Revi kembali kerumah menggunakan motor sedangkan aku dan Jeni biasanya menggunakan transjakarta atau kadang diantar teman. Jeremi lalu menawarkan aku untuk pulang bersamanya, tetapi aku tak bisa karena aku mau mampir dulu ke toko musik untuk membeli senar gitar, tetapi Jeremi bilang dia mau ikut yasudah jadinya aku ke toko musik itu dengan dia.
Sesampainya di toko musik itu aku melihat-lihat gitar dahulu baru aku beli senar gitar, karena aku suka sekali dengan gitar, tapi tidak banyak orang yang mengetahui itu. Setelah cukup lama melihat-lihat akhirnya aku membeli senar gitar nilon karena kemarin senar gitarku putus,
Akhirnya kami berjalan untuk menuju pintu keluar, sesampainya tepat didepan motornya Jeremi. Jeremi mengajak aku makan, tapi aku menolaknya dengan alasan aku tidak boleh pulang sore-sore oleh ibuku, padahal sih pasti boleh.
Jeremi pun akhirnya mengantarku utuk kembali kerumah. "Makasih ya Jer, lu sampe repot-repot gitu anterin gue" ucapku.
"Gapapalah Kar, sering-sering juga lebih bagus lagi hehehe". Lalu aku langsung masuk kerumahku.Setelah masuk, aku langsung ke kamarku untuk menaruh tas, dan memasang senar gitar baruku, lalu aku asik sendiri dengan gitarku, gitar itu seperti teman dekatku. aku kadang suka menciptakan lagu jikalau aku bosan. Lalu ada bunyi dari Handphone ku, kuambil handphone yang terdapat di saku kantongku, ternyata itu dari Jeni, "Kar gue mau curhat dong, bisa skype gak?" ucap Jeni yang terdengar sangat sedih seperti sangat patah hati. Aku pun langsung membuka laptopku dan membuka skype untuk video call dengannya. "Halo...." suara Jeni serak. "Kenapa Jen, lu berantem lagi sama pacar lu?" jawabku, ya Jeni memang mempunyai pacar mereka pacaran jarak jauh tapi jaraknya dari Tanggerang sampe Gunung Sahari doang hehehe, oke lanjut dulu.
"Iya Kar, katanya Toni kemaren dia kayak ngeliat si Nathan jalan sama cewe lain Nathan itu nama pacarnya Jeni), terus jalan sama cewe lain kan belum tentu selingkuh, trus gue tanya aja ke si Nathan kalo dia jalan sama siapa kemaren, terus dia malah ngira gue ngekang-ngekang dia jalan sama siapa, trus katanya gue overprotective lah gitu-gitu, gue sedih banget Kar gua harus gimana...." curhatan Jeni yang dipadu dengan tangisan membuat aku bingung harus melakukan apa, ya karena sepanjang hidupku aku tidak pernah berpacaran sama sekali, akhirnya aku mengatakan kepada Jeni " Gini Jen kalo menurut gue mending lo telfon si Nathan trus lo jelasin ke dia biar dia gasalah paham ke elu, kan lo berdua udah dewasa bukan anak SD lagi, ya lu jelasin lah kalo lu nanya itu bukan maksud ngekang, tapi yang gua bingung kenapa si Nathan langsung marah ya.." jawabku. Aku skype-an dengan Jeni sampai kira-kira jam 7 malam lalu aku langsung bergegas mandi, makan, membersekan buku, dan mengerjakan PR geografi yang baru diberi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta di masa Putih Abu-Abu
Teen FictionKisah cinta saya dengan laki-laki yang mampu membuatku jatuh cinta dengan cara yang berbeda dari manusia-manusia lain.