Bab 9 (Tatap Diam)

82 17 1
                                    

" Buat apa juga gue bohong, gue tidak berani nyakitin hati kecil orang yang gue sayang "

Hari ini hari jumat. Hari terakhir pelajaran minggu ini berlangsung. Ini baru minggu awal pelajaran dimulai dan masih kental akan liburan. Untuk itu pihak sekolah membuat keputusan bahwa hari ini di tiadakan proses belajar mengajar dan di ganti dengan aktifitas gotong royong.

Embun di sibukkan dengan beberapa temannya yang menghampiri dia. Sekarang dia adalah bendahara kelas. Dan dia sekarang sedang berdiskusi dengan beberapa pengurus kelas. Sedangkan yang lain pergi melakukan aktifitas membersihkan.

" Embun bagaimana kita kumpul uang 20k per orang untuk membeli perlengkapan kelas ". Ucap liya sekretaris kelas.

" Kalo gue sih setuju saja. Gue ngikut aja dengan ketua kelas ". Ucap Embun mengotak atik hpnya.

" Kalo gitu, gue juga setuju sih. Mulai besok uangnya dikumpul sampai lusa. Nanti gue sampaikan ke teman-teman lainnya ". Ujar Mike sang ketua kelas berbadan tegap.

Embun membulatkan kedua bola matanya. 1 notifikasi line masuk ke dalam hpnya.

Giogandara: piu.. keluar dong gue ada di depan
kelas loe.

Embun merasa tidak percaya dengan ini. Mana mungkin seorang kakak kelas datang menghampirinya. Itu mungkin, kalau orang itu penting baginya.

Embun: nggak lucu

Setelah membalas line dari Ezo. Embun melanjutkan diskusinya dengan pengurus kelas.

" Embun "

Suara itu mengagetkan seisi kelas. Ezo berdiri di depan pintu kelasnya. Dia menghampiri tempat Embun sekarang.

" Ada yang ingin gue omongin " ucap Ezo memandang Embun.

" Ha? Iyya kak " gugup Embun.

" Mohon maaf sebelumnya kak. Bukannya lancang. Tapi kita lagi diskusi kak. Bicaranya sebentar saja dengan Embun ". Ucap tegas Mike.

" Ini penting " Ezo menyangkut pautkan kata penting diperkataannya.

" Mike gue sebentar saja yah "

Setelah di anggukan setuju dengan Mike, Embun dan Ezo menuju ke taman belakang.

" Hal penting apa kak? " ujar Embun setelah mereka berdua sampai.

" Hmm loe nggak percaya yah sama gue " nyolot Ezo menatap Embun panik.

" Nggak percaya apa kak? " Embun begitu polos dengan semua keteka-tekian Ezo.

" Gue tadi bilangkan kalo gue ada di depan kelas loe. Kok loe nggak percaya sama gue sih ". Jelas Ezo setengah teriak.

Embun menatap diam Ezo. Heran. Sangat heran.

" Bukan tidak percaya kak. Gue kira kakak tadi bercanda. Soalnya gue tidak biasa di datangi kakak kelas kecuali kalo orang itu menganggapku penting ".

Jelas Embun menatap sepatu kets hitam miliknya. Ia takut menatap manik mata milik Ezo. Satu hal yang Embun ketahui sekarang, Ezo sedang marah kepadanya.

" Dari dulu gue sudah menganggap loe penting buat gue. Jauh sebelum loe masuk di sekolah ini. Harusnya loe tau itu "

Embun menatap diam lagi. Kini jantungnya berdetak lebih cepat. Mungkin perkataan Ezo benar bahwa lusa dia akan memberikan cintanya. Mungkin.

" Kak Ezo bercanda kan? " Tanya Embun khawatir dengan suara yang bergetar.

" Loe harus tau, gue orangnya serius tidak suka dengan kata bercanda. Jadi semua omongan gue itu betul tanpa bohong " Ezo menyentuh pundak Embun.

Kini keduanya saling tatap diam. Mereka menatap manik mata di depannya. Tidak ada yang bicara. Suara hembusan nafaslah hanya yang terdengar. Masing masing memiliki degup jantung yang memompa lebih cepat.

" Buat apa juga gue bohong, gue tidak berani nyakitin hati kecil orang yang gue sayang " ucap Ezo yang tingkat keseriusannya sudah berada diatas awan.

Setelah mengatakan perkataannya, Ezo pergi meninggalkan Embun sendirian. Embun berdiri dengan khayalannya. Beribu pertanyaan melayang diatas kepalanya.

Apakah Ezo benar-benar sayang? Atau dia sama saja dengan cowok lain? Mungkin sudah saatnya bagi Embun membuka isi hatinya kembali.

Aku harap dia tidak sekedar singgah, melainkan menetap di hati yang rapuh ini. Tuhan adil, dia mendatangkan seseorang yang baik ke aku ketika impian dan tujuan hidupku telah sirna-Embun.

Hae gils. Sorry telat postnya yah. Kemarin gue baru pulang dari lomba. Gue tidak sempat nge-post kelanjutannya. Tapi gue usahain tetap dilanjutkan. Kasih gue semangat dong. Jangan lupa like dan kommentnya. Thanks readers tersayangku😍

EMBUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang