Bab 13 ( 1 Grup )

71 13 4
                                    

" Matahari menyinari bumi dengan khas sinarnya, kamu menjadi matahari yang menyinari kehampaan hatiku"

Kini Embun sedang bergosip ria dengan Dede, Fira dan Noe. Nurul Alfiani nama lengkapnya akrab dipanggil Noe. Noe kini bisa dibilang salah satu sahabat Embun selain dede dan juga fira. Embun berharap persahabatan mereka akan abadi.

" Ehh kita buat grup deh " ujar Embun ditengah perbincangan mereka.

" Ah lu mah. Alay. Nggak deh " Tolak Fira.

" Itu mah nggak alay namanya. Kita kan bisa sharing pelajaran, gosip hot apalagi curhat tentang doi. Ya tidak? " Jelas Dede dengan semangat.

" Yaelah Dede, otaklu aneh " sindir Noe yang dihadiai tatapan tajam oleh Dede.

" Gue undang lu semua yah. Acc cepat " tekan Embun.

***

" Eh kak Ezo yang pernah datang ke kelas ini kan Embun? " tanya Dede.

Embun mengangguk.

" Berarti itu kak Ezo? " tunjuk Dede ke kelas yang berada di bawah.

Yup. Kelas Embun dan kelas Ezo berada di lantai dua.

Embun berjalan mendekati dede dan mendapati Ezo yang sedang menuju ke kelas 12. Kalo tidak salah 12 fisika 1.

Embun memperhatikan gerak gerik Ezo. Firasatnya mengatakan bahwa Ezo akan menyampiri pacarnya itu. 1 kali lagi hati Embun serasa tercabik dengan kenyataan ini.

Tidak lama, Ezo keluar dari kelas itu. Ezo sepertinya ingin menelpon seseorang. Embun sangat penasaran siapa yang akan dia telpon jam segini?

Drett drett drett

Hp Embun berbunyi. Matanya langsung melotot mengetahui yang menelpon adalah Ezo. Embun salah tingkah.

Embun segera mengangkatnya.

" Iya kak? "

" Lagi dimana? "

" Di kelas kak "

" Ke bc yah. Gue tunggu lo disitu yah "

" Hmn oke kak "

Segera Embun berlari menuju bc. Ia tidak ingin membuat Ezo menunggu terlalu lama.

Oke. Sekarang Embun sudah berada tepat di depan Ezo. Ezo langsung tersenyum kepadanya.

" Ada apa kak? " tanya Embun penasaran.

" Nggak. Ngakk papakok. " ucap Ezo santai. Matanya tetap memandangi Embun.

" Trus kenapa manggil? " tanya Embun lagi.

" Gue hanya rindu " jelasnya. Mendengar ucapan Ezo, Embun tambah penasaran. Mungkin bukan dirinya yang dimaksud. Tapi mungkin pacar misteriusnya lah yang ia rindukan. Embun hanya orang ketiga di hubungan mereka. Mengingat hal itu Embun selalu menyalahkan dirinya akan takdir itu.

" Rindu? Owh " ucap Embun enteng. Ia tidak mau tau lagi tentang Ezo apalagi tentang kekasihnya itu.

" Lo tidak mau tau siapa yang gue rindukan? " Tanya Ezo.

Ezo berharap Embun menanyakan itu. Karena menurutnya, Embun aneh sejak hari hari terakhir ini. Ia hanya ingin memastikan kalau Embun baik baik saja. Hanya itu. Tidak lebih.

" Emangnya siapa kak? " coplos Embun.

" Lu " jawab Ezo. Ezo ingin Embun tidak menjauhi dirinya.

Akhir akhir ini, Embun sengaja lama membalas chat Ezo dan membuat Ezo khawatir akan dirinya.

" Ha? "

" Iya, Embun. Yang gue rindukan itu lo. Anjani Embun Fradisha. " tekan Ezo di setiap kalimatnya.

Embun mematung. Embun selalu mengingat bahwa Ezo itu sudah punya pacar. Bahwa dirinya sudah menjadi orang ketiga dihubungannya.

" Embun, kenapa gue rasa lo menjauh dariku? " tanya Ezo sambil mendekati Embun yang mematung.

" Ha? Kenapa kakak nganggap gue menjauh dari kakak? " tanya Embun balik.

" Nggak. Gue rasa aja. "

Embun hanya ingin hubungannya dengan kak Ezo baik baik saja.

Tiba tiba tangan Ezo melingkari tubuh Embun. Ezo memeluk dirinya. Dekupan yang Embun rasakan sangat tulus.

" Kok tegang banget " nyengir Ezo ke Embun saat dirinya memeluknya.

" Apaan sih kak " ujar Embun dan menghantikan pelukan itu.

" Kok dilepas? Kangen nih " gombal Ezo dan memeluk lagi Embun.

" Embun, gue rindu sama lo " ucap pelan Ezo.

Dan tarikan senyum Embun tidak pernah pudar. Hari ini hari terindah buatnya.

***

Hae readers gue. Sorry yah gue lama updatenya. Gue sibuk habis ulangan sih. Gimana dengan part ini? Like dan commentnya sangat dibutuhkan. Makasih yah. Lupp you:)

EMBUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang