Adakah Waktu?

892 16 0
                                    

Seperti biasanya aku melanjutkan hari – hari ku tanpa ada kehadiran Ben. Karena Ben bersekolah di Australia, aku dapat menghabiskan waktu ku lebih banyak bersama teman -teman ku. Biasanya aku pulang sekolah bersama Ben, tetapi semenjak Ben sudah pergi, aku dapat berkumpul kembali bersama teman – teman seperti dulu lagi. Aku merasa senang karena bisa menghabiskan waktu bersama teman – teman ku lagi.

Beberapa minggu sudah aku lewati, tetapi aku merasa ada yang aneh dengan hubungan aku dan Ben. Aku berpikir apakah ini hanya pemikiran ku saja? Atau ini memang kenyataan?

Belakangan ini hubungan aku dengan Ben agak sedikit renggang. Yang biasanya aku dan Ben setiap hari berkomunikasi, tapi sekarang paling hanya dua atau tiga hari sekali. Aku berpikir apakah aku ada salah terhadap Ben? Atau Ben sudah mendapatkan yang lebih baik dari pada aku? Tetapi aku bingung apakah aku harus membahas hal ini dengan Ben.

Drrrt..

"Kar BRB dulu ya." Pesan dari Ben,

"Iya Ben, mau ngapain?" Balasku.

Sudah 5 menit pesanku tidak dibalas oleh Ben. Hampir setiap hari Ben chatku seperti ini. Selalu bilang BRB lalu tidak ada kabar sampai 6 jam setelah itu. Itupun setelah itu Ben membalas chatku dengan singkat – singkat. Sesibuk itukah Ben sampai sesingkat itu membalas chatku. Video call pun sudah jarang. Aku hanya bisa melihat foto – foto dia yang ada di handphoneku dan membaca chat – chat lama kita. Rindu rasanya. Akupun tertidur tanpa sadar sambil memegang handphoneku yang menambilkap foto Ben. Di satu sisi pun aku mengerti karena ada faktor perbedaan jam yang sangat jauh juga jadi aku tidak bisa menyalahkan Ben sepenuhnya juga. Saat aku disini pagi Ben disana malam.

Drrrt..

Akupun langsung terbangun.

"Kar aku tidur dulu ya, sudah malam. Good night, I love you." Pesan Ben.

"Iya.. Good night, I love you too Ben.." balasku.

Aku sedih sekali. Tanpa sadar air mataku terjatuh, ternyata akupun menangis. Aku tidak bisa kalau seperti ini terus – menerus. Aku tidak bisa tertidur malam itu. Jam pun menunjukan pukul 4 pagi. Sepagi ini, aku masih terjaga. Mataku sama sekali tak mau terpejam. Pikiranku berlari liar. Menulusuri setiap imajinasi yang tak pernah tersentuh, dan kemudian berhenti pada satu titik. Kamu.

Aku memandangi foto yang sudah menjadi wallpaper handphoneku. Sosok yang sudah berbulan – bulan ada di dalam setiap perjalanan hariku. Menemani pagiku. Menyemangati kelesuanku. Sahabat bagi masalah – masalah study-ku.

Dengan melihat foto Ben saja, hariku menjadi cerah. Seakan foto itu menerangi hari – hariku yang terkadang gelap. Tetapi, semenjak Ben menjadi tidak mempunyai waktu lagi untukku, foto itu terkadang sudah tidak mempan lagi untuk menerangi kesedihanku, justru itu membuatku semakin sedih.

Aku selalu ingin membicarakan ini kepada Ben, tetapi tidak ada waktu yang tepat. Ben selalu menghilang. Contohnya,

"Ben kamu ada waktu sebentar enggak?" Chat aku kepada Ben

"Kenapa Kar?" balasnya.

"Aku mau ngomong sebentar saja."

"Eh maaf Kar aku bikin tugas dulu ya, banyak banget nih, numpuk. Sebentar ya Kar. Tapi kamu kalo mau ngomong, ngomong aja, nanti aku akan baca setelah menyelesaikan tugas ku."

Ini terjadi berulang kali tidak hanya sekali saja. Awalnya aku mencoba memahaminya karena mungkin Ben masih harus menyesuaikan diri di lingkungan barunya juga, tetapi alasannya pun bermacam – macam. Entah membuat tugas, bermain basket dengan temannya, tidur, sekolah. Apakah dia sengaja menghindar dari ku? Tetapi kenapa? Ah.

Kisah Cinta di masa Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang