Part. V

381 49 2
                                    

Seunghyun melayangkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah makan, mencari sosok adik bungsunya disana. Dia mendengus dan segera menghampiri Taeyong ketika menemukan lelaki itu tengah duduk sambil mengamati para pejalan kaki di balik jendela.

"Ada apa Taeyong-ah?" tanya Seunghyun sambil duduk di hadapan Taeyong.

Bukan tanpa alasan dia bertindak seperti ini. Mengingat ini adalah pertama kalinya Taeyong mengajaknya bertemu di sela - sela jam kerjanya. Oh ayolah, Seunghyun dan Taeyong serumah dan bukannya mereka bisa bertemu nanti sore? Setidaknya itu yang ada dalam pikiran Seunghyun, namun sepertinya Taeyong berpikiran lain, mengingat dia begitu memaksa Seunghyun untuk menemuinya di rumah makan dekat tempat kerja Seunghyun ketika Seunghyun mendapat jam istirahat makan siang.

"Aku bertemu kembaran Kris hyung," lapor Taeyong langsung.

Dahi Seunghyun mengernyit.

Apa Taeyong berhalusinasi lagi? Apa dia berbohong? Apa dia mulai gila? Atau dia baru saja terbentur?

Itu adalah beberapa pertanyaan yang terlintas di kepala Seunghyun.

Lelaki itu menghela nafas. Seburuk ini pengaruh kematian Kris pada Taeyong. Seunghyun sendiri sudah mampu merelakan apa yang terjadi meskipun jujur saja seringkali dia merasa merindukan Kris bahkan sampai lupa bahwa Kris sudah tiada.

"Jangan mengada - ngada, Taeyong-ah hyungmu itu..."

"Aku tidak mengada - ada hyung," Taeyong mengambil dompetnya di saku celana, mengambil sebuah kartu nama dan menyodorkannya pada Seunghyun.

    Kevin Wu
      Director

Silver Key Transportation, Ltd.
Daegu

"Siapa?" kalimat tanya Seunghyun lebih terdengar seperti gumaman.

"Adik kembar Kris hyung."

Seunghyun menatap Taeyong, masih tidak percaya dengan perkataan Taeyong. Tapi melihat betapa bersemangatnya Taeyong yang sekarang mulai menceritakan bagaimana pertemuannya dengan Kevin -- orang yang dia yakini adik kembar Kris -- Seunghyun jadi tidak tega untuk memutus ceritanya. Dalam hati Seunghyun berpikir apa dia memang lebih baik menuruti saran Yunho untuk mencoba membawa Taeyong ke psikiater atau tidak.

"Mirip sekali hyung. Kau harus bertemu dengannya," ujar Taeyong setelah selesai bercerita.

"Hmm."

"Lusa bagaimana?"

"Hah?"

*

"Kau mau bangun tidak?" tanya Jongdae sambil menatap Kevin yang masih bergelung di atas ranjang.

"Tidak," sahut Kevin.

Jongdae mendengus, "Aku pergi."

"Hmm."

Kali ini Jongdae berdecak, "Ayo bangun Kev! Kita cari makan di luar. Aku lapar kau tahu?!"

Kevin menyibak selimutnya kasar, "Ya sudah sana pergi! Aku mau tidur jangan menggangguku!"

"Aish! Kau ke Seoul hanya untuk menumpang tidur. Lebih baik kau pulang saja."

"Kau mengusirku huh? Kemarin aku tidak jadi pulang karena kau menyuruhku istirahat dan tadi pagi saat aku akan pulang kau justru mengajakku joging tidak jelas."

"Berisik," gumam Jongdae.

Dering ponsel Kevin membuatnya urung membalas ucapan Jongdae, dahi Kevin mengernyit memandang layar ponselnya. Jongdae ikut penasaran dengan tingkah Kevin.

Another Man (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang