“Gue suka sama lo!”Suara gadis itu menggema melewati udara. Keheningan seketika tercipta didalam ruang kelas yang sepi itu. Matahari senja menerobos menyinari bangku-bangku kosong menciptakan siluet dua orang yang sedang berdiri berhadapan.
“Nggak feel,” ucap Sam.
“Masih kurang greget ya Sam?” tanya Yuta penasaran.
“Kurang banget. Lagian, emang perlu ya pake latihan segala? Kalo menurut gue sih seharusnya secara spontan aja. Lebih kelihatan alami kan? Daripada harus repot,” ucap Sam sambil menggendong tasnya dan berjalan keluar kelas.
Yuta menggertakan giginya lalu berlari menyusul Sam.
“Harus latihan, ini beda dari yang lain. Butuh persiapan ekstra,” jawab Yuta.
“Lagian, lo kaya orang kurang kerjaan gitu? Biasanya cewek yang nunggu ditembakkan? Kenapa lo mesti repot-repot nembak duluan?” ucap Sam.
“Gue naksir sama cowok nggak peka. Kalo belum dipukul nggak bakalan nengok. Lagian gue nggak pengen terikat Girl’s Rule. Gue bakal lakuin menurut aturan gue sendiri,”
“Emang siapa sih cowok yang lo suka itu? Sini gue tembakin,” ucap Sam sambil membentuk jari-jarinya seperti sedang memegang pistol.
Bugh
Yuta memukul punggung Sam dan menatapnya sebal. Sudah satu minggu Yuta melakukan ini, berlatih menyatakan cinta dengan Sam sebagai lawan latihannya. Dia dan Sam sudah berteman sejak kecil, lebih tepatnya mereka tumbuh bersama.
“Sam! Gue suka sama lo!” teriak Yuta tiba-tiba.
“Masih nggak feel, gue kasih nilai 60,” ucap Sam.
“Cuma 60? Yakin? Gue nggak bikin lo deg-degan gitu?” ucap Yuta mencoba meyakinkan Sam.
“Gue emang udah deg-degan dari lahir. Kalo nggak gitu gue nggak hidup,” jawab Sam dengan wajah datar.
Yuta berjalan didepan Sam dan menghentikan langkah Sam.
“Buruan jalan. Keburu malem gue udah laper,” protes Sam.
Kemudian tiba-tiba Yuta menempelkan telinganya kedada Sam. Sam menatap Yuta dengan ekspresi kaget. Tapi beberapa detik kemudian dia memasang ekspresi yang mulai terlihat kesal.
“Gue udah bilang, itu tadi nggak feel. Lo mau tanggung jawab kalo gue pingsan dijalan gegara kelaperan?” omel Sam sambil mendorong Yuta menjauh dari badannya.
“Gue belum sempet denger detak jantungnya. Coba sekali lagi ya Sam?” ucap Yuta dengan wajah polosnya.
Tukk
“Aww!” teriak Yuta mengelus kepalanya yang baru saja dijitak oleh Sam.
“Sam! Tungguin!” panggil Yuta sambil berlari mengejar Sam.
-00-
“Sam! Gue suka sama lo!”
“Anjirr! Anak siapa sih lo! Ngapain lo disini!” teriak Sam.
“Greget nggak Sam?” tanya Yuta.
“Keluar nggak lo! Gue lagi mandi anjir!” teriak Sam dari balik tirai.
Yuta berdiri dipintu kamar mandi menyenderkan punggungnya dengan santai. Sedangkan, Sam berada didalam bathup yang hanya terhalangi oleh tirai.
“Apa sih panik amat. Dulu juga kita sering mandi bareng-bareng kan?” ucap Yuta santai.
“Itu pas kita masih Tk ogeb! Keluar nggak lo! Gue nggak mau bantuin lo latihan lagi nih!” ancam Sam.
“Iya, iya gue keluar! Bawel lo,” sahut Yuta sambil berjalan meninggalkan kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRASA
ContoSelalu terselip kisah disetiap masa.. Kumpulan kisah romansa dari berbagai masa dan dunia. Saya nulis karena saya suka.. 😊