Justin Timberlake - Can't stop the feeling****
Dulu...
Kita senantiasa bersama
Tanpa ada yang mengahalangi
Berbagi suka maupun duka
Berbagi canda...
Berbagi tangis
Saling memeluk...
Saling menggenggam satu sama lainSekarang...
Bagai ada jarak yang memisahkan...
Kita terpisah...
Terpisah sangat jauh
Tak ada lagi berbagi suka dan duka
Berbagi canda dan tangis
Saling memeluk dan menggenggam kini terasa mustahil...
Semua tak lagi sama...
Karena dia...-Dena
Usai menyelesaikan puisi buatannya, Dena langsung menutup buku agendanya. Takut ada yang baca..., ditaruhnya lagi buku agenda tersebut kedalam tas. Lalu bergegas pergi keluar kelas, berniat pergi ketoilet.
...tanpa tau bahwa sebenarnya ada yang melihat semua kegiatannya tadi.
Ya, Raden-lah yang melihat hal itu. Dena terlalu asik dengan dunianya, tanpa tahu bahwa sedari tadi ada Raden di dalam kelas. Penasaran, didekatinya tas Dena yang ada diatas meja. Dibukanya dengan perlahan resleting tas itu. Lalu diambilnya buku agenda merah muda milik Dena.
Dua detik setelahnya, dibuka satu persatu halaman buku agenda tersebut. Halaman pertama, tertulis sebuah puisi dengan tulisan yang amat rapi. Kedua, terisi puisi. Halaman ketiga, juga puisi. Begitu seterusnya hingga sampai di halaman ke sebelas. Puisi yang usai dibuat Dena tadi ada dihalaman sebelas.
Dibacanya tiap baris kata puisi yang berjudul dulu dan sekarang. Baris pertama, sudah membuat jantung Raden berdebar. Entah karena apa.
Kok, jantung rasanya mau copot?,
Sampai di baris ke tujuh, terdengar suara Dena yang berbincang dengan salah satu murid didepan kelas.
"Aku masuk duluan ya"
Diluar sana terdengar suara Dena yang mengakhiri percakapan antara dia dan murid tadi. Buru-buru di tutupnya lagi tas Dena. Tanpa sempat memasukkan buku agenda merah muda kepunyaan Dena. Karena Dena sudah di perjalanan masuk ke kelas. Lalu berjalan ke arah tempat duduknya, dengan tangan yang meluk buku agenda milik Dena, biar gak ketahuan.
Lah, agendanya masih di gue. Entar dia curiga lagi?,
Dena langsung duduk di tempat duduknya, lalu ambil ponsel di sakunya. Kemudian ngebuka resleting tasnya, niat untuk ngambil earphone miliknya.
Disaat itulah, Dena sadar kalo buku agenda miliknya tidak ada. Semua buku yang ada dalam tas dikeluarkannya, kan bisa jadi keselip. Di obrak-abriknya buku tadi. Tapi tak juga ketemu buku agenda itu.
Kok bisa ilang sih?,
Selly, sahabat Dena, yang baru masuk kelas ngeliat Dena ngeluarin semua bukunya tak ayal bertanya, "Nyari apa sih? Kok dimetuin semua itu buku?"
Dena langsung menungakkan kepalanya, "Agenda aku ilang Sel."
"Lupa naroh mungkin. Diinget dulu coba."
"Ihh, gak mungkin lupa Sel. Orang aku abis ngebuat puisi. "
"Sini deh gue bantu cari."
Sementara Dena dan Selly sibuk nyari agendanya Dena, Raden disini cuma duduk, diem, natep mereka. Karena dia bingung harus apa. Buku agenda itu aja ada di dia.
"Raden!" Teriak Selly, barangkalo Raden tahu dimana buku agenda milik Dena, begitu pikirnya.
"Ya?"
"Lo liat buku agenda Dena?" Usai menanyakan pertanyaan tadi, kepala Dena tertoleh ke belakang. Arah Raden.
Raden menggeleng. Tidak tahu, atau lebih tepatnya pura-pura tidak tahu, lalu kembali fokus ke ponsel yang ada digenggamannya.
"Udah Den, ikhlasin aja"
Dengan terpaksa Dena mengikhlaskan buku agenda merah muda miliknya. Bukannya apa, buku itu sangat berharga baginya. Karena apa? Karena buku itu pemberian dia, pemberian Raden. Puisi-puisi yang dibuat untuknya tertulis disitu.
Setelah Selly keluar dari kelas, kepalanya kembali tertoleh ke arah Raden. Mengamati Raden yang sedari tadi fokus ke ponselnya.
I'm sorry Raden. I can't keep your gift.
***
A/N: Setelah sekian lama gak update, akhirnya update juga ya. Plis, jangan judge puisi diatas. Karena aku emang gak jago, terus itu dibuat dalam keadaan mepet. And, i want to ask you some questions. Ada gak sih yang nungguin ini cerita? Terus, kalo di unpub?•Melliiiiiy
![](https://img.wattpad.com/cover/93421934-288-k33958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Radena
Novela JuvenilTOLONG BACA PART "BACA AJA" Raden dan Dena. Dua insan yang saling mencintai, saling menyayangi, harus berpisah hanya karena satu orang. Dipertemukan kembali oleh dimensi waktu. Yang membuat Raden mendapatkan kesempatan kembali untuk berjuang. Namun...