19. Prepare

2.5K 114 0
                                        

Masih tentang hari ulang tahun Niki

Dihari yang begitu spesial ini Niki hanya sendirian.

Teman-temannya entah hilang kemana. Saat ia hendak mengajak mereka ngobrol pasti saja ada hal membuatnya ditinggal.

Yah kecuali Alan.

Walaupun Niki tak yakin bahwa Alan mengetahui hari ulang tahunnya atau tidak. Yang pasti ia sedikit lega. Karena ia tidak sendirian di hari spesialnya.

Tapi setelah kejadian barusan sepertinya Niki harus berfikir lebih dari dua kali lebih bijak bahwa benar atau tidak ia bersama Alan yang nyebelinnya bikin tobat ini.

Dan apa-apaan itu dia bahkan memandang bibir imut milik Niki seperi makanan saja.

"heh lo mikir apa?" cecar Alan dengan nada khasnya "jangan kepedean deh.. gue juga gak semesum itu kali. Gue juga masih takut dosa kalo main sosor anak orang"

Niki menyernyit heran.
Alisnya berkerut hingga ke jidat, membentuk guratan-guratan aneh di sana. Apa sekarang Alan bisa baca fikirannya? Atau Alan sekarang sudah pinter agama? Setaunya Alan itu pintar dibidang itung-itungan walaulun dikelas suka molor melulu, tapi harus Niki akui bahwa Alan itu sedikit pintar.

Atau mungkin Alan sudah di cekoki Redu sang ketua kelas muka boyband korea itu. Yaah pokoknya gak ada yang tau.

We don't have to be ordinary
Make your best mistake..

Suara merdu dari Shaw Mendes membuat Niki kembali melurusakan kerutan di dahinya dan merogoh saku rok untuk mengetahui siapa gerangan yang menelfon... Tapi nihil.

Ternyata ponselnya tidak sedang bergetar atau berdering.

"-heem"

Aishh ternyata smartphone yang berdering adalah milik Alan. Bagaimana bisa ia menggunakan soundtrank yang sama dengan Niki? Niki jadi kikuk sendiri.

"-heh? Maaf om dikira siapa?"

Niki memperhatikan dengan seksama terhadap Alan yang sepertinya sedikit kaget dan langsung serius dari tampang orang dongonya barusan.

"-oh gitu ya..."

Alan sempat curi-curi pandang dengan Niki sebelum menjawab lagi.

"-iya om, siap"

Niki benar-benar penasaran, kenapa Alan tadi bicaranya singkat sekali. Bahkan pake acara lirik-lirik segala lagi. Padahalkan ini bukan sedang ulangan yang ada acara contek-mencontek.

"siapa?" tanya Niki setelah Alan baru saja menutup panggilan teleponnya. Akhirnya ia bisa bertanya juga,
Apa sih yang sebenarnya Alan bicarakan? Bukannya kegeeran, tapi Niki berfirasat bahwa tadi Alan pasti membicarakannya.

"bukan apa-apa. Gue pergi dulu" dan Alan pun menghilang dari pandangan Niki.

Kalo cewek bilang bukan apa-apa pasti ada apa-apanya. Tapi Alan kan cowo? Apa mungkin bahasa kode mereka sama? Tapi masa bodo lah, intinya Niki jadi sendiri lagi. Rasanya ingin sekali Niki memutar seluruh jam agar hari berlalu cepat.

•One Life•

"Abi!" seru suara khas perempuan itu.
Abyan sekarang sedang benar-benar di kejar waktu. Jika ia tak cepat, maka semua rencananya akan sia-sia.

"kenapa Fe?" tanya Abyan berusaha selembut mungkin dan semanis mungkin saat berbicara pada gadisnya ini.

"hari ini kita nonton yuk" jawab Febi ceria.

One Life [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang