Day 4 : Gara-gara...

98 10 28
                                    

-Rumah Sakit Jeonju-

Annyeong~ aku membawa bungeoppang~”

Kamu memasuki kamar ahjumma dengan senyuman menawanmu. Tentu saja senyumanmu dibalas oleh ahjumma.

“Kalian tidak usah repot-repot”

“Tidak, tidak, kami tidak repot kok, Jaemin yang beli ini”

Jaemin hanya tersenyum paksa.

“Ahjumma, Jeno dimana?” tanyamu.

“Dia sedang di kantin” jawab ahjumma. 

“Dia makan tanpaku, aku akan menyusulnya”

“Hey kau kan sudah makan odeng 5 tusuk dan kau masih mau makan lagi? Seberapa besar lambungmu huh? Wanita macam apa itu” ejek Jaemin

“Aku bukan wanita, aku perempuan. Wanita lebih mementingkan tubuh idealnya, sedangkan perempuan adalah wanita yang biasa-biasa saja, ppappai~” balasmu sebelum keluar dari kamar ahjumma.

***

-Kantin Rumah Sakit-

Jeno tengah duduk sendirian di kantin. Hanya di temani makan malamnya dan sekotak susu pisang. Namun, Jeno tidak meminum susunya.

Seseorang datang dan duduk di depan kursi Jeno. Ia lalu mendongakkan kepalanya dan menemukanmu tengah duduk di depannya.

Kamu duduk dengan melipat tanganmu di atas meja.

“Kau tidak minum susunya?” tanyamu.

Ani. Minumlah, kau kan suka susu pisang” jawab Jeno seraya menggeser susunya ke depanmu.

Jinjja? Gomawo” balasmu sambil menampakkan gigi putihmu.

Kamu pun memasukkan sedotannya ke dalam mulutmu dan mulai menyedot susu pisangnya. Kamu kembali berpikir tentang keanehan Jeno yang bisa tahu apapun darimu.

Yoojin pov

Dua hari yang lalu, ia tahu warna kesukaanku dan nama panggilanku. Kemarin, dia tahu aku suka americano. Dan sekarang dia tahu aku suka susu pisang.

Ia mencurigakan. Siapa dia sebenarnya?

“Yoojin-ah, aku ke kamar kecil dulu”

Eoh

Jeno meninggalkanku sendirian disini. Ia meninggalkan handphonenya juga dompetnya.
Aku melirik ke kanan dan kiri sebelum akhirnya aku mengambil handphone Jeno.

Ku tekan tombol powernya. Foto 2 anak laki-laki menjadi wallpaper layar kunci Jeno.

Foto anak laki-laki itu sangat mirip dengan Jeno yang sekarang. Di sudah kelihatan tampan sejak kecil.

Wajahku seketika memanas. Berubah menjadi merah merona melihat ketampanan Jeno.

Aku ingin membuka isi handphone Jeno. Tapi aku batal melakukannya. Ini adalah privasinya. Aku tidak boleh membukanya.

On The 16 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang