Arkan yang sedang asik makan dikantin bersama teman teman somplaknya tiba tiba merasakan hapenya bergetar dan dilihat mamahnya yang menelfon ia langsung saja ia angkat.
"hallo" ucap Arkan
"Hallo Sayang kamu udah istirahat belum?" ucap mamah dari sebrang sana.
"iya mah ini Arkan baru makan Bakso dikantin, ada apa emang mah?"
"Arkan kesini nyusul mamah ayah kamu masuk ruang ICU"
"HAH! Serius mah"
"iyaa sayang sekarang kamu sini ya, disini udah ada mamah, ayah Rudi, sama ka Alex dan ka Alexa"
"iya mah iya Arkan otw kesana"
"buruan ya sayang"
"iya mah" Arkan langsung saja mematikan telfonnya sepihak dan langsung saja bangkit untuk menuju ke kelas.
"eh Ar lu mau kemana?" Ucap Billy yang sedari tadi bingung melihat Arkan.
"Ada acara mendadak gua harus nyusul nyokap sekarang"
"yaudah hati hati Ar" ucap Putra.
Arkan langsung saja menuju ke kelasnya tanpa menggubris perkataan Putra yang tadi. Di fikirannya ia cuman takut kehilangan Papahnya ia cuman gamau kehilangan rumahnya ia belum siap.
Sesampainya di kelas ia langsung memasukan buku bukunya di dalam tasnya dan langsung meminta izin ke guru piket.
Anak anak kelas yang melihat Arkan langsung pada bengong semua dan saling menatap Ke sebelahnya seolah olah Mereka pada bertanya Arkan kenapa.
Selama diperjalanan menuju ke Rumah Sakit ia memikirkan Papahnya sampai memory memory kenangan Papahnya terputar di dalam fikirannya.
Arkan cuman gamau kehilangan, Cukup ia kehilangan Siska jangan sampai ia juga kehilangan Papahnya jangan sampai.
Selama ka Alex dan ka Alexa dipindahkan untuk bertinggal dirumah Arkan sering tidur di Rumah Sakit untuk menamani papahnya ia masih teringat saat Papahnya memainkan boneka teddy bear berwarna coklat punya Arkan sewaktu kecil.
Sesampainya di Rumah Sakit ia langsung memarkirkan motornya di parkiran Rumah sakit dan langsung menuju ke ruang ICU.
Arkan berlari agar dengan cepat sampai di ruang ICU entah ia sudah menabrak berapa orang dan lupa untuk bilang maaf karna yang ada di fikirannya hanya Papah Papah dan Papah.
Sesampainya diruangan ICU kini Arkan sedang duduk disamping Papahnya yang terbaring lemah dengan suasana yang sepi hanya Ada suara dari alat ECG.
Arkan memegang erat tangan Papahnya sambil menahan air mata yang ingin membasahi pipinya. "hai pah apa kabar? Papah cepet sadar ya biar kita bisa main lagi, Arkan gak mau pulang ke rumah pah rumah terasa asing buat Arkan apalagi disaat kehadiran ka Alex dan ka Alexa. Rumah Arkan cuman papah hanya papah semenjak mamah memutuskan untuk menikah oleh ayah Rudi Arkan gak pernah banyak omong seperti dulu Pah, Arkan hanya ngomong yang penting penting aja Papah cepet sadar ya" tak terasa air mata Arkan mengalir seperti keran yang bocor.
Arkan memandangi wajah papahnya yang tenang damai sejahtera itu Arkan masih mengingat wajah ayahnya yang capek pulang kerja, ayahnya sedang sibuk ngasih suprise buat Mamah, wajah ayahnya yang sedang mengajarkan Arkan pelajaran disaat Arkan tidak mengerti. Arkan rindu itu.
Tiga jam sudah Arkan sendiri di ruangan ICU setelah mamah dan yang lainnya berpamitan untuk pulang dan nanti kembali lagi jam 9 nanti.
Arkan mengelap wajah ayahnya yang lembab dengan keringat menggunakan handuk kecil yang sering ia bawa dan digunakan kala saat ia bermain Basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Cinta Di SMA [COMPLETED]
Teen Fiction[BEBERAPA PART ADA YANG DI PRIVATE KALAU PENGEN BACA HARUS FOLLOW DULU HEHE] Siska yang awalnya tidak pernah percaya dengan yang namanya cinta sejati sampai pada akhirnya ia bertemu dengan Arkan yang bisa membuat Siska jatuh cinta, kecewa, sakit hat...