Semilir angin menerpa tubuhku yang baru saja keluar dari mobil milik Liam membuat rambutku yang kubiarkan tergerai ikut berterbangan. Setelah menempuh perjalanan hampir 1 jam akhirnya sampai juga. Dengan setelan sama denganku yaitu memakai baju putih berpadu dengan sepatu kets putih. Yang berbeda hanya Liam memakai jaket hitam sedangkan aku tidak."Sudah kubilang ikat rambut mu. Kalo gini kan rambut kamu berantakan honey." ucap Liam merapikan rambutku yang sedikit acak-acakan.
Aku hanya mengerucutkan bibirku. "Iya bawel" ucapku kesal.
"Jangan manyun gitu jelek honey."
Aku memutarkan bola mataku jengah. "Bawel. Udah beli tiket gih."
"Iya cantik. Tunggu disini dulu ya" Liam mengacak-acak rambutku sebelum pergi.
'Kebiasaan deh abis dirapiin terus diacak-acak lagi rambut gue'
Ku ambil hpku dan membuka aplikasi Line untuk menanyakan posisi Kembar kunyuk itu.
#DIDINA GROUP
@LianaAlicia: dimana lo pada?
@LianaAlicia: Bales Bego!!
@DikaAditya: bawa pacar gak lo? Ntar ganggu gue mulu lagi!
@DikiPraditya: bawa pacar gak lo? Ntar ganggu gue mulu lagi! (2)
@DikaAditya: gak kreatif
@LianaAlicia: bawa lah.
@DikiPraditya: depan rumah kaca.
@DikaAditya: depan rumah kaca. Buruan kesini .
@LianaAlicia: Sip.Aku memasukkan kembali hp kedalam saku. Tiba-tiba saja ada sebuah tangan menutup kedua mataku.
"Lepasin!!! duh Siapa ya? " aku tau persis Liam tidak akan melakukan hal seperti ini.
"Tebak siapa?"
Suara ini? Bukannya-
"Arga? Ish lepasin!!!" aku mencubit tangannya sehingga ia melepaskan tutupannya.
"Sadis juga cubitan lo" ia masih meniup tangannya yang baru saja ku cubit.
"Lagian suruh siapa ngerjain gue. Gue kira kan penculik!" pandanganku beralih kepada wanita yang berada disamping Arga. " Windy? Wih kalian lagi kencan ya? Cie cie ci-- upss" kali ini mulutku dibekap oleh Windy.
"mulai deh bar-barnya keluar. Bisa diem gak sih." maki windy kesal.
Aku mengacungkan dua jariku tanda peace. Baru Windy melepaskan bekapannya "sorry."
Windy hanya nengelengkan kepalanya. "Kemana si kembar kunyuk? Kok gak kelihatan? "
"Mereka udah masuk didalem. Kalian udah beli tiket?"
"Udah ini mau masuk, lah terus lo kesini sama siapa? kalo sendirian gabung aja sama kita." kali ini yang menjawab pertanyaan ku Arga.
"Yang ada gue jadi kambing congek ntar. Gue sama cowok gue."
"What lo udah jadian sama Lio?" ucap Arga dan Windy kompak
"Siapa juga yang bilang gue jadian sama Lio!"
"Hehehe ya kali." celetuk Arga
.
Pandanganku beralih mencari Liam yang tak kunjungan datang."Kirain kita lo sakit kemarin makanya gak masuk. Eh ternyata orang sehat wal afiat." dengus Windy.
"Motor gue bocor. Gue cari tambal ban eh gak ada."
arga dan Windy kompak menggelengkan kepalanya.
"Oh iya tugas pak Dito gimana?"
"Lo bikin pertanyaan wawancaranya entar biar gue yang cari orang yang mau diwawancarai gimana!?" Ideku
Ah itu dia, tapi tunggu. Itu liam dengan siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Roses Blue
Teen FictionRintih air membasahi, Beribu nafas.. beribu jiwa.. Rintik air menggenangi, Seluruh ruas yang ada.. Mengalir.. tuk sucikan kesalahan.. Turun dengan damai.. Dihentak gemuruh badai, Mengalunkan ketenangan.. Menggoyahkan kedamaian, Ada sunyi.. tatkal...