Part 14. "So, girl, dont cry your heart out!"

242 8 0
                                    

Part 14. "So, girl, dont cry your heart out!"

Cody Love Story. Created By: Dila Ramadhanty (@dilaarrrr)

Notes: sorry for typo(s), abalism, gaje, bad story, heartattack and anything. Please do not copy any scene on this story bc this story is belong to me! Enjoy, Fella!

----

Sekitar 15 menit kemudian, gue dan Cody sampe di Starbucks. Setelah parkir, gue dan Cody langsung masuk dan cari meja Kylie. Ternyata mereka ngambil tempat di pojok deket jendela. Jadi gue dan Cody langsung nyamperin mereka.

"Hello sweetheart, hows your feelin?" Sambut Kylie setelah gue berhasil mendaratkan pantat gue di kursi Starbucks.

"Better. Thanks." Gue senyum tipis.

"Dont be sad, sweety. We are here for you, anytime. Especially, Codsta! He was worried about your heart. He loves you too much. Dia takut kamu ga kuat dan---"

"Could you stop it, Kylie? Dont you dare. Crystal masih berkabung. Kamu tetep aja sukanya ngeledekin kita." Cody potong omongannya Kylie yg bikin Kylie meringis terus ngacungin tanda "peace" ke Cody.

"Sorry, hehe. Okay, well Crystal, kamu harus makan. Sebentar lagi makanan kamu sampe."

Dan bener aja, ternyata Kylie udah pesen Sandwiches buat gue dan Muffin buat Cody. Sedangkan minumnya dia pesen Double Chocolatte Chips Frappuccino Blended Creme buat gue which is frappuccino favorit gue di Starbucks dan Caramel Flan Frappuccino Light Blended buat Cody.

Tapi gue bener-bener ga nafsu makan. Gue masih ngerasa kosong karena Harry ga ada. Dia ga bawel kalo gue gamau makan. Gue ngelamun sementara Frappuccino cuma gue aduk aduk dan Sandwiches-nya gue diemin. Cody nengok ke arah gue terus ngusap-ngusap rambut gue. Gue sadar kok. Tapi gue terlalu lemes buat respon dia, jadi gue diem aja.

"Bee, are you okay?" Kata Cody.

Gue menghela nafas sambil nengok ke dia terus senyum, "I'm okay. Dont worry:)"

Dia ngerangkul pundak gue dan nyenderin gue ke dadanya.

"Its okay kalo kamu butuh pundak aku buat taruh kepala kamu yg pasti kerasa berat sekarang. Aku akan selalu ada buat kamu, Crys." Bisik Cody.

Perlahan-lahan gue senyum. Gue diem aja. Ga berontak dari pelukan Cody. Gue nyaman. Gue hanya ngerasa kehilangan Harry. Kehilangan yg begitu dalam. Gue bahkan ngerasa bersalah karena saat dia pergi pun gue masih tetep tega nyakitin dia dengan bohongin dia yg akhirnya jadi nyakitin diri gue sendiri.

Gue tutup mata gue dan air mata keluar dari mata gue. Cody pasti tau gue nangis karena air mata gue jatuh ke kaus putih yg lagi dia pake sekarang. Dia ngusap-ngusap rambut gue.

Kylie yg ada di samping kanan gue ikut ngusap-ngusap punggung gue. Dia yang paling ngerti gue selain Cody. Gue beruntung banget punya mereka.

----

Gue dan Cody sekarang udah ada di balkon kamar Cody. Dad udah tau kabar meninggalnya Harry, tapi malam ini dia gabisa pulang, makanya dia nitipin gue ke aunt Angie.

"Malam ini bintangnya banyak. Cerah banget ya. Harry pasti jadi salah satu dari banyak bintang yg bersinar malam ini. Dia pasti liat kamu dari sana, Bee. Makanya kamu jangan nangis terus. Nanti Harry sedih juga liat kamu nangisin dia." Kata Cody sambil natap mata gue dan ngelus-ngelus rambut gue.

Gue nengok dan senyum, "Aku kangen Harry, Co. Salah ga sih? Aku kangen pas dia lagi hangout sama kita. Aku kangen senyumnya. Tulusnya tatapan dia ke aku. Salah ga sih, Co?" Air mata gue mulai netes lagi.

fate // c.s a.uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang