25. Teman dari Teman

2.8K 130 3
                                    

Aku emang gak kenal kalian. Tapi makasih udah mau peduli sama aku.
Makasih Alan.

Temen kamu ajaib semua ya

••••

Niki menerjapkan matanya berusaha menyesuaikan cahaya putih saat ia akan membuka mata.

Pandangannya masih kabur tetapi perlahan mulai semakin jelas bahwa cahaya tersebut berasal dari lampu putih nan silau.

Niki mengamati sekeliling ruangan. Tembok putih dan ada beberpa lukisan bunga ada disini. Di pojok ruangan juga terdapat sofa lengkap dengan mejanya.

Dan kini Niki sadar ini bukan di kamarnya. Ini adalah rumah sakit, sungguh kentara dengan bau obat khasnya.

Niki ingin mengambil air putih yang disediakan di meja kecil samping tempat tidurnya. Tapi niatnya terurungkan saat melihat ada seseorang yang tidur dengan posisi yang pasti sangat tidak enak menurutnya.

Bokongnya terduduk dikursi tetapi wajahnya di telungkupkan di kasur tempat Niki tidur. Tangannya dengan setia menggenggam Niki erat.

Entah sadar atau tidak tangan kiri Niki-tangan yang tidak digenggam-yang terhubung dengan selang infus berusaha meraih pucuk kepala orang yang sedang tidur nyenyak itu.

Walau terlihat kesulitan akhirnya telapak tangan Niki sampai juga disana. Dipucuk kepala orang yang sedang tidur pulas itu.

Dan sepertinya orang itu sadar akan pergerakan tangan Niki yang membelainya halus. Orang itu berusaha bangun untuk memastikan bahwa itu bukan mimpi.

"Niki lo udah sadar?" Alan langsung terjengkit kaget waktu tahu Niki sudah siuman. "gue panggil dokter dulu ya" Alan ingin bangkit, tapi berhasil dicegah oleh Niki.

"gak usah Al, gue gak papa. Gue udah ngerasa baikan kok"

Al Panggilan itu memang sudah sering Alan dengar, nama panggilannya yang memang Alan seringkali membuat ia dipanggil lebih singkat menjadi Al.

Tapi ini pertama kalinya Niki memanggilnya dengan sebutan itu. Dengan suara yang serak dan lemah juga, sungguh Alan benar-benar teringat ibunya.

"tapi dokter Reka harus tau. Biar dia bisa meriksa keadaan lo"

"lo kok kenal dokter Reka?" tanya Niki heran "Ah.. Pasti lo udah tau semuanya ya" Niki tertawa miris saat menyadari bahwa Alan yang bukan siapa-siapanya kita sudah tau tentang keadaan terburuknya "lo pura-pura gak tau bisa kan? Lo anggap aja gue sehat. Lo anggap aja gak pernah tau tentang keadaan gue yang sebenarnya. Lo anggap aja kalo gue-"

"-mana bisa gue bersandiwara kaya yang lo mau. Gimana bisa gue ngangep seolah gak terjadi apa-apa padahal ada apa-apa?"

"tapi gue gak mau dikasihanin-"

"-gue gak bilang bakal ngasihanin lo"
Mata Niki membulat saat mendengar satu kalimat Alan barusan. Apa yang Alan maksud tidak mengkasihani nya? "gue emang gak bakal ngasihanin lo. Tapi gue bakal ngelindungin lo, gua bakal jagain lo, gue bakal jadi tameng bernyawa lo"

•One Life•

Lisa dan Gea kesepian karena tidak hadirnya Niki. Bagi mereka satu hari tanpa Niki bagaikan makan sayur tanpa garam, meskipum enak tapi tetap saja kurang sedap.

Tapi jika memang kurang sedap kenapa tidak ditambah penyedap rasa saja? Itulah hal yang sedang terfikirkan oleh Lisa. "Ge. Kita ke RS yuks. Jengukin Kiki, gue kangen sama dia"

One Life [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang