'Saat sudah kehilangan, kita baru menyadarinya.
Itu adalah salah satu akibat dari ketidak pekaan'.
.
.
."Ya, ayo kita bercerai"
Kalimat itu menohok hati Jimin dengan keras. Matanya memerah menatap Jin Hee. Rasanya sangat menyakitkan saat ia mendengar kalimat itu.
"Kenapa? Kenapa tiba-tiba?" tanya Jimin memberanikan.
"Kau tanya kenapa?" Jin Hee memiringkan senyumnya miris dan mengedarkan pandangannya lalu menatap Jimin lagi "Aku benar-benar bodoh telah menikah denganmu"
Jimin menyipitkan matanya. Dia semakin tidak mengerti saja.
"Apa yang kau bicarakan. Aku tidak mengerti" Jimin masih bisa mengontrol emosinya.
"Menikah dengan orang yang tidak dikenal adalah kesalahan terbesarku" Matanya masih memerah dan berkaca-kaca. "Hari ini aku bersyukur karena tahu sifat aslimu" air matanya kembali menetes.
"Kau ini bicara apa sih? Memangnya apa yang aku lakukan? Kita bicarakan baik-baik saja" Ajaknya masih dengan sabar.
"Tugasku sudah selesai. Jadi aku ingin kita berpisah" ucapnya pelan karena terisak.
"Tugas? tugas apa?"
"Kau sudah memperalatku untuk kepentinganmu agar kau bisa menjadi presdir bukan?"
Jimin menutup matanya dan membuang nafas frustasi. Hatinya sungguh terpukul. Bagaimana dia bisa tahu?
Jimin semakin mengepalkan jari-jari dan matanya semakin memerah. Ia terdiam.
"Satu hal yang sangat aku benci dari dirimu Park Jimin" air matanya terus mengalir. "Kau brengsek!" nadanya pelan namun terlihat menekan.
Jimin terapaku. Dia tidak bisa membalas semua perkataan yang Jin Hee lontarkan karena ia memang mengaku bersalah.
"Kau brengsek mesum yang suka bermain dengan wanita" Jin Hee terduduk karena kakinya merasa lemas.
Jimin membulatkan matanya, dia semakin terkejut. Namun hatinya sangat sakit saat Jin Hee mengetahui semua keburukannya. Bagaimana dia mengetahui semuanya?
"Tidak. Itu salah paham" elaknya.
"Aku melihatmu bersama wanita di pub dengan mataku sendiri, bagaimana ini salah paham!"
Untuk kesekian kalinya Jimin merasa terkejut. Apa katanya barusan? dia melihatku di pub?
"Aku memang pergi kesana. Tapi aku tidak melakukan apapun" pembelaan diri dari Jimin.
"Aku sudah muak denganmu!" Jin Hee berdiri dan ia pergi dari rumah Jimin. Saat ini ia benar-benar benci dan tidak ingin melihatnya.
"Jin Hee!" teriak Jimin mencegah istrinya pergi.
Jin Hee sedikit berlari keluar rumah, air matanya terus saja mengalir.
Ia menghentikan sebuah taxi yang lewat dan dengan cepat ia menaikinya.
Sementara itu, Jimin mengusap wajahnya kasar dan sedetik kemudian air matanya terjatuh. Kenapa rasanya sesakit ini saat Jin Hee pergi.
'Bodoh. Apa yang kau lakukan padanya Park Jimin! Kau sudah menyakitinya. Sejujurnya aku tidak ingin kehilangan gadis itu. Tunggu, ada apa denganku?'
Dengan cepat ia meraih ponselnya dan mencari kontak seseorang. Ia mencoba untuk menghubungi Jin Hee.
...
![](https://img.wattpad.com/cover/94644735-288-k181411.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TOO BAD BUT IT'S TOO SWEET [PJM Fanfict]
FanfictionCast : Park Jimin, Jun Jin Hee, other cast. Genre : Married life? NC! Author : yufakie [UPDATE SESUAI MOOD] Kisah dari kehidupan memang seperti sebuah cerita yang memiliki beberapa genre, apakah hari ini ber-genre melody and romantic, fantasy, comed...