Ed Sheeran - Shape of you****
Flashback
Saat itu hujan tengah mengguyur bumi. Meneteskan air matanya. Disini Dena sendiri, tengah menatapi hujan.
Mendongak, menunduk.
Itulah yang dilakukannya sedari tadi. Mengamati hujan yang entah kapan akan berhenti. Sudah satu jam dia berdiri disini, menunggu hujan reda agar dengan segera dapat pulang kerumah.
Petir dan kilat semakin bersahut-sahutan membuat Dena memundurkan sedikit tubuhnya serta merapatkan jaket yang dikenakannya.
"Ini hujan kapan berenti sih?" Gerutu Dena yang mulai bosan.
Karena bosan ditambah suasana sekolah yang sudah sepi, Dena melangkah, berniat untuk menembus hujan yang masih deras.
Baru dua langkah dia melangkah, seseorang menarik tangannya agar mendekat kepadanya, dengan payung ditangannya yang kini melindungi tubuh keduanya.
Ya, orang tersebut adalah Raden.
"Masih deras ini hujannya. Tunggu aja bentar lagi"
Kini wajah keduanya sangatlah dekat, karena payung yang muat untuk satu orang, kini untuk dua orang.
Mendongak, Dena berbicara, "Mau nunggu berapa lama lagi?"
Tak menjawab perkataan Dena, Raden langsung menarik tangan Dena untuk kembali lagi ke koridor. Dengan payungnya yang diarahkan ke arah Dena, sedangkan Raden harus berbasah kuyup.
Tubuh mereka berdua kini sama-sama basah karena air hujan. Hal itulah yang menyebabkan Dena kini merasa sangat dingin. Lebih dari dingin yang dirasakannya tadi, saat bajunya belum basah.
Melihat Dena memeluk dirinya sendiri, Raden langsung melepaskan jaket yang dikenakannya yang tidak terlalu basah serta topi yang dikenakannya.
"Nih pake" Setelah memasangkan topi di kepala Dena, Raden kemudian menyerahkan jaket tersebut pada Dena.
Dena lalu menerima jaket yang diulurkan Raden, kemudian dipasangkannya ke tubuhnya.
"Makasih. Tapi kamu gak kedingingan?"
Menggeleng, Raden kemudian tersenyum, "Dingin sih tapi ya it's okay. Karena mama aku pernah bilang, kalo cowok harus rela lakuin apapun untuk cewek. Termasuk harus kedinginan. Karena cowok emang udah kodratnya untuk kuat dibanding cewek. "
Tersipu. Dena kini tersipu atas apa yang dibicarakan Raden tadi. Sungguh, Raden benar-benar gentle.
Menyerahkan tangan, Dena berkata, "Aku Dena. Kamu?"
"Raden." Jawab Raden sembari membalas jabatan tangan Dena.
Melepaskan tangan, Dena kembali bertanya,"Kenapa belum pulang?"
"Tadi ada urusan OSIS. Kamu sendiri kenapa belum pulang? Gak baik sendirian disini"
"Niatnya tuh mau nunggu jemputan. Tapi ini gak dateng-dateng"
KAMU SEDANG MEMBACA
Radena
Teen FictionTOLONG BACA PART "BACA AJA" Raden dan Dena. Dua insan yang saling mencintai, saling menyayangi, harus berpisah hanya karena satu orang. Dipertemukan kembali oleh dimensi waktu. Yang membuat Raden mendapatkan kesempatan kembali untuk berjuang. Namun...