13. Toko Buku vs Timezone

2.7K 135 8
                                    

"siang ayah" sapa Niki dengan cengiran khasnya.

"kamu tumben kesini ada apa?" tanya Aldi heran, pasalnya putri semata wayangnya ini begitu sulit untuk di ajak kekantor. Tapi tidak ada angin tidak ada hujan kenapa tiba-tiba ia datang. Dan pakaian apa itu? Dress selutut peach dan flat shoes putih? Sangat bukan anaknya sekali.

"kamu rada beda hari ini loh" kata Aldi sambil memasang senyum menggoda.

"ah ayah... Niki kan kaya gini biar ayah gak malu sama temen-temen ayah" kata Niki sambil mengulum senyum. Tabiat yang memuji adalah ayahnya ia akan tetap merona jika dipuji. "oh ya Niki bahwa sesuatu loh. Tada!" lanjutnya sambil menunjukan rantang yang berada di genggamannya.

"Kamu masak?"

"heem. Di makan ya" Bagikan melihat bulan di siang bolong saat Niki mengiyakan pertanyaannya. Niki memang sangat jarang sekali memasak tapi siapa sangka, jika Niki sudah didapur maka apapun yang ada di sana akan menjadi makanan ala restoran bintang lima.

Niki jarang sekali memasak, karena biasanya Aldi lah yang akan memasak.

I love you dangeriousl-y-y-y-y-y
More then..

Lantunan musik itu membuat anak dan ayah itu sedikit kaget. Niki segera mengelurkan benda pipih yang berbunyi itu sambil menekan tombol hijau tanpa melihat siapa nama sang penelfon.

"..."

"lagi di kantor ayah"

"..."

"ngapain?"

"..."

"oke"

Itu adalah percakapan singat Niki dengan seseorang di sebrang telfon sana.

"siapa?" tanya Aldi penasaran.

"Abyan. Mau nyari buku katanya, sekalian aku juga mau beli buku. Aku pulang ya" Niki mendekati meja sang papa, dan melakukan kebiasaannya. Mencium tangan sang Ayah.

"dah Ayah!!" Niki melambaikan tangan sebelum akhirnya hilang ditelan pintu.

•One Life•

Kini Alan sudah di rumah, sudah dua hari ia menginap di markas dan siang ini ia di rumah. Sudah tidak perduli lagi dengan sang Papa ataupun ancamannya ataupun juga Abyan. Ia ingin menulikan telinga jika Agus akan melakukan hobinya (memarahi Alan) lagi.

Ia sudi untuk tinggal di rumah besar keluarga Bencroft juga karna Alm. Mamanya yang ingin Alan tinggal disini. Mamanya fikir jika Alan disini maka ia akan senang, memliki Papa dan juga saudara. Jadi Alan tidak akan kesepian.

Tapi ekspetasi kadang tak sesuai dengan realita, buktinya Alan lebih senang hidup sendiri ketimbang satu atap dengan mereka semua.

Selain karena sang Mama tercinta ada orang lain yang membuatnya memutuskan pulang.
Dan orang itu adalah....

Niki.

Satu nama itu membuat pandangan neraka pada rumahnya sedikit berkurang.

Niki yang menjejalinya dengan kata-kata mutiara yang membuat sedikit banyak dari hati kecinya menjadi luluh.

Dan sejak saat kemarin malam menghabiskan waktu bersama Niki, ada rasa gelenyar aneh dalam dirinya.

Tiba-tiba Alan akan senyum-senyum sendiri bagai orang sintin* jika ingat saat Niki marah-marah karena Alan yang akan melepaskan pegangan tangannya kemarin saat ia mencoba sepatu rodanya. Meskipun ukurannya terlalu besar. Niki tetel saja dengan pd memakainya.

One Life [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang