Day 8 : Curhat

94 13 2
                                    

Author pov

Seorang anak kecil perempuan tengah dikerubungi banyak temannya. Anak kecil yang ada tengah itu terus menunduk ketakutan.

"Dasar jelek. Jangan pernah menyentuh mainan kami"

Ejekan teman-temannya membuat anak kecil itu menitihkan air matanya. Memang diakui anak itu jelek dan sedikit gemuk.

"Jangan begitu" kata anak kecil itu sambil menangis.

Tiba-tiba ada yang menarik karet kucir yang anak kecil itu pakai. Membuat rambut anak itu terurai. Sontak ia membulatkan matanya dan mencoba mengambil alih karet kucir dari tangan temannya.

"Kau mau ini? Ambillah" kata anak yang mengambil karet kucirnya seraya menjatuhkan karetnya ke tanah.

Tak hanya dijatuhkan, karet itu juga diinjak-injak oleh sekian banyak yang tengah membullynya.

"Hajima"

Mereka tidak mendengarkan ucapan anak kecil itu. Mereka masih fokus menginjak karet kucir warna birunya. Setelah cukup puas, salah satu diantara mereka mengambil karetnya dan memberikannya kembali ke pemiliknya.

"Ini, milikmu" katanya.

"YAK GEUMANHAE" teriak seseorang di belakang mereka.

Seorang anak laki-laki berjalan ke arah mereka. Ia mengambil karet kucir yang sudah kotor itu dan membuangnya.

"Hey Lee Jeno!! Apa yang lakukan?" tanya salah satu diantara mereka.

"Aku membuang karetnya" jawab anak kecil bernama Jeno itu.

"Itu kan milik Jin, kenapa kau membuangnya?" tanya mereka lagi.

"Apa kalian mau menerima barang kotor? Tidak kan? Jin tidak akan mau. Jadi lebih baik dibuang saja"

Jeno lalu menarik tangan Jin dan membawanya menjauh dari kerumunan siswi yang mengganggunya. Si kecil Jin hanya menurut.

"Gumawo, Jeno" kata Jin.

Jeno tersenyum lebar.

"Aku akan membelikanmu karet yang baru. Oh ya, ibuku akan menikah lagi. Jadi, kami akan pindah ke Jeonju besok"

"Kajima"

"Mianhae. Aku juga tidak mau, tapi aku harus menuruti ibuku"
.

"Kau mengarang ceritakan? Tidak mungkin aku se-penakut itu_-" katamu.

"Hey itu fakta. Lihat ikat rambutmu ini, ini kan yang aku belikan saat itu. Kau bahkan masih menyimpannya" kata Jeno.

"Molla. Ibuku yang memberiku ini, jadi aku pakai saja. Tapi, wajahmu sungguh berubah. Apa kau sungguh temanku?"

"Terserahlah"

"Aigoo mianhae chingu, mianhae. Sekarang harus cepat, sebentar lagi bel berbunyi"

***

Dijam pelajaran pertama, semua murid terlihat lesu. Berbeda dengan gurunya yang begitu semangat. Ya, karena saat itu pelajaran sejarah. Huft.

Kamu yang duduk di barisan paling belakang, terus melihat ke arah seseorang yang ada di baris ke 3.
Kamu terus menggumam sambil melihat ke arah orang itu. Kamu juga mengetukkan jarimu di meja. Jaemin yang sebangku denganmu pun terbangun dari tidurnya.

"Hey hentikan gerakan jarimu itu, berisik sekalii"

Tidak membalas Jaemin, kamu justru memerhatikan orang itu lebih dalam. Jaemin mulai penasaran. Dia mengikuti arah bola matamu.

On The 16 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang