44

485 66 10
                                    

...

Malam sudah larut, jarum jam telah menunjuk ke angka 12 malam. Namun, Hongseok tetap tak bisa tidur sampai saat ini. Ia hanya membolak balikkan tubuhnya frustasi. Hatinya gundah, pikirannya kacau tak karuan. Kejadian di sekolah tadi membuatnya tak bisa berhenti memikirkan Wooseok, saudara kembarnya. Sudah tujuh tahun mereka tak bertemu. Bahkan, Hongseok tak pernah sekalipun menelephone Wooseok meski hanya sekedar menanyakan kabar.

"Wooseok-ah, bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja?"

Hongseok menatap kosong ke langit-langit kamar. Mengingat kenangan indahnya bersama adiknya dulu. Semua kenangan itu begitu indah. Membuat Hongseok ingin bertemu dengan adik kembarnya.

***

Pagi-pagi sekali Hongseok sudah duduk manis di ruang makan. Ya, tidak seperti biasanya dia seperti itu. Bahkan dia lebih sering melewatkan moment sarapan bersama halmeoni-nya setiap pagi.

Halmeoni yang tengah berdiri di ambang pintu menatap heran ke arah cucu kesayangannya itu. Sepertinya, ada yang tidak beres.

"Selamat pagi, halmeoni." Sapa Hongseok pada halmeoni dengan senyum berbinar.

Halmeoni hanya membalasnya dengan senyum khas di iringi belaian tangannya di puncak kepala Hongseok. Ya... bagi halmeoni, Hongseok tetaplah cucunya yang masih kecil dan manja.

"Halmeoni, bolehkah aku ijin tidak masuk sekolah satu minggu saja? Kumohon .... " Hongseok menatapi halmeoni penuh harap.

"Apa? Tidak masuk sekolah? Satu minggu? Memangnya kau mau kemana, Hongseok?" halmeoni terkejut.

"Aku.... Aku ingin ke Korea. Tiba-tiba aku teringat Wooseok. Aku merindukannya." Mata Hongseok berkaca-kaca. "Kau mengijinkanku kan, Halmeoni? Kumohon ... " mata nanar Hongseok kini menatap lekat ke arah halmeoni.

"Huft... " Halmeoni menghela nafas pelan. Keadaan hening beberapa saat. "Tentu saja boleh, Hongseok. Lagipula aku tidak punya alasan untuk tidak mengijinkanmu bertemu dengan saudara kembarmu sendiri." halmeoni masih menatap cucunya disela kegiatannya menyruput secangkir kopi.

Senyum Hongseok mengembang. "Benarkah? Terimakasih, Halmeoni." Hongseok melonjak riang lalu memeluk erat tubuh tua neneknya itu.

"Ya ! Kenapa kau masih seperti anak kecil saja." Halmeoni menepuk ringan tangan Hongseok yang tengah melingkar di tubuhnya.
...



Hai, reader ...
Masih ada yang ngikutin ff ini gak ya? Soalnya aku update nya telat mulu. Semoga masih ada yaaa ...
Bwt pembaca setia Hongseok & Wooseok, maaf ya part ini pendek banget. Janji deh, part selanjutnya bakal aku bikin lebih panjang.
Sampai jumpa di part selanjutnya ....


Hongseok & Wooseok || PentagonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang