26

496 59 2
                                    

...

Malam tlah berlalu. Pagipun datang dengan sejuta mimpi. Butiran salju terus turun dengan indahnya. Jarum jam telah menunjuk angka 7.
Dan rupanya, Hongseok dan Wooseok masih terlelap dibalik selimut tebalnya. Padahal, mereka harus ke sekolah hari ini. Jika tidak berangkat lebih pagi, mereka bisa terlambat. Karena sudah menjadi kebiasaan disetiap musim salju jalanan akan macet.

Kreteek

Seseorang membuka pintu. Dan sudah bisa ditebak bahwa itu adalah Yangja. Ia tengah berjalan perlahan menuju tempat dimana Hongseok dan Wooseok masih terlelap dalam tidurnya.

"Hmmm... aku sudah menduganya."

Yangga menghela nafas panjang menatapi kedua tuan mudanya yang masih terlelap dalam mimpi. Dengan lembut Yangja membangunkan Hongseok dan Wooseok.
Digoyang-goyangkannya tubuh kedua tuan mudanya.

"Tuan, bangun. Kalian harus segera bersiap untuk pergi ke sekolah. Atau kalian akan terlambat." tutur Yangja.

"Huamms.... ahjumma. Aku ngantuk sekali. Aku masih ingin tidur." ucap Hongseok yang masih bersembunyi dibalik selimut. Sedangkan Wooseok sedikitpun tak merespon suara berisik Yangja yang tengah membangunkannya.

"Apa kalian ingin terlambat dan tidak masuk sekolah? Apa kalian ingin mendapat marah dari appa kalian?" Yangja mulai menaikkan volume suaranya.

"Tidak, ahjumma. Aku akan bersiap." Hongseok seketika membuang selimutnya dan bergegas ke kamar mandi. Sepertinya dia benar-benar takut pada ayahnya. Dia tak mau membuat ayahnya marah lagi dan semakin membencinya.

Sementara Wooseok masih saja tertidur pulas dengan mulutnya yang tengah menganga. Yangja sudah berkali-kali membangunkannya. Tapi hasilnya tetap saja nihil, Wooseok tak bangun juga.

Akhirnya Yangja memutuskan untuk menggendong Wooseok dan membawanya menuju kamar mandi. Mencuci wajahnya dan menggosok giginya.
Dan akhirnya Wooseok pun mau membuka matanya saat Yangja membasuh wajahnya dengan air.

"Yaaak...! Ahjumma.. apa yang kau lakukan?" Wooseok mengibas-ngibaskan sisa air yang menempel diwajahnya dengan tangan.

"Ckk.. " Hongseok terkekeh melihat tingkah lucu dongsaeng nya.

"Tuan... kau harus segera bersiap. Ini sudah hampir jam 8." Yangja kembali membasuh wajah Wooseok yang masih sembab karena kantuk. Wooseok pun hanya bisa diam dan menurut saja pada Yangja.

Kini semua telah berkumpul di ruang makan. Pagi ini wajah Tn.Jung nampak menyeramkan. Sepertinya otaknya telah penuh amarah yang siap meledak tak terkendali.

Hongseok yang mengetahui raut wajah ayahnya yang menyeramkan itu tak berani menatap matanya sedikitpun. Dia hanya diam menelan paksa sarapannya yang belum dikunyahnya dengan lembut.

Sedangkan Wooseok masih terlihat seperti hari-hari biasanya seakan tak terjadi apapun kemarin.

"Kau bawa kemana adikmu kemarin, hah? Apa ini contoh hyung yang baik? Kau tau kau telah melakukan kesalahan besar?" Tn.Jung membuka percakapan pagi itu dengan suara gerangnya.

Spontan semua orang yang berada di ruang makan itu menghentikan aktifitasnya. Wooseok yang tengah meneguk segelas susu itupun mengakhiri tegukannya dan lebih memilih menatap wajah ayahnya yang tengah marah.
Sedangkan Yangja yang tengah mencuci gelas seketika menghentikan geraknya. Kini semua mata tertuju pada Tn.Jung

"Appa, mianhae." Hongseok masih menundukkan wajahnya tak berani menatap mata seram ayahnya. Wooseok yang menemukan getaran takut pada nada bicara hyung nyapun angkat bicara.

