Isi

142 12 3
                                    

Rinai racun radioaktif mengukir kerak atlas
Wajah-wajah insan fatamorgana berjatuhan
Tercuci kerasnya zaman, terparkir beku di sudut purnama
Aku ingin di ladang ubi tetangga kita bercinta
Bercengkrama sambil bercengkraman

Mari cuci usus panjang kita dari kotoran busuk nikmat sesat
Mari biarkan cakra-cakra batu menggilas tulang dan daging
Putih adalah hitam jika kau lihat dari bawah ketiak seorang keparat
Yang giginya giat mengunyah sekerat daging manusia sinting
Tertelan sempurna menuju pusaran penghakiman

Setan-setan bermanifestasi dalam babi-babi
Juga berinvestasi untuk jiwa-jiwa seperti kita ini
Yang embun paginya adalah lendir-lendir informasi
Kopi susu hangat diganti segentong sinyal teknologi
Kenyang setelah sarapan gawai-gawai bau terasi

Dulu sekali aku mendengar ada salam dari kertas pribumi
Penuh intisari, kaya intuisi, menggelontorkan isi pundi interaktif
Dulu sekali bahasa masih murni, masih penuh teka-teki
Kita dibuai angin sastra, sukaria melepas pakaian identitas fiktif
Cendekia bukan cuma nama, tapi ruh yang menyesap ke sanubari

2017

BERANDA GIRINDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang