...
Kecepatan mobil semakin memelan. Jungyeop menyetir mobilnya menepi. Lalu berhenti di sebuah tempat dengan bangunan kecil yang berjumlah banyak. Bangunan kecil itu terlihat bersih dengan hiasan beberapa ikat bunga. Dengan ukiran nama yang tertulis di sana, sebagai tanda siapa pemilik rumah kecil tanpa pintu dan jendela itu.
Hongseok menatapi hamparan gundukan tanah yang berhiaskan rumput hijau.
"Ahjusi, kenapa kita turun disini?'"
Jungyeop menghela nafas begitu dalam. Ia tak tau harus mulai dari mana menjelaskan kenyataan pahit yang telah terjadi 6 tahun yang lalu.
"Oh, aku tau. Pasti kita akan berkunjung ke makam eomma. Rasanya sudah lama sekali aku tak kesini."
Jungyeop hanya diam. Ia tak bicara sepatah katapun. Pikirannya tak karuan.
"Ya! ahjussi, cepatlah sedikit. Sampai kapan kau akan diam disana?"
Jungyeop baru sadar kalau Hongseok telah memasuki area pemakaman. Ia buru-buru menyusul tuan mudanya yang telah jauh dari penglihatannya itu.
Lama tak berkunjung ke makam ibunya, ternyata tak membuat Hongseok lupa dimana letak makam ibunya berada.
Hongseok menghentikan langkahnya tepat disamping makam ibunya. Ia menatapi gundukan tanah yang berbalut rumput hijau itu. Tangan kanannya membelai batu nisan ibunya dengan lembut. Pandangannya semakin memburam. Butiran bening itu semakin deras membasahi pipinya.
"Eomma ... "
Tangis Hongseok semakin terdengar. Jungyeop benar-benar tak tega melihatnya.
Setelah puas menangis melepas kerinduannya pada sang ibu, Hongseok bergegas untuk pergi. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti saat matanya yang masih basah oleh air mata itu menemukan batu nisan yang bertuliskan nama 'Wooseok'
"Wooseok .... "
Beribu pertanyaan memenuhi otaknya.
"Ahjushi, kenapa ada nama Wooseok disana? Jangan bilang bahwa itu adalah makam Wooseok." Suara Hongseok bergetar.
Jungyeop hanya diam. Ia tak sanggup mengatakan sesuatu, meskipun hanya untuk berkata 'iya'
"Ahjushi ... !!! Kenapa kau hanya diam ... !!! Jawab .... !!!! JAWAB ... !!! "
Hati Hongseok begitu hancur. Serasa langit runtuh saat itu juga. Ototnya melemas, sarafnya seakan hilang fungsi. Bahkan ia tak mampu mengendalikan kerja otak.
"WOOOSEEOOOO ... "
Jeritan demi jeritannya mulai terdengar mengerikan. Ia belum bisa menerima kenyataan bahwa Wooseok sudah tiada.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hongseok & Wooseok || Pentagon
Fiksi Penggemar'Hongseok & Wooseok' Mereka adalah saudara kembar. Mereka mirip, bahkan sama. Ya, karena mereka memang kembar. Hongseok adalah yang tertua, dan Wooseok adalah yang termuda. Namun ketidak adilan dari ayahnya harus Hongseok terima karena sebuah alasan...