"Appa, apa kau marah pada hyung karena kemarin kami pulang larut malam?" tanya Wooseok dengan wajah polosnya. "Kami tak berniat untuk pulang larut malam, sungguh. Kami hanya ters...... " kalimat Wooseok harus terpotong karena tiba-tiba telepon rumah berdering.

Yangja yang sedari tadi memperhatikan percakapan mereka kini tengah terburu-buru mengangkat telepon.

"Appa, ini sungguh bukan sepenuhnya salah hyung. Itu semua salahku. Aku adalah penyebab dari semua itu. Jadi jika kau ingin marah, marah saja padaku, bukan pada hyung." ini adalah pertama kalinya Wooseok berani membela Hongseok. Hongseok benar-benar terkejut dengan kalimat adiknya.

"Diam kau, Wooseok.... Kau sudah berani membela bocah tengik ini..!" suara gerang Tn.Jung membuat Wooseok ketakutan. Mulutnya seketika merapat seperti dilem.
Dan ini adalah pertama kalinya Tn.Jung memarahinya. Wooseok benar-benar tak bisa menahan air matanya semakin lama. Pagi ini ayahnya benar-benar berbeda.

Terlihat dari pintu depan Jungyeop tengah terburu-buru memasuki rumah. Menghampiri Tn.Jung yang sedang berada di ruang makan bersama Hongseok dan Wooseok.

"Tuan, sudah hampir pukul 8. Kita harus cepat berangkat. Jika tidak, kau akan terlambat." ucap Jungyeop pada Hongseok.

"Hyungi, bolehkah aku berangkat bersamamu?" tanya Wooseok pada Hongseok dengan nada terisak. Hongseok masih terdiam menatapi Wooseok yang tengah menangis. "Tapi, Wooseok..... " Hongseok bermaksud menjawab 'tidak'. Karena dia takut, ayahnya akan semakin marah dan membencinya jika berangkat ke sekolah bersama Wooseok lagi.

"Kumohon, hyungi... " Wooseok tetap bertahan pada keinginannya untuk berangkat bersama hyung nya.

Hongseok masih diam. Sebenarnya dia senang jika bisa berangkat bersama dongsaeng nya ke sekolah. Tapi apa boleh buat, ayahnya tak menyukai hal itu.

"Hyung... " Wooseok masih menangis.

.
.

Braaakkk....
.

.

Suara pukulan tangan Tn.Jung ke meja membuat Wooseok dan Hongseok terkejut. Begitupun Jungyeop. Tn.Jung meninggalkan sarapan dan secangkir kopinya begitu saja. Sementara Hongseok dan Wooseok hanya bisa diam mematung dalam duduknya. Rutinitas sarapan pagi bersama hari ini pun hancur tak seperti biasanya.

"Tuan...tuan.... " Yangja berusaha menghentikan Tn.Jung yang telah menjalankan mobilnya. Tapi terlambat, Tn.Jung telah berlalu bersama mobilnya. Yangja hanya ingin mengatakan bahwa yang menelepon tadi adalah Nyonya Besar. Ia mengatakan bahwa ia akan pulang ke Korea. Dan jam 9 pagi ini ia akan sampai di Incheon Airport. Ia minta dijemput tepat waktu.

Siapa Nyonya Besar? Sebutan Nyonya besar hanya Yangja dan Jungyeop saja yang menggunakannya. Nyonya Besar adalah ibu dari Tn.Jung. Agar lebih mudah, kita sebut 'halmonie' saja ok.

Kembali pada story,
Karena Tn.Jung telah pergi, akhirnya Yangja meminta pada Jungyeop untuk menjemput Nyonya Besarnya pagi ini.
...


Hongseok & Wooseok || PentagonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang