Dihamparan padang bunga yang didominasi warna merah itu Kiran terbangun dalam keadaan bingungnya.
Ini dimana?!
Tempat apa ini?!
Dimana yang lainnya?!
Kenapa aku cuma sendirian saja?!
Bukankah terakhir kali ia bersama....
Kiran tersentak memutar kembali ingatannya, dan...
"Rana!! Rana!! Apa kau bisa mendengarku??! " harap harap cemas Kiran mencoba me midlink wolf nya.
'Ya, Kiran. Aku bisa mendengarmu!! ' Huuffhhh... Kiran menghela nafas lega. Ternyata ia tak sendirian disana.
"Apa kau tau kita ada dimana, Rana?! "
'Entahlah... tapi aromanya terasa tak asing untukku. Aroma tempat ini seperti aroma.... rumah. '
Dahi Kiran mengernyit.
Bagaimana bisa Rana menyatakan tempat yang dipenuhi bunga berwarna merah ini beraroma seperti rumahnya... padahal seingatnya rumahnya di pack nya dulu tidak ada bebungaan seperti ini. Dan aromanya juga tak seharum ini."Rumah??! Apa kau yakin?! " Kiran bisa merasakan Rana yang menggeram nyaman dalam pikirannya. Menikmati aroma harum tempatnya berada seolah tempat ini adalah....
Tidak mungkin!!
Apa memang Kiran sudah mati makanya ia bisa sampai ke tempat indah bak taman nirwana ini?!
"Tidak... kau belum mati, sayang. Dan kau tidak boleh mati... karna ada seseorang yang menanti dan membutuhkanmu di alam sana!! " suara siapa itu?! Itu bukan suara Rana.
Mata Kiran menyusuri taman mencari asal suara itu. Dan akhirnya ia menemukannya.
Sesosok wanita cantik dengan rambut hitam mengibar dan bergaun merah panjang yang menjuntai membungkus indah tubuhnya... nampak melayang turun dari langit dan menghampirinya."Anda... siapa?! "
Wanita cantik itu tersenyum ramah... hingga Kiran dibuat kikuk sekaligus terpesona melihatnya. Wanita itu... mungkinkah dia..... "Mungkinkah anda sang moongoddnes?!! " tanpa sadar Kiran menyuarakan pertanyaan yang ada dipikiranna.
Wanita itu terkikik kecil seraca berjalan semakin mendekat kepada Kiran... membuat Kiran sadar, kalau ia sekarang juga tengah mengenakan gaun berwarna merah seperti wanita didepannya. Hanya saja gaun Kiran lebih simpel dan lebih pendek dari yang wanita itu kenakan.
"Maaf mengecewakanmu, sayang. Tapi aku bukan Sang MoonGoddnes yang agung. Aku adalah seorang shewolf istimewa yang langkah. Sama sepertimu. " penjelasan lembut wanita itu malah makin membuat Kiran bingung. Apa maksudnya?!
"Sama sepertiku?! " Kiran butuh penjelasan lebih. Namun dari pada menjelaskan.... wanita itu malah mengulurkan tangannya kearah Kiran, dengan masih senyum yang ramah menghiasi bibirnya.
Sejenak Kiran ragu. Menatap tangan yang terulur padanya serta wajah pemilik tangan itu secara bergantian.
Haruskah Kiran menyambut uluran tangannya?!
'Percayalah padanya Kiran. Dia akan menunjukkan takdir Kita. Takdir yang membuat kita sampai disini. ' Dan segala keraguan Kiranpun hilang. Sekali lagi ia bersyukur ada Rana yang bersamanya.
Perlahan Kiran menyambut tangan lembut itu. Sedikit terkejut saat merasakan betapa dinginnya tangan yang kini berada dalam genggamannya.
Dan ia semakin terkejut ketika sengatan sengatan kecil tiba tiba mencalar menyusuri lengannya... menghantarkan percikan kilat keseluruh tubuh Kiran... yang semakin lama, semakin besar... makin besar... hingga entah nyata atau tidak, iris mata Kiran menangkap kilasan kejadian demi kejadian masa lalu wanita itu. Dari kilasan bahagia... sampai kilasan menyakitkan yang menjadi akhir hidup dari wanita cantik didepannya.
YOU ARE READING
Mate for Kiran
Hombres LoboHidup normal seperti werewolf yang lain... dapat melakukan perubahan shift,menemukan Matenya lalu hidup bahagia selamanya bersama. Itulah impian Kiran. Tapi sepertinya sang Moongoddnes memberikan takdir yang lain untuknya... takdir yang membuatnya...