13. [Sebuket Mawar Merah]

25 23 0
                                    

Suasana hening dikelas nampaknya bukan sekedar mitos belaka. Hanya ada suara guru yang mengajar dan spidol yang bertautan dengan papan tulis. Sedangkan para siswa menutupi wajahnya dengan bukunya, alih-alih untuk menutupi wajah mereka yang sedang tertidur pulas.  Beberapa juga ada yang masih serius mendengarkan pelajaran, walaupun diiringi dengan menguap.

Tett tett..

Suara bel berbunyi yang begitu didambakan oleh semua murid akhirnya terdengar juga  , suara bel yang menandakan pelajaran hari ini telah selesai.  Sejenak guru menghentikan tulisannya.

"Baik anak-anak pelajaran kita cukup sampai disini, assalamualaikum warahmatullah hi wabarokatuh," ucap guru mengakhiri pelajaran setelah ia merapikan buku-bukunya yang tebal.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh."

Guru meninggalkan kelas. Dan keadaan kelas kembali berisik seperti biasa. Beberapa sibuk merapikan tasnya, ada pula yang merapikan penampilannya karena sehabis tidur, dan sebagiannya telah meninggalkan kelas.

"Huft lega. Abis di jemur di panasin pake olahraga. Terus diteganging sama matematika. Istirahat dulu ambil nafas baru dihajar sama kimia 1 jam dan fisika 2 jam. istirahat lagi isi perut Baru di ninabobo sama Indonesia.  Lengkap sudah penderitaan kita dihari pertama sekolah.  Huft," Liana mendesah lega.

"Gue kangen sama hari sabtu minggu Li."

"Gue juga."

"Woy lo berdua mellow amet sih.  Pelajaran gini aja udah mellow kaya diputusin pacar!" geram Diki pada dua sahabatnya yang duduk didepannya.

Liana dan Windy kompak memberikan tatapan tajamnya untuk Diki, "Lo mending diem deh!" ucap mereka kompak.

Diki bergidik ngeri, "amit-amit punya pacar kaya mereka. Untung Dita nya punya gue gak kaya gitu.  Huft."

Pletak!!

Dua sentilan maut mendarat tepat  di keningnya, "Aw sakit pea!"

"Biar tau rasa!  Udah ya Li gue pulang dulu," pamit Windy

Aku mengangguk pelan, "Hati-hati dijalan Dy."

Windy mengacungkan jempolnya, "Sip."

"Pulang yuk." Dika kali ini bersuara. Ia baru saja bangkit dari tepat duduknya.

Diki dan Liana pun ikut bangkit.

***

Liana prov.

"Gue hari ini pulang sendiri ya."

"Lo mau kemana Li?"

"Gue mau pulang bareng Lio."

"Cie yang udah baikan."

Aku mendengus kesal, "btw makasih ya Ka, saran lo membantu banget."

"Your welcome my sister."

Dika, Diki dan aku berjalan berdampingan menuju ke gerbang.

"Kenapa lo gak jadian aja sih sama Lio? Kenapa lo malah pacar sama cowok lain?"

Uhuk uhuk!  Aku sukses tersedak dengan salviaku sendiri mendengar pertanyaan spontan dari Dika.

"Kalian tau sendiri kan Lio aja gak pernah serius kalo sama gue. Yang ada gue bisa jadi bahan olok-olokan kalo dia tau gue baper sama dia." Aku mengerucutkan bibirku.

"Oh udah baper-baperan sekarang nih?" ucap Diki menaik turunkan alisnya.

"Mau gue sentil lagi jidat lo?  Mumpung masih gatel nih!" ucapku kesal.

The Roses BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang