Inikah Rasanya?

1.2K 14 0
                                    

Di chat oleh Ben membuat ku kepikiran dan tidak bisa tidur, hanya gara-gara satu chat, apa banget sih aku ini.

aku berusaha untuk tidur berkali-kali tapi usahaku sia-sia, aku mungkin agak gila, bahkan gara-gara satu chat membuat aku berkali-kali membuka ulang chatnya, sudah jam 1.50 subuh aku masih belum bisa tidur juga, aku yakin sekali bahwa besok aku akan bangun kesiangan, jadi aku memilih untuk bolos sekolah, aku beralasan ke orangtua ku bahwa maag ku kambuh dan sakitnya tak bisa ditahan, kerjaanku dirumah adalah nonton TV, makan, nonton lagi, makan lagi, benar-benar bosan.

Lalu beberapa saat kemudian aku mendengar ada suara motor datang kerumahku, mungkin itu adalah tukang pos, jadi ibuku yang keluar, terdengar suara ketukan pintu

"Kara, ada Ben tuh" suara ibu memanggilku! aku kaget! Aku pun langsiung bergegas turun kebawah dan menemui Ben.

"Ben! kok disini?" dengan suaraku yang sangat tergesa-gesa

"Halo Kara, cepet-cepet amat turunnya, kangen?" Jawab Ben yang terlihat seperti sedang bercanda

"Kok kamu gak masuk hari ini?"

"Iya kemaren aku gak bisa tidur, terus kesiangan deh bangunnya, kok kamu kesini Ben?"

"Iya males disekolah gak ada kamu"

Mendengar jawaban Ben membuatku tercengang, kaget, sedikit senang, hanya sedikit. Iya sedikit.

"Mau jalan gak?" Tanya Ben kepadaku, sebelum aku menjawabnya Ben teriak ke ibu dirumah "Mam, Ben jalan ya sama Kara sebentar doang kok" dan anehnya ibu pun memperbolehkan aku pergi bersama Ben. Aku senang, jujur saja aku senang. Aku naik ke kamarku untuk berganti pakaian, entah mengapa hati ini terasa seperti meleleh karena begitu senang.

Berkeliling sekitar Jakarta bersama Ben membuat aku lupa waktu bahwa itu sudah jam 8.00 malam, saat aku melihat handphone-ku, ibu sudah mencoba menelpon ku 5 kali, aku pun cukup panik dan langsung meminta Ben untuk mengantarku pulang

Karena jam 8 lewat itu sudah cukup malam maka Ben memberiku jaket hoodie yang berwarna hitam miliknya untuk dipakai, agar aku tidak masuk angin. Memang Ben itu bisa membuat hati wanita berbunga-bunga. Diperjalanan pulang Ben bertanya-tanya kepadaku.

"Kamu seneng gak hari ini?

"hahaha ya seneng lah diajak keliling-keliling sama kamu"

"Kar, kita sering-sering yuk jalan-jalan, jawabannya harus iya ya"

"Lho kenapa begitu?" Jawabanku dengan sedikit senyuman malu

"Karena aku udah izin ke mama kamu hehehe"

Mengapa bersama dengan Ben membuat segala sesuatu terasa indah. Di jalan pulang, kita melihat ada pasar malam yang cukup besar, jadi kita menyempatkan waktu untuk mampir sebentar

Ada satu tempat yang membuat mataku tak bisa lepas pandang, yaitu satu tempat kecil yang menjual jaket-jaket yan tidak begitu mahal, aku masuk ke tempat itu sendiri karena Ben bilang mau telpon temannya dahulu, saat aku masuk dan melihat-lihat ada satu jaket yang menurutku tidak begitu 'wah', tapi entah mengapa aku tertarik dengan jaket denim itu sehingga aku berniat untuk membeli jaket denim itu, saat aku hendak mengambil jaket denim itu tiba-tiba ada orang yang ingin membeli denim itu dan mengambil jaket itu terlebih dahulu, karena jaket itu terlihat tinggal sisa 2 dan diambi satu oleh orang itu otomatis aku mengambil denim yang satu lagi, tetapi ukurannya nampak kebesaran untukku, entah apa yang membuat otakku berfikir untuk tiba-tiba membeli denim itu untuk Ben, tetapi Ben bukan siapa-siapaku, untuk apa juga aku membeli denim itu untuk Ben, Akhirnya aku beranjak pergi dari tempat jual jaket itu. Beberapa langkah ku lewati. Akhirnya aku kembali ke tempat jaket itu lalu mengambil jaket denim yang tersisa satu itu dan membelinya.

