Tettt tetttt..
Bunyi bel yang ditunggu-tunggu para muridpun terdengar nyaring seantero sekolahan.
"Baik anak-anak pelajaran kita hari ini cukup sampai sini dulu. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," Jawab murid-murid kompak.
Selepas mengucapkan salam pak Bambang selaku guru bahasa Indonesia meninggalkan kelas. Disusul pula para murid. Ia sedang membereskan buku-bukunya yang berserakan di mejanya dan memasukkannya ke dalam tas.
"Lian hari ini gue sama Dika ada ekskul basket. Lo mau ikut apa pulang duluan?"tanya Diki.
Liana menengok kebelakang tempat duduk Dika dan Diki.
"Gue duluan aja ah, bisa lumutan nungguin lo pada ekskul basket. Pa lagi ada Lio dkk," dengus Liana.
"Iya iya deh. Tapi lo tahu kan arah jalan pulang?" tanya Dika.
Pletak!! Satu sentilan tepat pada dahi Dika.
"Aw sakit pe'a"
"Dikira gue anak TK kali ya! " Geram Liana.
"Bercanda kali bos!"
Liana mengacuhkan Dika. Ia melanjutkan memasukkan buku pelajarannya ke dalam tas. Setelah selesai ia mulai berjalan keluar kelas diikuti Dika dan Diki.
"Kalian tau gak berita yang lagi panas-panasnya di kelas kita? katanya Arga ketangkep basah jalan sama si windy tau?" pekik Diki.
"Dapet berita dari mana sih? Lo udah kaya Raja Gosip tau gak? Semua hal lo tau semua."
"Mungkin bakat terpendam Li," timpal Dika.
"Sebodo amat. Ya gue denger dari sosmed lah. Makanya jadi orang jangan kudate," ujar Diki kesal.
"Set dah bukan kita yang kudete tapi lo nya aja tuh yang kepo banget sama urusan orang lain? Lagian mana ada bad boy tapi over kepo?" geram Liana.
Dika ikut mengangguk menebarkan perkataan Liana.
"Bodo! Alibi aja lo! " geram Diki.
"By the way hebat juga Arga bisa cepet move on dari lo! " ucap Dika yang diarahkan ke Lian.
"Yee mana gue tau."
"Lo kurang kali jampi-jampinya, " ucap Diki asal.
"NJIRRR! " Liana memukul kepala Diki dengan buku tebalnya yang ia pegang sedari tadi.
"Awww sakit bego!! Tega amet sih sama kakak sendiri! "
"Kya mimpi aja lo! apa kata dunia kalo seorang Liana yang cantik jelita plus kece badai gini punya kakak bego kaya kalian. Big No!!" pekik Liana.
Ia langsung lari untuk menghindari Dika dan Diki yang siap untuk menerkamnya. Marahnya tergantikan dengan Tawa, tawanya semakin pecah saat melihat Dika dan Diki kualahan menangkapnya, hal itu mambuat mereka menjadi pusat perhatian. Dika dan Diki yang memiliki wajah tampan sehingga bisa dikatakan mereka adalah most wanted disekolah ini, tak sedikit wanita yang memandang iri kepada Liana. Begitu pula dengan Liana, dia memiliki tubuh ideal. Wajahnya yang manis dan seputih susu menyerupai artis-artis korea membuatnya menjadi idaman para pria. Namun dibalik kecantikannya ia memiliki sifat jutek akut tingkat dewa.
"Apa lo bilang hah?" geram Diki.
"Awas lo ya, kalo ketangkep gue jadiin perkedel biar tau rasa lo," geram Dika.
"Wle gak ketangkap," Liana menjulurkan lidahnya untuk mengejek Dika dan Diki.
Liana terus berlari sampai wajah Dika dan Diki tak terlihat lagi ia menghentikan langkahnya untuk mengambil napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Roses Blue
Teen FictionRintih air membasahi, Beribu nafas.. beribu jiwa.. Rintik air menggenangi, Seluruh ruas yang ada.. Mengalir.. tuk sucikan kesalahan.. Turun dengan damai.. Dihentak gemuruh badai, Mengalunkan ketenangan.. Menggoyahkan kedamaian, Ada sunyi.. tatkal...