-Ma Sung Woon-
Yoo Jin pov
"Aku pulang"
Setelah aku masuk ke rumah, aku langsung melepas sepatu putihku dan meletakkannya di rak sepatu.
Tak seperti biasanya, kali ini rumah sangat sepi. Ketika aku berjalan ke meja makan, disana ada secarik kertas dan uang 50.000 won di sampingnya.
Bibi ada acara malam ini. Bibi akan pulang pukul 12 malam. Kalau kalian lapar pesan saja jjajangmyun dengan uang ini. Mianhae.
-Bibi Ma-Huh jadi ini artinya tidak ada ahjumma? Padahal aku ingin makan nasi.
"Waeyo?" tanya Jaemin yang baru saja pulang.
"Bukan apa-apa. Bibi tidak ada di rumah sekarang"
"Ooh, aku masuk dulu"
"Eoh"
Jaemin berjalan ke tangga dan naik menuju kamarnya. Aku lalu mengambil telepon di samping tv.
***
Author pov
Setalah mandi, kamu berjalan ke ruang tv yang ada di samping kamarmu. Kamu ke sana sambil membawa buku matematikamu.
Tak lama setelah kamu duduk di bawah, Jaemin datang dengan satu buku ditangan kanannya. Ia lalu duduk di sampingmu.Ia hanya melihatmu mengerjakan soal. Melihat angkanya saja dia sudah memutar bola matanya. Ia terus melihatmu menulis rumus-rumus yang rumit itu.
Karena merasa dilihat, kamu lalu membalas tatapannya semenjak tadi. Dia memalingkan wajahnya.
"Ada yang ingin kau tanyakan, Na Jaemin-ssi?" tanyamu sambil menatapnya tajam.
"Berikan saja aku soalnya" jawabnya tanpa menatapmu.
Kamu lalu meraih buku yang ada di depannya. Kamu mulai menuliskan angka-angka bahkan berbagai macam variabel.
Setelah selesai, kamu mengembalikan bukunya ke depan Jaemin dan kembali melanjutkan mengerjakan soalmu.
Jaemin mulai mengambil pensilnya yang semula tergeletak di atas meja. Soal yang kamu tulis hanya ditatap Jaemin saja. Entah apakah dia sedang berpikir atau tidak paham.
20 menit kemudian...
Jaemin masih saja melihat soal di buku tulisnya. Belum ada coretan sedikitpun yang tertera. Bahkan sekarang alisnya mulai mengerut.
Kamu mencoba melirik ke bukunya. Belum ada jawaban sedikitpun.Lantas kamu melirik ke arahnya. Dia hanya melihat ke soalnya saja. Tidak ada gerakan di tubuhnya sedari tadi.
"Kenapa masih kosong? Sudah 20 menit!!"
"Aku masih berpikir. Tunggu sampai jarum panjang di angka 9" katanya sambil menunjuk ke jam dinding.
Setelah itu, ia kembali menatap bukunya. Kamu hanya melihatnya heran.
15 menit kemudian...
Jarum panjang sudah ada di angka 9, ini artinya Jaemin pasti sudah selesai. Kamu mengerutkan alismu begitu melihat Jaemin. Kepalanya sudah tergeletak di atas bukunya. Pensilnya masih di posisi yang sama, di tangannya.
Suara dengkurannya mulai terdengar nyaring. Bagaimana bisa dalam 15 menit ia bisa tertidur? Dia benar-benar pemalas.
Kamu melihat ke bukunya. Masih belum ada coretan sedikitpun. Jadi dia tidak mencoba membuat soalnya?
Daebak!!!!
***
Yoo Jin pov
Hanya dalam 15 menit dia bisa tidur? Lihat, bahkan mulutnya terbuka lebar begitu saja. Siapapun ibumu, aku kasihan padanya.
Bukunya saja masih bersih dari coretan pensil. Aku kembali melanjutkan belajarku. Fokus saja pada soalnya.
Ku kembali menuliskan angka-angka di bukuku. Tak tahu kenapa sekarang mataku mulai berat. Padahal baru pukul 9.50.
Aku menghiraukan rasa kantuk yang melandaku sekarang. Walaupun terkadang mataku tertutup sekejap. Tapi aku tetap berusaha keras untuk tidak tidur.
"Gwenchanayo?" tanya Jeno yang baru saja datang.
Jeno berdiri di depan tangga. Masih dengan seragam sekolahnya.
"Gwenchana, aku akan tidur sebentar lagi" jawabku dengan senyuman.
"Apa dia tidur?" tanya Jeno lagi, tapi kali ini telunjuknya menuju ke orang yang tidur di sampingku.
"Eoh" jawabku dengan suara pelan.
"Aku masuk dulu. Tidurlah yang nyenyak. Selamat malam"
"Kau juga. Selamat malam" balasku sambil tersenyum lebar.
Jeno lalu berjalan menuju kamarnya. Mataku tak bisa melepas pandang ke arahnya. Dia baik sekali. Tampan pula. Daebak.
Aku ingin sekali bertemu dengan ibumu. Ada banyak yang ingin aku tanyakan. Bagaimana kau bisa menghasilkan anak se-tampan dia? Apa saja yang kau makan hingga anakmu sebaik dia?
Aku kembali memfokuskan pikiranku ke soal. Lagi-lagi kelopak mataku tak kuat menahan beratnya kantuk malam ini. Aku kemudian melihat ke arah jam.
"Baiklah baiklah 5 menit saja"
Aku melipat tanganku di atas meja dan menggunakannya untuk sandaran kepalaku yang memberat. Kuturuti keinginan mataku agar ia bisa istirahat dengan tidur sebentar.
***
Author pov
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Kamu dan Jaemin sama-sama tertidur di ruang tv dengan posisi yang sama. Saat itu lampu juga masih menyala.
Tiba-tiba, Jaemin terbangun dari tidurnya. Ia mengucek matanya sambil menengok ke sampingnya. Ia melihat seseorang sedang tidur di sampingnya.
Bola matanya juga melirik ke jam dinding. Pukul 12 malam. Pandangannya sedikit buram. Ia belum bisa memastikan kalau orang itu adalah kamu, Yoo Jin.
Karena merasa kantuknya memberat, Jaemin lalu meletakkan kepalanya di atas meja lagi. Ia bahkan memejamkan matanya.
Namun, kali ini ia tidur menghadap ke arahmu. Matanya tertutup rapat. Entah apakah dia sadar?
***
"HEY KALIAN BERDUA APA AKAN SEPERTI ITU TERUS? CEPAT BANGUN!!!"
Suara nyaring keluar dari mulut ahjumma yang ada di dapur. Suara itu membuatmu terbangun dari tidurmu.
Ketika kamu membuka mata, kamu melihat seseorang yang tidur di depanmu. Orang yang ada di depanmu membulatkan matanya dan berteriak kencang setelah melihatmu. Begitu juga denganmu.
"AAAAAAAAAAA"
***
TO BE CONTINUED...Gaje pol yaa:v
Kependekan kah? Mian
Typo? Mian
Vote+komen yet!!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
On The 16 Days
FanfictionPertukaran pelajar ini membuatku gila. Bertemu dengan orang-orang aneh selama 16 hari. Tapi karena pertukaran pelajar ini, aku bisa merasakan jantungku yang selalu berdebar ketika aku melihatnya. Cast : You/Yoo Jin Na Jaemin Lee Jeno Dll Genre : Sch...