Lalu aku pergi dari tempat jaket itu dengan satu kantongan di tanganku lalu berkeliling di sekitar pasar malam itu, lalu Ben menepuk pundakku dan berkata "Hey, lama ya aku telponannya?" kubalas Ben dengan senyuman lebar di mukaku "enggak kok hehehe" lalu mata Ben terihat melirik ke tanganku dan bertanya "Kamu beli apa?" karena refleks aku menaruh kantong itu dibalik badanku "Oh ini! itu barang-barang wanita lah biasa, tadi aku lihat-lihat ada yang bagus, aku beli deh"

Setelah banyak percakapan kita di pasar malam itu di malam yang indah disinari dengan cahaya rembulan dan dibantu dengan cahaya di pinggir jalan, menurutku itu cukup romantis dengan berduaan dengan Ben. akhirnya kami berniat untuk pulang, Ben mengantarku pulang, melewati jalan yang malam dan cukup sepi kami terjang menggunakan motor Ben.

Sesampainya dirumah Ben masuk sebentar untuk meminta maaf karena membawaku pergi sampai malam, tapi mama terlihat tidak marah malah justru menyuruh Ben untuk jangan pulang terlebih dahulu untuk minum teh dahlu, tetapi Ben tidak bisa minum teh dirumahku karena sudah terlalu larut malam dan ia juga harus kembali pulang karena takut orang tua nya khawatir.

Akhirnya Ben berpamitan pulang kepada keluargaku dan langsung menggunakan helmnya dan segera menaiki motor besar berwarna hitam miliknya itu, tapi aku teringat sesuatu yaitu jaket denim yang aku beli itu. lalu aku berteriak "Ben jangan pulang dulu!aku kelupaan!" Muka Ben pun terlihat agak bingung, aku menyuruh Ben untuk membuka bagasi dalam motor Ben, untuk mengambil jaket denim itu, lalu Ben tertawa "oh barang wanita mu hahaha", lalu Ben pun berpamitan lagi dan berkata "nanti aku telpon kamu ya Kar kalau aku sudah sampai rumah" lalu ia menutup kaca helmnya dan berlalu.

Tapi tiba-tiba aku berteriak dengan suara yang kencang "Ben!!", lalu Ben segera rem mendadak dan melihat ke arahku. ia men stang motornya dan berlari ke arahku "Ada apa?! kamu kenapa?!" aku langsung hendak meminta maaf "maaf, aku gak maksud ngagetin kamu" lalu lanjut berkata dengan tanganku menyuguhkan kantongan yang aku beli tadi di pasar malam

"Ini"

"Lah, inikan barang wanita mu" muka Ben terlihat bingung

"Udahlah kamu terima saja, aku masuk dulu, udah malem, selamat malam Ben"

Ben tersenyum dna mengucapkan selamat malam dengan ucapan selamat malam dengan senyuman yang sangat manis, lalu saat aku beranjak masuk ke rumahku Ben memanggilku sambil mengangkat kantongan yang aku beri padanya

"Kara, makasih ya, aku senang"

Jantungku serasa berhenti sejenak. Aku langsung terburu-buru masuk kerumahku, dan duduk didepan pintu sambil tersenyum, aku pun beranjak ke kamarku, bersiap-siap untuk tidur.

Entah mengapa hari-hari bersama Ben selalu membuat ku senang, bahkan melihat dirinya saja sudah mampu membuatku tersenyum senang, ia membuatku ingin bisa memberhentikan waktu ketika bersamanya, takut kehilangannya, mungkin ini terkesan lebay, tapi aku benar-benar mempunyai rasa seperti itu ketika bersama dengannya. Mungkin aku tahu apa maksud dari rasa ini.

Ini adalah cinta.




Kisah Cinta di masa Putih Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang