James Arthur - Say you won't let go****
"Radenku, cimit-cimitku, sayangnya aku, cintanya aku, kamu kenapa sih?" Tanya Relay, karena jujur, dia bingung dengan Raden saat ini. Dari tadi cuma berdiri, terus duduk lagi. Kayak gitu terus dari tadi sampe mampus.
"Najisun" Kini Gasle yang bersuara.
Mereka kini tengah duduk di bangku penonton pinggir lapangan. Ngeliatin anak sekelasnya yang lagi olahraga. Saat ini lagi jam olahraga, omong-omong. Dan Raden tak ada niat sama sekali untuk ikut gabung olahraga. Sebagai teman yang baik, Gasle dan Relay ikut-ikutan. Dan jadilah mereka disini. Cuma duduk-duduk manja.
"Kamu jahat mas."
"Den ajak balik tuh temen lo!"
Raden yang saat itu berdiri membelakangi mereka menoleh seketika. Menatap Gasle dan Relay bergantian. "Bukan temen gue"
"Hahaha ngakak anjenggg" Gasle langsung tertawa ngakak mendengar penuturan Raden tadi. Dikit tapi nyelekit.
Sedangkan Relay menampilkan wajah sedihnya yang bikin dia tambah imut. Tapi najisin, gitu kata Gasle waktu itu.
"Mas Raden jahat. Kita cere mas cere"
"Najis"
"Jijik"
Dua kata itu secara serempak keluar dari mulut Raden dan Gasle. Bikin Relay nambah ekspresi sedihnya.
"Dih kompak gitu ya ngomongnya. Jangan-jangan..." Relay sengaja ngegantungin kalimatnya biar mereka penasaran. Padahalkan b aja.
"Paan?"
"Jangan-jangan..."
Kini tatapan Raden dan Gasle hanya fokus di Relay. Sahabat teraneh mereka. Dengan kondisi sama-sama diam.
"Jangan-jangan..."
"Sekali lagi lu ngomong jangan-jangan jangan-jangan gue lindes pale lu pake truk." Ujar Gasle yang kini jengah dengan tingkah Relay. Dari tadi bilangnya jangan-jangan mulu.
"Penasaran ya mas?"
Setelah jeda sebentar, Relay kembali bersuara, "Jangan-jangan kalian JODOH!" Setelah mengucapkan hal tersebut, Relay langsung tertawa ngakak sampe guling-guling dilantai, yang bikin semua mata pada natap mereka. Karena suara ngakaknya Relay yang dahsyat itu, ditambah dia sambil guling-guling.
Sedangkan Raden dan Gasle hanya natap aneh pada Relay.
Ni orang gila kali ya?, batin Gasle.
"Lah apaan njing. Garing amat lu. Malu-maluin banget sih. Parah"
"Eh lay, lo gila apa kurang obat ato gimana?" Raden langsung jongkok mendekati Relay, dan langsung megang dahinya Relay.
Mendengar penuturan Raden tadi, Relay langsung berhenti tertawa. Mengambil posisi duduk, masih dilantai. Kemudian tangannya menepis tangan Raden yang masih ada di dahinya. Dengan tatapan seolah-olah Raden itu musuh baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radena
Teen FictionTOLONG BACA PART "BACA AJA" Raden dan Dena. Dua insan yang saling mencintai, saling menyayangi, harus berpisah hanya karena satu orang. Dipertemukan kembali oleh dimensi waktu. Yang membuat Raden mendapatkan kesempatan kembali untuk berjuang. Namun...