Day 7 : Terpesona

54 6 3
                                    

Author pov

Pagi mulai menyapa hari libur pertamamu setelah bersekolah di Jeonju selama sepekan. Terasa berbeda tentunya.

Kamu membuka pintu kamarmu, hendak ke kamar mandi. Namun, ada sesuatu mengagetkanmu.

Seorang Jeno dan Jaemin. Mereka memang tidur di atas sofa semalam. Entah apa yang terjadi tadi malam, kini mereka terbaring diatas lantai. Bahkan sampai berpelukan sangat rapat.

Pemandangan yang kamu pikir menjijikkan itu mampu membuka matamu lebar-lebar.

Mereka memang sudah dekat, tapi apa itu artinya sampai berpelukan? Atau mungkin mereka pernah seranjang?

Banyak pikiran negatif tentang mereka yang lewat di pikiranmu. Hanya mengambil sisi positifnya saja kalau mereka memang sudah bersahabat lama.

***

Yoo Jin pov

Setelah aku kembali dari kamar mandi, lagi-lagi aku melihat pemandangan menjijikkan itu. Bahkan kali ini lebih dari sebelumnya. Jika sebelumnya hanya tangan saja yang merangkul, kini kaki mereka mulai saling mengaitkan.

Aku pun berjalan ke arah mereka dan memisahkan mereka. Pemisahan dimulai dengan melepaskan kaki Jaemin yang mengait di kaki Jeno.

Setelah kaki, aku melepaskan tangannya yang merangkul Jeno. Kemudian aku menarik kaki Jaemin agar menjauh dari tubuh Jeno.

Aku pun membangunkan Jeno.

“Jeno-ya, bangunlah”

Eung? Sudah pagi? Aku dimana?” tanyanya.

“Kau tertidur di depan TV” jawabku.

Jinjja?” tanyanya memastikan.

Eung

Jeno lalu mendudukkan tubuhnya. Walaupun rambutnya sedikit berantakan tapi ku akui, dia masih saja tampan.

Bahkan saat ia mengacak-acak rambut hitamnya, itu lebih membuatku terpesona.

Aku merasa dia telah mengurungku. Cukup kuat sampai-sampai aku sulit mengedipkan mataku. Nafas pun susah. Jantung berdebar. Pipi memerah. Kaki gemetar. Mata berbunga-bunga.

Sekarang aku makin yakin. Aku benar-benar menyukainya.

Namja itu, Lee Jeno.

“Bisa kau bangunkan Jaemin? Aku akan ke kamar mandi sebentar” pintanya.

Geurae

Apa yang tidak untukmu, aku pasti melakukannya meskipun itu ada hubungannya dengan Jaemin_-

“Hey ireona, hey hey hey”

Tidak ada balasan sedikitpun darinya. Aku pun menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tangannya tiba-tiba berdiri dan jatuh di pundakku.

Setelah itu, tanganya menarik pundakku hingga aku terjatuh di atas tubuhnya. Tangannya menjadi bantalan kepalaku, tapi tangannya juga melilit di leherku_-

“BERHENTI MENGGANGGUKU KAU HINA, KAU TAHU MEMBENCIMU!!”

Aah jadi dia masih bermimpi, dia malah mirip orang mabuk. Argh, dia melilitkan tangannya lebih kuat, membuat leherku tercekik.

Tapi, jika dilihat lebih lama, dia lumayan juga. Sayangnya, Jeno tetap nomor 1 bagiku.

“Hey bangun dan lepaskan tanganmu ini”

Sepertinya teriakanku cukup keras. Ia bangun juga. Mungkin ia kaget melihat aku tidur di sampingnya. Dia langsung mendorong tubuhku menjauh.

“Yak, apa yang kau lakukan hah!”

On The 16 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang