Shawn Mendes - Imagination
****Bel pulang sekolah sudah terdengar. Bel yang paling ditunggu-tunggu oleh semua murid. Karena dapat terbebas dari lelah dan peningnya seharian belajar. Kini kelas perlahan-lahan mulai sepi. Hanya tinggal beberapa siswi yang piket. Salah satunya Dena.
Dena kini tengah menyapu kelasnya sedangkan yang lain mengerjakan tugas lainnya. Dena kini mau tak mau harus piket sendiri. Karena Selly yang biasanya nungguin dia piket harus pulang duluan. Karena harus nemenin mamanya pergi.
Tugas piket memerlukan waktu sekitar 20 menit. Saat Dena keluar kelas, keadaan sekolah sudah sepi. Hanya dirinya dengan beberapa murid lain ditambah dengan guru.
Dengan segera Dena berjalan menuju gerbang sekolah. Saat sampai di gerbang, langkahnya harus terhenti karena Raden memanggil namanya. Raden menunggu di pos satpam yang berada di samping gerbang. Sendirian.
Raden kemudian menghampiri Dena lengkap dengan motor besarnya yang mempunyai suara nyaring.
"Gue anter balik ya?"
"Pulang sendiri aja. Kan tadi gue udah bilang. "
Mata Raden kemudian menjelajahi jalan raya. Mencari apakah ada angkutan atau bus yang lewat.
Menolehkan pandangannya ke arah Dena yang ada disampingnya, Raden berkata "Mau naik apa? Udah gak ada lagi angkutan yang lewat"
Dena langsung mengarahkan pandangannya ke jalan raya. Memang benar, tidak ada lagi angkutan. Hebat, baru 20 menit dia piket, angkutan udah gak ada aja. Rumah Dena emang lumayan jauh, hingga Dena harus pulang naik angkutan umum. Atau gak dijemput.
"Udah sama gue aja ya. Bahaya juga kalo lo pulang sendirian. Udah sore lagian juga"
Sekolah Dena emang pulang jam 3 sore. Ditambah dia tadi piket dulu ya gini, hari udah semakin sore.
"Nunggu taksi aja deh" Dena kembali menolak tawaran Raden diiringu dengan senyuman.
Berdecak kesal, Raden kemudian menarik tangan Dena hingga menaiki motornya.
"Udah naik aja deh. Ikhlas kok. Gak baik juga kan buat lo kalo pulang sore-sore. Sendiri lagi. "
Dena kemudian pasrah dan menaiki motor besar Raden. Cukup kesulitan memang. Tapi akhirnya bisa dinaiki juga.
"Udah?"
Dena mengangguk, "Iya"
"Rumah lo di mana?"
Dena kemudian menyebutkan alamat rumahnya. Raden mengangguk, "Sama?" Ujar Raden dengan nada pelan.
"Hah? Bilang apa?"
Raden hanya menggeleng. Tak menyangka ucapannya di dengar oleh Dena. Tapi syukur dia dengar samar-samar.
Kemudian motor Raden melesat meninggalkan sekolah.
Di sela perjalanan, pikiran Raden kembali bercokol. Alamat yang disebutkan Dena sama persis dengan alamat rumah Dena yang dulu. Namun anehnya, dulu saat Raden pergi ke rumah itu, tidak ada orang yang menempati. Apakah Keluarga Dena baru pindah? Kembali ke rumah yang dulu? Benar-benar teka-teki yang rumit."Um, Den?" Raden memecah keheningan.
"Ya?"
"Mampir supermarket bentar gapapa kan? Entar gue traktir es krim deh"
Es krim? Salah satu makanan yang sangat Dena sukai. Tentu dia tak akan menyiakan kesempatan ini. Dena mengangguk, "Boleh."
****
Setelah selesai dengan urusannya di supermarket, Raden mengajak Dena untuk mampir duduk sebentar di salah satu tempat duduk di depan supermarket tersebut. Berniat untuk memakan es krim yang dibeli.
Hening.
Dena hanya sibuk dengan es krimnya. Sedangkan Raden memandangi wajahnya. Ah, Raden kembali rindu pada Dena-nya.
Setelah beberapa menit hening, Raden kemudian bersuara, "Dulu gue punya pacar. Bisa disebut cinta pertama. Tapi gak tau kenapa dia mutusin gue gitu aja. Tanpa kejelasan. Terus pergi ngehilang dari kota ini, negara ini. Maybe. "
Raden diam. Begitupun Dena.
"Dulu dia permah tinggal dirumah yang sama dengan rumah lo. Lalu, entah ini kebetulan atau apa, nama dia sama kayak nama lo sekarang. Persis. Muka kalian aja mirip. Tapi setau gue, dia gak punya kembaran. Kalopun ada pasti namanya beda bukan?"
Dena hanya diam. Tak mampu berkata apapun. Hanya memandang wajah serius Raden.
Setelah jeda cukup lama, Raden kembali melanjutkan perkataannya, "Satu yang gue bingung-in sejak pertama kali lo masuk Pelita Bangsa."
"What are you doing the same?"
****
A/N: Tetep tungguin kelanjutan Radena yaa. Voment jugakkk.•Melliiiiiy
KAMU SEDANG MEMBACA
Radena
Teen FictionTOLONG BACA PART "BACA AJA" Raden dan Dena. Dua insan yang saling mencintai, saling menyayangi, harus berpisah hanya karena satu orang. Dipertemukan kembali oleh dimensi waktu. Yang membuat Raden mendapatkan kesempatan kembali untuk berjuang. Namun...