Aku terlalu sibuk memberi perhatian lebih kepada dia yang mengacuhkanku, dan terlalu acuh kepada orang yang justru mencintaiku.
Maaf
••••
Petang mulai menjelang... Matahari mulai mengalah pada sang bulan untuk menggantikannya menyinari malam dangan cahaya putihnya.
Semilir angin yang sejuk membuat siapapun merasa nyaman dan tenang. Membelai halus wajah dan menerbangkan anak rambut. Membuat mereka seolah menari dan membisikan sesuatu yang indah.
Niki Agustin Wiratama.
Gadis cantik dan manis itu tengah sibuk dengan lamunannya. Lima menit. Sepuluh menit. Satu jam. Dua jam.
Tanpa merubah posisi ia tetap kekeuh duduk di teras rumah Abyan.
Tak peduli dengan angin yang menampar wajahnya, tak peduli dengan anak rambut yang menggelitiknya memerintahkan untuk pulang. Intinya Niki hanya ingin beremu Abyan. Dan itu sudah cukup membayar penungguannya selama dua jam lebih ini.Mungkin hanya orang bodoh yang akan melakukan hal seperti yang dilakukan oleh Niki, tapi Niki bisa apa? Hatinya sudah tertutup rapat untuk hanya untuk Abyan.
Hanya demi Abyan ia rela berkorban, hanya demi Abyan ia rela masuk RS karena menemani latihan, hanya karena Abyan Niki rela membuat ayahnya cemas. Bahkan ia rela Abyan dilepas agar bisa lebih bahagia dengan yang lain walaupun harus dia yang sakit.
Tanpa terasa jam berlalu begitu cepat. Hingga kini matahari sudah sepenuhnya tenggelam.
Tapi Niki?
Bokong Niki bahkan masih setia menduduki teras.Rencananya menemui Abyan di tempat latihan renang rasanya sudah tidak berhasil. Alias gagal total, dan kini Niki memutar balik otak agar bisa berbaikan dengan Abyan. Walaupun harus menunggu berjam-jam.
Entah sudah keberapa kalinya, asisten rumah tangga yang memang Niki kenal mengajaknya masuk. Agar bisa sekedar duduk di sofa atau makan susuatu. Tapi Niki ya Niki...
Selalu saja bisa menolak dengan halusNiki yang sedang asyik dalam lamunannya itu langsung beranjak dari duduknya waktu mobil om Agus terparkir tepat dihadapannya.
"malam om" sapa Niki hangat.
"Niki? Kamu kok duduk disini? Ayo masuk?"
"eh.. Enggak papa om. Saya lagi nunggu Abyan"
"Abyan? Jam segini dia belum pulang? Hemm itu anak main kemana?" kata Agus sambil menopang dagunya mencoba mengira "Yaudah kamu nunggunya sambil di dalam aja yuk"
"ah tapi om-"
Brumm
Tind.. Tind..
"ahh itu anaknya dateng"
"assalamualaikum pah.. Kok udah pulang? Bukannya papa pulang besok?" suara Abyan benar-benar membuat hati Niki mendingin.
"waalaikumsalam. Kamu tuh papanya pulang cepet malah disuruh pergi lagi nih"
"hehe kok papa jadi sensi gitu sih"
"yaudh om saya pamit pulang dulu" ucap Niki. Yang sepertinya baru disadari Abyan tentang kehadiran Niki disitu sadari tadi.
Ini sangat kentara dari ekspresi datar yang langusung di berikan Abyan. Dan Niki mau tak mau merasa canggung lagi.
"kamu mau kemana? Makan dulu"
"emm.. Terima kasih om tapi saya-"
"-pokoknya gak ada penolakan.. Ayokk masuk" perintah Agus sok tegas sambil mendorong tubuh mungil Niki.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Life [Completed]
Teen FictionTakdir? Ialah hal tak terelakan yang datang dari sang pencipta. Hidup? Tak selalu manis Seperti kopi, kadang yang sedikit pahit itu lebih terasa mantap. Waktu? Yang kutau hanya ada hari kemarin yang tak bisa di ubah. Esok yang tak bisa diduga. D...