10

726 72 4
                                    

...

19 : 00 KST

Tok tok tok...

"Tuan muda, apa kau didalam?" tanya seorang wanita yang biasa dipanggil ahjumma, Yangja ahjuma. Pembantu kepercayaan keluarga Jung sejak dulu.

Tok tok tok...
Wanita itu kembali mengetuk pintu kamar Hongseok. Namun tetap tak ada jawaban.

Tok tok tok ...
Dan kini wanita itu kembali mengetuk pintu kamar Hongseok untuk yang ketiga kalinya.

"Tuan muda, apa kau mendengarku?" Yangja masih berdiri dibalik pintu menanti jawaban dari tuan mudanya, Hongseok.

"Hmmm... " Hongseok meluruskan kedua tangan dan kakinya, mencoba menetralkan otot-ototnya, sebelum bangun dari ranjang empuknya. Dilirnya jam dinding di samping jendela.

"Jam tujuh...?? Aigo..! Kenapa aku bisa tidur selama ini." Hongseok segera bangun dan membuka pintu.

Terlihat Yangja tengah berdiri dibalik pintu. Wajahnya yang ramah serta tutur katanya yang lembut membuat Hongseojm menganggap wanita itu bukanlah seorang pembantu, melainkan seorang sosok ibu. Ya, Yangja lah yang selama ini merawat Hongseok dengan kasih dan sayang.

"Ahjumma... " ucap Hongseok yang masih dalam keadaan berantakan. Rambutnya acak-acakan, wajahnya terlihat kusam dengan mata yang sedikit merah karena menangis.

Yangja berjongkok. Menyamakan tinggi badannya dengan Hongseok kecil.
"Tuan, makan malam sudah siap. Apa kau ingin makan sekarang?" tanya Yangja pada Hongseok sembari membelai surai hitamnya.

"Wooseok... dan appa... belum pulang?" tanya Hongseok dengan seulas senyum di bibir merahnya.

"Mereka belum pulang tuan, mungkin sebentar lagi." jawab Yangja.

"Ahjumma, aku ingin menunggu mereka saja." ucap Hongseok.

"Baiklah, sambil menunggu mereka pulang, apa tuan mau menemani ahjumma di dapur?" tanya Yangja.

"Tentu saja ahjumma." jawab Hongseok dengan girangnya.

"Anak manis." Yangja mengacak ringan surai hitam Hongseok, lalu meraih tangan kecil Hongseok dan menggandengnya menuju dapur.

"Tunggu sebentar, ahjumma. Aku melupakan sesuatu." Hongseok melepas gandengan tangannya dari tangan Yangja lalu berlari mengambil bola basketnya.

Yangja kembali menggandeng tangan Hongseok menuju dapur untuk melanjutkan aktifitasnya.

Jedak..jedak..dumb..dumb..

Hongseok berjalan menuruni tangga sambil bermain kecil dengan bolanya.

"Tuan muda, aku ke dapur dulu. Kau bermain saja disini." Yangja meninggalkan Hongseok di ruang tamu, lalu ia ke dapur untuk melanjutkan aktifitasnya.

Jedak..jedak..dumb..dumb..
Hongseok masih asyik dengan bolanya. Tiba-tiba ...

Tieeeerr...
.
.
Bola itu menyenggol sebuah guci hias yang terletak disamping ruang tamu. Guci itupun seketika pecah berserakan di lantai. Dengan bersamaan, Wooseok dan Tn.Jung telah sampai dan kini tengah membelalak kaget melihat kejadian itu.
...


Hongseok & Wooseok || PentagonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang