'Kadang-kadang Anda harus menelan pil pahit. Tidak hanya harus belajar untuk menerima pandangan mereka dengan mata Anda, tetapi juga dengan hati Anda.'
.
.
.Jin Hee membuka matanya dengan malas karena cahaya yang menerobos masuk lewat jendela memaksanya untuk membuka matanya dan segera bangkit dari tempat tidur.
Saat Jin Hee menggerakan badanya terasa sedikit berat, sepertinya ada yang salah.
Kaki Jimin mengunci kakinya dan tanganyapun memeluk tubuhnya. Oh Astaga sejak kapan posisi kita seperti ini.
Dengan kasar Jin Hee menghempaskan tangan dan kaki Jimin dari tubuhnya.
"ini berat bodoh" Jin Hee bergumam saat dia sedikit kesulitan untuk melepaskanya.
Jin Hee bangun dan meninggalkan Jimin yang masih tertidur untuk menuju kamar mandi.
Tubuhnya terguyur air shower dan menikmati acara mandinya namun tiba-tiba pikirannya melayang mengingat saat bagaimana Jimin menyentuh tubuhnya. Perasaannya marah, kesal karena dengan seenaknya saja Jimin menyentuhnya dan menciumnya.
"Dia sudah mencuri ciumanku, menyentuhku, memelukku dan--" Jinhee melihat kearah dadanya. Oh tidak. Dia sudah melihatnya.
"Ini tidak bisa dibiarkan"Jimin terbangun dari tidurnya dan berjalan malas masuk kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Suara gemercik air dari shower terdengar ditelinganya. Jimin menyipitkan matanya dan terlihat berpikir sejenak. Apa Jin Hee sedang mandi? Ah tunggu. Apa tadi saat aku bangun masih ada Jin Hee atau tidak? Kenapa dia ceroboh tidak mengunci pintunya?
Jimin menengok ke arah dinding yang membuat sekat antara wastafel dan shower. Dan yup! Jin Hee disana! Jimin masih bisa melihatnya walau tidak jelas, yah kurasa benar-benar tidak jelas karena dinding tersebut hanya kaca yang buram. Jimin menatapnya sekejap dan mengerjapkan matanya dan berfikir. Ini bukan sebuah dosa kan mengintip istri yang sedang mandi?
Tak mau berfikir lebih jauh Jimin memutuskan untuk keluar dari kamar mandi dan menutup kembali pintunya.
...
Jin Hee sesekali melirik kearah Jimin yang sedang menyuapkan makanan kedalam mulutnya. Dia ingin mengatakan sesuatu padanya namun dia merasa ragu.
"Berhenti menatapku" Jimin membuka suaranya tanpa mengalihkan pandangannya pada makanannya.
"A-aku tidak menatapmu" Jin Hee terlihat terkejut dan gugup saat Ia kepergok tengah menatap suaminya dan menghempaskan nafasnya.
Jimin meletakan sumpitnya dan menengguk air minumnya.
"Apa ada yang ingin kau katakan?"
"oh, sebenarnya--"
"katakan saja" Jimin memandangnya tenang.
"Ayo kita buat perjanjian" suara Jin Hee dengan lantang saat dia sudah meyakinkan dirinya.
Jimin mengerutkan keningnya tidak mengerti apa maksudnya.
"Ayo kita buat kesepakatan karena kita menikah karena kesalah pahaman"
Sudut bibir Jimin sedikit terangakat mendengar penuturannya. Kesepakatan? Terdengar konyol.
"Apa mau mu?"
"Aku hanya ingin kau tidak memcampuri urusanku, dan begitu juga sebaliknya. Hidupmu ya hidupmu, hidupku ya hidupku dan yang terpenting kau tidak boleh menyentuhku. Jangan pernah!" Jin Hee menekankan kalimat terakhirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TOO BAD BUT IT'S TOO SWEET [PJM Fanfict]
FanfictionCast : Park Jimin, Jun Jin Hee, other cast. Genre : Married life? NC! Author : yufakie [UPDATE SESUAI MOOD] Kisah dari kehidupan memang seperti sebuah cerita yang memiliki beberapa genre, apakah hari ini ber-genre melody and romantic, fantasy, comed...