Yoo Jin pov
Kami tiba di Jeonju. Sudah mulai panas karena sudah menunjukkan pukul 2 siang. Ku berdiri di bawah teriknya matahari ditemani koper hitamku dan gitar yang ada di punggungku.
Walaupun musim dingin, hari ini terasa lebih panas dari hari-hari sebelumnya. Seseorang berbaju biru tua menghampiri 15 siswa SOPA yang ada di depan terminal. Semua siswa yang awalnya rusuh sekarang menjadi senyap.
“Selamat datang di Jeonju. Nama saya Go Byun Shik. Saya adalah pembina kalian selama di Jeonju”
Semua siswa yang ada di sana bertepuk tangan.
“Saya akan mengantar kalian keliling Jeonju”
***
Kami berkeliling di Jeonju sebagai perkenalan. Pembina kami, pak Go ada di barisan paling depan karena dialah yang memimpin kami. Sementara aku ada di barisan paling belakang sambil mengendong gitar dan menggeret koperku.
Kami berjalan di sebuah desa dengan rumah teadisional Korea (Hanok) yang terletak di kota Jeonju. Desanya sangatlah ramai dan cukup menarik karena semua cat dindingnya berwarna coklat. Rumah yang ada di sana adalah peninggalan Dinasti Joseon.
Aku pun mengeluarkan handphoneku dari saku mantel yang kupakai. Jariku mulai menekan kamera. Ku luruskan lenganku dengan sempurna.
Badanku berputar-putar mencari tempat yang cocok. Jariku kini ada di samping pipiku, aku melipat jariku hingga membentuk huruf V. Senyuman lebar sudah ku tampakkan.
CEKREK
Satu foto sudah diambil. Aku merasa belum cukup hanya mengambil satu foto saja, kamu berjalan lebih jauh lagi untuk mencari background yang bagus.
Menarik koperku dan menggendong gitar kesana kemari mencari tempat yang bagus untuk di foto. Tanpa disadari, sekarang aku sendirian di sini.
Dimana mereka semua? Apa aku tertinggal? Aku lalu berjalan lurus, tapi tidak menemukan jejak mereka. Apa ini artinya aku hilang?
“Dimana mereka? Bagaimana ini?”
Aku merasa ketakutan. Aku pun memutuskan untuk berjalan sendiri. Tak tahu kemana arah yang harus aku tuju. Aku hanya harus berjalan.
Aku teringat kalau pak Go memberikan nomornya kepada seluruh siswa. Jadi aku membuka handphoneku.
Aku menekan tompol power yang ada di samping kanan. Hasilnya layar handphoneku gelap tak bergambar, hanya hitam.
“Mwoya? Bukankah baterainya masih penuh? Mati kau Yoojin”
Setelah aku coba berulang kali, hasilnya tetap sama. Masih saja menghitam.
“Aish kau benar-benar tidak beguna. Kenapa kau mati saat aku membutuhkanmu huh? Kau bukan teman yang baik, padahal aku selalu bersikap baik padamu. Bergabunglah dengan teman-teman busukmu”
Setelah selesai mengoceh, aku melempar handphoneku ke dalam tong sampah yang ada di samping kananku dan melanjutkan jalanku.
Aku menghentikan langkahku, membalikkan badanku dan melihat ke arah tong sampah. Aku berjalan kembali ke sana dan mengambil handphoneku yang ada di dalam tong sampah.
Aku menggunakan tangan kananku untuk membersihkan handphoneku yang kotor dan memasukkannya ke dalam saku mantelku. Aku kembali menggeret koperku dan melanjutkan jalanku.
“Hey kau berhenti!!!!”
Mendengar suara itu aku menghentikan langkahku dan menengok ke belakang. Belum sempat menengok sempurna, seseorang menarik tanganku. Tubuhku ikut tertarik karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
On The 16 Days
ФанфикPertukaran pelajar ini membuatku gila. Bertemu dengan orang-orang aneh selama 16 hari. Tapi karena pertukaran pelajar ini, aku bisa merasakan jantungku yang selalu berdebar ketika aku melihatnya. Cast : You/Yoo Jin Na Jaemin Lee Jeno Dll Genre : Sch...