Day 0 : Ma Sung Woon

227 17 29
                                    

Author pov

-Supermarket 24 jam-

Laki-laki tadi sekarang duduk kursi dekat jendela, di atas meja yang ada di depannya terdapat 2 ramen instan yang sudah siap untuk dimakan sedangkan aku sedang ada di kasir membeli sesuatu.

Aku berjalan ke arahnya sambil membawa kantung plastik putih di tangan kananku.

Laki-laki itu terus merintih kesakitan karena lebamnya. Aku meletakkan kantung plastik di atas meja dan duduk di sampingnya. Aku pun menggeledah isi kantung plastik itu. Isinya adalah obat penyembuh luka.

Aku mulai menyusun obat untuk menyembuhkan lebam laki-laki itu. Aku mencampurkan air hangat dengan cuka di sebuah mangkuk kecil.

"Siapa namamu?" tanyaku.

"Aku?"

"Mungkinkah aku bertanya pada kasir itu?"

"Na Jaemin. Kau?"

"Yoo Jin. Kau adalah pasien pertamaku, walaupun sebenarnya aku tidak tertarik kuliah dokter"

"Kau belum kuliah?"

"Aku masih 18 tahun"

"Aku juga 18 tahun. Kau tidak perlu mengobatiku, aku sudah biasa seperti ini"

"Tapi aku tidak biasa melihatnya. Aku hanya membantu mengobatimu. Kemarilah"

Laki-laki bernama Jaemin itu menuruti perintahmu. Dia mengubah duduknya yang semula menghadap jendela menjadi berhadapan denganmu.

Kamu menarik rahang Jaemin dengan kedua tanganmu sehingga wajahnya sedikit condong ke depan.

Kamu mengambil kapas yang ada di meja dan menyelupkannya di campuran cuka yang kamu buat tadi.

Setelah itu tanganmu membawa kapas itu ke lebam yang ada di wajah Jaemin tepatnya di samping bibirnya.

DUG DUG DUG DUG

Tak tahu kenapa detak jantungmu kini sangat cepat. Padahal kau hanya mengobatinya. Jaemin merintih kesakitan, mungkin karena kamu terlalu menekan lebamnya.

"Aaah aah" Jaemin merintih kesakitan.

"Ah mi..mian"

Kamu lalu meniup-niupi lebam Jaemin yang baru saja kamu obati. Kali ini giliran jantung Jaemin yang berdetak kencang. Tempo detak jantungnya melebihi normal sekarang.

Jaemin memandangi wajahmu dengan kedua bola matanya yang membulat sempurna sementara kamu meniupi lebam Jaemin.

"Sudah. Jika warnanya belum pudar, oleskan lagi"

"Arra"

Kamu mengambil salah satu cup ramen yang ada di hadapanmu. Memegang sumpit dengan tangan kananmu dan mengaduk-aduk ramennya serta meniupinya.

Kamu menatap Jaemin yang sembari tadi hanya melihat ramenmu dengan matanya yang menandakan kalau dia ingin.

"Mwoya, makanlah" katamu sambil menggeser cup ramen ke depan Jaemin.

Mie warna kuning nan kriting itu masuk ke dalam mulutmu. Tak lupa kamu juga menyeruput kuah warna merahnya yang masih panas.

"Kau orang mana?" tanya Jaemin.

"Seoul" jawabmu disela-sela menyantap ramenmu.

"Seoul?! Lalu kenapa kau disini?" tanya Jaemin penasaran.

"Entahlah, kenapa bisa aku ikut pertukaran pelajar"

"Pertukaran pelajar? Dimana?"

"SMA Jeonju"

On The 16 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang